Tuesday, May 7, 2013

PESAN SI MISKIN PAPA.....

by Ellyssee Lavin (Notes) on Monday, April 12, 2010 at 7:45am

Batinku melenguh saat haru menyentuh
Tanpa firasat apapun meski ak terjaga sblm subuh
Mentari pun tak gamang hadirkan merona dalam semburat terang
Seringai pagi ini tak buat janji tuk beriku sajian pilu

Mungkin kasih saja tak kan pernah cukup buktikan cinta
Realisasinya begitu butuhkan lebih dari sirat rasa yang ada
Aku mulai lemah dalam getar asa tanpa daya
Apa keterbatasanku menjadi luka atas seribu iba yang terpampang didepan muka
Ketulusan hanya sampai menghantar pada tepian kasihnya
Inginku bak tiada mampu sampaikan rindu pada sombongnya Semeru

Ya Rabb...
Pesan apa yang Kau ingin sampaikan padaku
Dalam lukisan muram di wajah pagi yang indah
Ironis, senyuman cakrawala kubalas dgn sendu gerimis
Maafkan aku mentari, aku malu menatapmu tanpa senyumanku

Mestinya aku tak larut dalam sandiwara dan lelucon badut
Betapa perannya hanya mampu ceritakan sebuah balada
Padahal seharusnya membuat senyum dan dunia terpesona

Ya Rabb...
Engkau tahu aku dan ke-papaanku
Namun hasratku menjulang melebihi asaku yang lebih dahulu terbang
Kini kenyataan buatku meracaui resahku
Andai aku bisa merubah nuansa drama yang ada
Kelemahanku makin kuat memaki dan mencaci hati
Menuntut dan menyalahkan segala simpati
Apa yang bisa kubuat dlm sebatas angan yg menggeliat
Aku hanya mampu melihat, melihat lalu perlahan trenyuh dan terisak
Dunia mampu buatku tersudut dalam melodramanya
Mencemoohku yang tak miliki kuasa sang raja

Ya Rabb...
Hukum aku dalam rasa terpilu, andai itu akan mengurangi rasa bersalahku
Atau pinjami aku sedikit KuasaMU
Agar aku mampu menyulap iba menjadi bahagia
Kepada wajah wajah terkasih yang tengah lara
Luluh lantak sudah hatiku meratapi diri
Tak mampu mataku menatap lebih lama lagi
Siratnya terlalu tajam melampaui nyeri yang merajam
Kemiskinan mereka seolah meraung dan meneriakiku, mengharap uluran dan berlindung
Aku tak tahan dalam keadaan yang menyakitkan
Betapa aku malu dengan pakaian bersih yg melekatiku
Betapa aku nampak hina berdiri dg sepatu berharga
Betapa aku risih melewati mereka yang kumuh masih, seketika ak merasa lain, sakit dan tersisih

Ya Rabb...
Syukurku terlalu masih angkuh
Ketika mereka mengajariku dalam arti rapuh
Aku masih tak berarti apa2 di dpn si miskin papa
Aku masih menjijikan dalam diam tanpa kuasa ulurkan tangan

Ya Rabb...
Beri mereka makanan nikmat yg lebih dari aku
Beri mereka tidur yang nyenyak tanpa gelisahku
Beri mereka tenang daripada tentramku
Beri mereka nyaman diatas kebaikanku
Beri mereka aman daripada selamatku
Beri mereka bahagia diatas sejahtera saya
Beri mereka sehat dari segala sentosanya
Beri mereka cukup daripada lelapku yg berselimut
Beri mereka manis daripada maduku
Beri mereka kaya diatas seribu rasa suka cita saya

Hanya itu hasrat dan ingin yang buatku terpuruk dalam tak berdaya
Dengar dan buatlah asaku untuk KAU jadikan nyata
Meski begitu buruk KAU menilainya dalam sebentuk do'a
Paling tidak, rasa mereka lebih "ada" daripada segala yang aku punya
Paling tidak biarlah yang kudapat tidak lebih dari bahagianya
Karena hamba hanya mampu katakan cinta dan rasa sejuta rasa
Itupun hanya terbias dari sinar mata dan tangisannya

Tersungkur aku dalam agung sujud tasyakur
Rebah batinku dalam wujud pasrah qolbu
Si miskin baru saja menjadi guru
Dan deritanya tak lebih sama dari baju baju nafsuku
Senyumnya lebih mulia daripada bersihnya pakaian yang kupunya
Tiada makan minumnya ajariku tak serakahi cawan dunia
Sedikit lelapnya ajariku terjaga dalam sadar di fana rasa
Jarang mimpinya ajariku lebih menghuni alam sang Atma
Kotor dan compang camping bajunya, memberi makna, betapa nafsu dan kulit adalah tak lebih jijik dan hina dari segala
hartanya
Namun sinar matanya hanya siratkan satu pesan sederhana

Aku hanya butuh Tuhanku saja......

No comments:

Post a Comment