Tuesday, May 7, 2013

ANTARA HUJAN, KENANGAN DAN CINTA..........

by Ellyssee Lavin (Notes) on Wednesday, April 21, 2010 at 10:47pm



Kudengar sayup... ribuan lebih butiran air jatuh di hujan yang kuyup
Suaranya biasa saja singgah ditelinga
Gemericik, dan terkadang sesekali mengecil dan kemudian berisik kasar kembali
Hawa dingin selimuti malam yang muram
Perangainya kian kelam tanpa kehadiran rembulan dan kilauan bintang - bintang
Sepi pun merayap menyelinapi dinding benak
Angan kian ramai meracaui hati yang mulai bernyanyi

Kali ini ingin kuisi malam dengan puisi - puisi kisah sunyi
Karena aku telah begitu lama jatuh cinta bermain rasa
Menabuh kembali suara hati dialam kenangan lama
Kusut masainya asyik kusisir dalam telaah damai
Kelam kusamnya kuulang belajar menata bijak dalam sadar
Masa lalu yang usang, kini terasa hidup dalam alunan irama rindu yang menyala redup
Tiada bekas selain kunamakan masa kecil dalam kelas
Bukan sisa jaman selain legenda yang sarat akan usungan pelajaran
Tiada yang pantas dilupakan seperti ausnya arti kenangan, hanya manisnya kau rasai dg senyuman, dan pahitnya kemudian kau buang dalam cibir kemunafikan
Sepertinya sengaja, kau benamkan luka lama, pedihnya kau kuburkan dengan nisan tak bernama
Kau lupakan pesan makna derita yang membekas diatas kerandanya

Seolah jengah kau akui dirimu telah alami kalah
Sepertinya engkau malu pada cermin lalu yang lekat menatapmu
Bahkan kau katakan tidak diujung bibir yg getir, sementara hatimu gumamkan iya dalam waktu yang sama

Suara hujan tak terdengar lagi, lamunanku seketika tersisa separuh rasa
Dahulu dan kini memacu hasrat diri tuk lebih jujur mengakui
Aku baru menyadari, apa yang kupelajari dari kenangan di usangnya diary, siapa yang pantas kujadikan saksi sejati akan catatan hidup dan essensi diri

Dahulu.., yang kemarin masih berserakan dipelataran batin
Masa lalu.., yang semalam kusimpan dan kubenamkan dalam dalam
Kini tergugah gigitan sunyi malam yang mencekam, kembalikan lembar2 serakan kenangan yg kini telah terangkum dalam buku bersampul terang
Kisah yang tertera indah terjalin dalam puisi dan cerita jiwa
Dari bait bait yang tersurat pahit, tak lagi terasa dan terbaca sakit
Setiap sirat dari syair syair yang bernyanyi getir, terlahir pasti kebekuan hati yang perlahan mencair
Lirik yang menarik, mendendangkan makna lagu rindu qalbu yang cantik

Kupisahkan antara hikmah dan risalah
Masa lalu tak selamanya pantas dijadikan sejarah bersalah
Betapa sesal tak sepatutnya larut buat jiwaku tersudut
Andai warnanya tersaput kelabu tebal kabut hidupku
Cerminnya telah jujur tulus menjadi guru pribadiku
Sebuah potret diri yang tak semestinya kurobek dalam benci
Namun garis dan warna nasib mampu buatku lebih mawas menelisik
Rasa yang dahulu ada tersisa betapa indah kujadikan pujangga
Perjalanan tetap mengalir dalam ritme dan irama yang sama
Hanya kesadaran yang menentukan keusaian riuhnya gundah gulana
Lupakan saja diary yang lama, andai telah kau serap habis makna ceritanya
Usah hiraukan sebaris petikan kisah sadis yang sempat buat sisi qalbumu pedih teriris
Karena waktumu mungkin saja hampir dekati batas habis
Buatlah pagar diri agar langkahmu kakimu tak jatuh tergelincir lagi

Diamlah dan kenang dirimu dalam senyap yang tenang
Hempaskan belenggu nafas berat yang sesakkah dadamu
Rasakan sepimu hampiri kesejukan arti merindu
Dekati nurani dan ajak dia mengupas kemelut merahnya hati
Karena warna sejatinya hanya suci yang paling murni
Sentuh jiwamu dalam jeritan terdalam
Rasakan cekam dari diam biarkan damai memelukmu sisihkan kegamangan
Biasakan rasa hampa hadirkan keutuhan jiwa berjumpa sang tunggalnya
Cinta dalam sadar, seperti hamparan taman kembang mawar
Hadirkan cita rasa pada dzikir seorang pemuja
Hasrati CintaNYA, hadapkan wajahmu kearah dimana sang Cinta
Ketika jiwa dahaga seteguk air jernih, tak ada lagi gunanya gula
Sejak kudengar tentang dunia Cinta
Kumanfaatkan hidupku, hatiku dan pandanganku di perjalananku
Aku pernah berfikir sebelumnya, bahwa Cinta dan yang dicinta itu berbeda
Kini aku mengerti bahwa keduanya sama

Indahnya menuliskan kisah berburu hikmah dari segala makna
Cerminku baru saja melahirkan wajah baru yang tak berbeda
Hanya sinar dan auranya terpantul berbeda warna dan cahaya
Setelah kelamnya kenangan hadir memberikan kesaktian wejangan
Kelabunya seketika menjadi maha guru bagiku
Kepahitannya biaskan manisnya sebuah tafakur rindu
Perihnya berganti rasa damai dalam asa yang pasti bahagiakan janji hati

Lebih dari sekedar puisi, ketika kian dalam sadar ini mematri hati
Aku tak semestinya lara dalam mencari CintaNYA
Aku tak pantas menangis saat KasihNYA mencurahiku tiada batas habis

Tiada niat didada tuk menjadi pujangga
Ketika hati tulus mencairkan beku dendam rindunya
Menggemakan harap dalam gaung dzikir dan do'a
Mengisi sunyi melalui diam dan sendiri menjamahi damai Kasih Illahi
Menghangatkan kesendirian dalam cengkrama pelukan sang Rahman
Menyemai pasrah, menuai berkah demi menenangkan lautan jiwaku yang gundah

Kekasih...
Balas rinduku dari rasaku yang terpedih
Jawab do'aku dengan Cinta yang tak pernah kujumpa

No comments:

Post a Comment