Sunday, August 19, 2012

tiada jalan yang paling indah selain "cinta"
tiada rumah yang paling lapang dan suci selain "hati"

(E)

Thursday, August 16, 2012



  









ROMANTIKA KEMBARA JIWA

Hidup n perjalanan ini bagaikan tarian saja
Penuh dengan liuk lagu dan nada
Jiwa seperti tak sadar terkesima
Rasa seakan terbuai hipnotisnya irama
Betapa suara yang penuh warna mampu bangkitkan gairah sukma
Jiwa hanya pasrah mengikuti alunan irama semesta.



Terkadang melodinya syahdu mendayu
Mengantarkan jiwa dalam kepiluan membiru
Hanyut rasa luruhkan qalbu
Tak kuasa pedih mengiris hati tak menentu
Hingga luka seribu torehkan dalamnya rindu
Jiwa seperti kehilangan arah dan laku
Larut dan karam dalam nyanyian sendu
Lemas bertaut lagu mengharu
Berpilin tangis diantara irisan melodi yang berpacu
Sungguh jiwa yang rapuh tak mampu menolak semua itu

Sesekali berganti dalam alunan ceria
Menggugah mekarnya rasa bahagia
Semikan musim cinta pada kuntum mawar - mawar jingga
Semburat senyum terbit pada wajah bak purnama
Sinar mentari melukis merah pada pipi nan merona
Cahya terang melesat berpendar melalui bahagia yang terpancar dari dalam dada
Jiwa pun seakan berputar menari di taman nirwana
Terbuai kenikmatan yang hanya mampu terlukis cahaya
Inilah apa adanya jiwa sebagai wayang yang tak berdaya dalam Kuasa Dalangnya

Dan
Tiba - tiba, lagunya berubah bingar
Iramanya bangkitkan letupan - letupan rasa nan liar
Nada yang tercipta seolah panas murka n amarah yang membakar
Kini sang jiwa membara, tiada daya dalam tembang yang membuatnya menggelepar
Nuansa kian lenyapkan naluri dari sadar
Rasa yang terpanggang membuat qalbu lesu terkapar
Buas, panas, gerah, geram, marah, benci, seolah menjadi lagu yang sulit lagi ditawar
Apa daya, musik itu masih terdengar menggelegar
Selama jiwa masih mencari "hakikat" tempat bersandar

Bila waktumu telah sampai, dimana engkau genggam Cinta dan khasanah alam
Mengenali jalan dan arah hidup bertujuan
Kelak engkau sendiri yang mampu memainkan musik sendiri dalam indah yang engkau sukakan
Membagi damai dan permai kesyurgawian
Memendarkan tembang Cinta Kasih dan lautan kemurahan
Melapangkan setiap jiwa yang terhimpit sakit akan kerinduan
Menyejukan seluruh qalbu yang dambakan sejatinya hangat pelukan
Mencairkan n menghidupkan setiap hati yang telah mati dalam kebekuan

Nanti engkau menjadi musik itu sendiri
Kelak engkau menjadi lagu itu sendiri
Biar seluruh alam menikmati, syair dan kidung Cinta nan hakiki
Bersaksi akan alunan Kasih yang tak kan pernah berhenti
Menarikan semesta dalam nyanyian - nyanyian merdu nan suci
Membawa seluruh debaran rasa dalam nikmat n kepasrahan rahsa sejati dan abadi

(€)

Wednesday, August 15, 2012

Tiada anti atau fanatik (munafik) dalam berkeTuhanan kecuali merealisasikan Cinta, Kasih Sayang kepada seluruh makhluk n isi alam (Bismillahirrahmannirrahim..)

Pikiran adalah sia2 kecuali renungan, dan syukur adalah tiada guna tanpa tafakur, syariat hanyalah kulit yang rengat tanpa hakikat...

Sungguh semua yang tersirat masih lapisan2 kulit hikmah yang wajib kita gali menuju esensi diri...

BerkeTuhanan bukanlah semata pengamalan ajaran, tetapi mengenali diri dalam kehakikian dan Tuhan yang berperan dalam diri (tajali)...

