Tuesday, May 7, 2013

AKU, NURANI dan PERJALANANKU........ (ellyssee lavin)

by Ellyssee Lavin (Notes) on Monday, March 8, 2010 at 3:11pm



Apakah aku hrs tertawa mengumbar suka
Atau mengulum senyum dibalik selubung kagum
Entah bgm kumenyanyikan rasa
Karena cinta begitu gamang kubahas dalam biasa bahasa
Mestinya tak perlu kulukis tangis
Karena air mata tak lagi mengukir garis
Duka telah memudar dalam warnanya yang kemarin begitu menusuk batin

Malam yang panjang telah lelah merangkum pedih sang rembulan
Bahkan bintang2 telah bosan tawarkan pesona kejora
berkedipan
Kini sang pekat tak lagi gelap
Cahaya telah tiba hadirkan Dewi Purnama
Kelabunya cakrawala tak lagi simpan wajah merana
Sendunya terbenam dibasuh gerimis dalam temaram

Merdunya nyanyian alam, buaiku dalam kesendirian
Saat kurebah dipelukan dan pangkuan sang Cinta
Duhai damai...
Beningnya telaga adalah lukisan rasa
Begitu lepas kuhempas hingga sampai di asa hampa Rindu dendamku telah usai kutumpahkan
Kutuang habis seiring kerontang hujanan tangis
Gairahku telah kembali suburkan tanah gersang diberanda hati
Kini ingin aku bernyanyi senandungkan Sir Sejati
Dengan irama petikan dawai nurani sang Dewi

Biarkan mengalun isi hasratku yang telah lama tak bergaung
Biarkan simphoninya penuhi taman dasar samudera
Kedalaman rasa tak lagi terjamah rasa
Tingginya sadar tak lagi terbahas nalar
Decap do'a dibibir jiwa tak mampu uraikan lagi ejanya
Gema dzikir bukan lagi ungkapan bibir
Nasib dan takdir tak lagi terkuasa fikir

Perjalananku telah menggilakan sayap2 dibelahan dada
NurMU laksana pupus dari kelam dan tebalnya hijam kabut
KasihMU laksana belati yang menghunus perisai beku dikegelapan hati
CintaMU masih asyik kubaca dalam surat dan sirat tulisan dari buku sang Sukma
BahasaMU terlalu indah hingga hanya mampu dalam ikhlas pasrah aku mampu menggubah

Akhhh...
Lagi lagi aku terperangah
Saat aku kian dalam menghayati dari laju diri menerjemaah
Tiada warna, tiada garis, tiada titik tanpa rupa dan wajah yang terwujud
Kebingunganku kian rapuh terantuk tak berbentuk
Namun tak lama hening menuntunku dalam bening, TanganMU lembut beriku petunjuk
Tak perlu risaukan butanya telunjuk
Namun kulitnya menyimpan serat2 makna lebih dari sejuta rambut ijuk

Kupas perlahan lapisan demi lapisan yang tak terpisahkan
Sibakkan kesadaran dibalik tipisnya arti kesadaran
Cerna dan pandang melalui mata yang transparan
Ikuti bahasa dari suara yang belum pernah kau dengarkan
Baca segala rasa dari penglihatan mata yang tak biasa
Aksaranya kian indah dan berbeda setiap kali kau raba

Diamku kian pasti bukan kaku atau mati
Sementara AKU kian sibuk asyik di"dalam" menyelami
Samudera yang tenang, luas dalam dasar bak setaman
Tak ayal kusinggahi dan kukenali
Tanpa ombak dan gelombang badai menggodai
Karena samuderaku telah kutaklukan sebelum kuselami
Dulu kucongkaki sombongnya sang waktu
Namun kiranya alfa telah buatku keliru
Betapa kini hari2ku tasbihkan Rindu disetiap denyut nadiku
Bahkan siang malam kurasakan kasmaran dalam degup jantung dan nafas disetiap helaan

Kini aku bahagia
Jalanku kian terang
Pastiku kian hakiki
Raguku tak lagi kupungiti
Risauku tinggal rerumputan hijau yang kupijaki
Tumbuh menjadi tanaman yang tak perlu kusirami
Biarlah hanya menjadi alas diatas tanah yang tak kan lagi tumbuh tinggi, seperti ilallang yang senantiasa bergoyang menghalangi
Gurun pasir tempo hari
Kini mulai menyesuaikan diri

Hamparannya hanyalah pasir yang yang tak perlu kuusir
Karena kusam debunya telah terbiasa kusisir
Biarlah menjadi bagian dari taman tanpa merusaki seluruh rupa tanaman
Angin pun telah luruh kusapa dalam tarian menyentuh
Amuknya tak lagi pengaruhi gemulai batin ini
Biarlah dia menjadi bagian dari irama, yang kan membuatku kian mahir memainkan tarianku,
Karena iramanya adalah sesukaku atas tenangku



Berbekas selalu pesan Nuraniku....

Bahagia tak lantas harus tertawa
Meski suka pun tak harus mengumbar senyum
Biarlah rasa yang menjawab Sang Rasa
Biarkan hampa yang di "isi" Sang Hampa
Biarkan bahagia hampiri sudi mencari singgasanaNYA Sendiri
Usah kau lagui suka dalam bahasa wacana Cinta
Karena Dia ada tanpa kau minta
Karena Dia tetap disini meski kau pergi
Karena Dia bersamamu walau kau berlalu

Jadikanlah gelapmu terang
Raihlah cahaya mandikan seluruh rupa
Diamlah tenang dan bentuklah strategi peperangan
Atau kembalilah telanjang mengarungi dan menyelami samudera hati
Nikmati hakiki tanpa belajar berbasa basi
Yakinmu tak kan butuh pengakuan dari mulutmu yang berbau kemunafikan
Bicaralah dalam "ruang"anmu saja
Dengarlah suara yang hanya sampai pada kehampaan jiwa
Rasalah tanpa kau rindui nikmat atau ngerinya
Dia hanya tawarkan Sederhana dari BijakNYA
Bukan beri bangga atau kepuasan memiliki Mutiara
Karena Mutiara kau miliki bukan untuk kau genggam
Namun Mutiara yang memintamu untuk nyalakan kilaunya yang tak kau sangkakan

Andai kau tak pernah mampu temukan
Kembalilah selalu menyelami dasar lautan
Jangan menyerah dan kembali dalam pasrah yang salah
Percayalah...
Hidupmu hanya ada dalam Hakikatmu
Bukan dongeng dari cerita pentas mayamu

No comments:

Post a Comment