Tengoklah Kedalam.....
by Ellyssee Lavin (Notes) on Friday, January 29, 2010 at 11:48am
Semula...
Aku bingung mencari dan mencari
Sempat mengerut hati, dan menciutkan keyakinan dan tekad yang lumayan kuat
Buku riwayatku begitu buruk, catatan2nya menyiratkan bahwa aku begitu sengsara hidup dalam jiwa terlunta, terpuruk dan sesalku kian menumpuk
Sementara dunia kian senja, alam pun mulai beranjak renta, akupun terhenyak dalam rongrongan derita yang tak biasa
Kemarin, belum lah lama
Bukan mimpi atau khayal, karena sepenuhnya aku tersadar
Dalam suatu kehampaan malam, aku hanyut dalam renungan dikesendirian
Tiba2, aku tersentak, seketika tak ada ya terdengar dari benak, tak sesuatupun hadir dalam pikir menghinggapi otak
Kudapati diriku dalam bayangannya, terbaring lemah, rebah penuh harapan yang tersaput kemelut resah, menatapku penuh mohon yang tak kufahami
Kuhampiri bayanganku, kutanya apa yang dikehendakinya dariku
Perlahan bayanganku melambaikan tangannya menggapai2 dan memintaku mendekatinya yang masih diam dan membisu
Lalu dia mulai berkata...
Lihatlah diriku, tersiksa rasanya tanga kasih dan pedulimu, kau telantarkan aku lemah tanpa cinta, kau diamkan aku beku tanpa rindu, kau biarkan aku merana tanpa kau mau tahu...
Tidakkah kau merasa hampa tanpa diriku, mengapa kau begitu sombong membanggakan bajumu, sementara tubuhmu penuh borok yang amis dan teramat bau...
Mengapa kau tak pernah berkaca tanpa merias diriku, mengapa selalu berbicara tanpa jujur padaku, mengapa kau bisa berkelakuan begini dan begitu tanpa ijin dariku...
Tetapi kau biarkan aku terseret2 gugus habis dalam kecamuk nistamu, kau acuhkan aku saat aku kesakitan kau bawa paksa dalam alur nafsu duniamu, aku terluka, aku berduka, aku dahaga, aku sengsara kau deritakan aku begitu lama
Tidakkah kau sadar aku adalah dirimu, apa yang lihat adalah penglihatanku, apa yang kau dengar aku juga mendengar sepertimu, apa yang kau rasa akulah serta yang merasa, apa yang kau lakukan akupun turut melakukan, aku adalah dirimu, aku bayangan dari cerminmu, akulah yang kau rasa dan kau lihat itu
Akulah yang tak pernah setuju dengan segala kebohonganmu
Akulah yang menentang saat kau tebarkan kemunafikan
Akulah yang marah saat kau berulang nikmat berbuat dalam salah
Akulah yang selalu melarang kau mengabaikan kewajiban dan laku murni kebajikan
Akulah yang senantiasa mencubitkan sesal saat kau sakit dan kecewa dalam kesalahan fatal
Akulah yang peduli saat kau menahan nyeri sendiri
Akulah yang menemanimu saat tak ada yang mengacuhkanmu
Aku senantiasa ada dalam dirimu, karena aku adalah dirimu, aku adalah bayangan dari cerminmu
Jangan terdiam bisu dan seolah layu dalam lesu, aku bukan menghakimi dirimu, aku hanya ingin kita kembali damai menyatu, seiring sejalan dalam menjabarkan hidup dan ilmu yang menghidupimu
Jika kau masih ragu atau tidak tahu, bergurulah pada siang dan malamu, yang tulus bersama dan berdampingan mengitari dunia tanpa keegoisan dan kepura2an
Bergurulah kau pada ombak dan lautan, yang selalu setia kembali menyatu ketengahan meski tak sering menjamahi pasir di daratan
Bergurulah kau pada petir dan hujan, yang selalu ada hadir bersamaan meski mereka berbeda wujudan, tetapi tetap setia dan sama2 dalam bersuara
Bergurulah kau pada bulan dan bintang, sama halnya selalu bersama2 dalam menghiasi dan menerangi gulitanya malam tanpa perselisihan
Mestinya kau pun setia pada bayanganmu, bukan jasadmu yang najis dan berdebu dan selalu mempermalukanmu
Akulah cerminmu, bukan kaca murahan yang renyah dan berbingkai, atau permukaan bening telaga itu
Akulah ketenanganmu bukan kasih sayang dari teman dan orang2 sekitar yang selalu memberi dan mengharapkan imbalan
Akulah rasa malumu, bukan penghargaan
dan pujian yang penuh kemunafikan
Akulah kekayaanmu, bukan uang dan materi imitasi duniawi yang sarat nafsu, bagai baranya api
Akulah kebahagiaanmu yang abadi, bukan alam maya yang sebenarnya fatamorgana dan halusinasi jiwa yang sengsara
Kembalilah padaku, raih aku, jamah aku, rias aku, basuh aku, rindui dan cintai aku bukan ragamu yang kotor itu
Jangan terlena dalam kesemuan yang menjemukan, karena hanya membawa kebodohan dan kesesatan yang menelanjangimu diatas ingkar
Jangan kau pandangi keluar, tapi tengoklah kedalam, dimana dirimu nyata dalam sebenarnya badan dan alam sejati kehidupan
Karena aku bukan sekedar cermin dan bayangan
Salam
ReplyDelete