Tuesday, May 7, 2013

Wild Edelweiss 2

by Ellyssee Lavin (Notes) on Saturday, June 19, 2010 at 2:12am


Edelweiss si bunga abadi...
Kukira mudah meniru, dan menjadi dirimu
Tak pernah pula aku merencana, dari ilalang aku mencari yang lebih darinya
Dari mengagumi rumput biasa dengan pribadi hebatnya, dan menginginkan menjadi bunga mahal dan abadi dalam ketegarannya, dalam kecantikannya, terlebih ke"hidup"annya yang luar biasa

Edelweiss si Bunga Abadi...
Diatas gunung sana, di puncak kesunyian yang hampir hampa,
engkau bersemi dalam hidup bahagia
Engkau tak risau tanpa warna memukau, tiada khawatir tumbuh sendiri dalam lingkaran getir, engkau hujamkan akarmu penuh bijak
Engkau kian cantik dialam liar, dalam tuntutan hidup kasar, kian dewasa dan semakin tegar
Pilihan hidupmu istimewa, lain daripada ribuan lebih bunga
Pribadimu luar biasa, begitu luhur dan bernilai bijaksana

Edelweiss si bunga abadi...
Hanya sekelumit pemahaman yang mau mengerti, tak banyak pengertian pula yang cukup mengenali
Diammu adalah bahasa tingkat tinggi, jauhmu adalah sebuah kemahalan eksistensi luhur budi
Dalam senyap dan keasingan, alam pun kau taklukan menjadi sahabat seperjalanan, dalam menjalani kehidupan
Edelweiss si bunga abadi...
Aku kian mengagumimu dari setiap sisi, bukan wajah jelita rupa atau mencari harum wangi bunga
Betapa engkau lambang jiwa yang tak pernah kerontang dalam dahaga, sungguh engkau pribadi dengan ketegaran hidup yang tangguh, berhati kukuh, menjalani hidup yang terkadang kau pijak ditepi tebing yang curam dan rapuh tanpa keluh
Engkau tak pedulikan seputarmu yang penuh kaku tak pedulikanmu, kesendirian kian membuatmu tegar tiada layu, keterasingan kian buat batinmu kuat setiap saat tanpa berharap
Hanya lurus tinggi tetap engkau hidup menghadap, ikhlas tulus hanya mencintai keTunggalan Sang Dzat
Karena hanya Dia yang menjadi alasan betapa hidupmu kian hebat, dalam hakiki yang abadi dan begitu diCINTAI dalam Mencintai Sang Sejati

dari dan kepada Edelweiss si bunga abadi.....

No comments:

Post a Comment