Spiritualitas bukan terpaku pada ritualitas yang nampak, namun "kualitas" yang terbangun dalam rasa, rahsa, n terpancar kepada alam semesta..

Kesaksian diri akan Sang Maha Hakiki adalah kunci, sebelum melakukan perjalanan pulang menuju asal dan alam keabadian..

Apa yang nampak hanya menuntut penilaian secara kasat, apa yang dipahami nalar hanya hijab akan hakikat sadar, sementara Tuhan adalah Dzat diluar logika n nalar, tidak dapat dipahami pikiran, tidak dapat diwadahi dalam amal perbuatan, kecuali "rasa, hati, dan kesadaran"

Rasa itu adalah Cinta, dimana hal tsb adalah hanya sepercik dari sepercik CintaNYA, tiada penjelasan akan hakikat Cinta Tuhan, kecuali ia mampu menjadi Bejana akan Cinta Tuhan itu sendiri..

CintaNYA Sejati, Suci, Murni n tiada tertandingi
KasihNYA luas, tak terhijab dan terbatas yang menanungi seluruh alam semesta dalam nafas

BijakNYA tiada memilah, RahmatNYA tiada mengenal beda, BerkahNYA meliputi seluruh udara, Tulus SayangNYA bak air yang tak habis mengalir

Alam semesta sebagai kesaksian utama, seiring Adam n Hawa, dimana Cinta Kasih Tuhan telah ada n tercipta melalui seluruh alam ini untuk semua makhlukNYA tanpa kecuali, tanpa diskriminasi, tanpa membeda2kan setiap penganut ajaran, tanpa memilah2 keagamaan, tak peduli ia pendosa atau beriman, karena Cinta Tuhan bgt besar n universal, Dia ada disetiap jiwa seluruh makhluk ciptaan, hewan, tumbuhan, hingga debu di jalanan

Akan indah rasanya, bila manusia mencintai setiap sesama tanpa melihat kulit n amalnya semata, karena hakikatnya, setiap jiwa bergerak hidup atas Kehendak n KuasaNYA semata, mustahil dgn sendirinya, maka dgn secara tulus n sadar, kita menyadari jika kita mencintai Tuhan yg ada dalam diri mereka, bukan pada kulit, kemasan atau amalnya..

Akan damai rasanya, jika manusia menebarkan Cinta Kasih pada sesamanya dgn tulus, tanpa memilah ras, kulit, atribut, kubu, n perbedaan jalan, karena hakikatnya, hati setiap manusia adalah sama2 hidup atas Dzat Tuhan, bukan karena ego n pertentangan..

Semua manusia sama, semua agama mulia, semua ajaran satu tujuan, semua makhluk adalah "tajali"NYA Tuhan..

Selama masih ada batas mengasihi, maka ketulusan tiada pernah dikenal hati
Selama masih ada kesenjangan berbagi kasih sayang, maka sulit dirimu sendiri untuk kau kenal
Selama masih terikat ajaran, maka amal adalah hijab kesadaran
Selama amal ibadah tiada lahir dari hati, maka jiwa raga tiada menyentuh hakiki
Selama apa yang kau rasa hanya tertuju kepada dunia fana, maka perjalanan hidupmu belum apa2
Selama duniawi menyita fikirmu lebih dari mengingat TuhanMU, maka tiada pernah khusyu Shalatmu
Selama shalat n dzikirmu hanya demi pahala n syurga, maka itu bukanlah LILLAHITA'ALLA

ALLAH Maha Pengasih n Penyayang kepada seluruh isi alam, maka amalkanlah melalui hakikat n sifat "hati" yang suci, tiada kotor akan rasa benci n antipati.
Sementara, diatas seluruh ajaran n agama, syurga, pahala dan segala status spiritual beserta amal, semuanya adalah jalan, pedoman akan perjalanan kita, namun bgm pun juga, SELAIN TUHAN BUKANLAH TUJUAN.

(€)

Sebenarnya dirimu adalah makhluk yang bebas
Sesungguhnya pribadimu adalah makhluk yang memiliki kemerdekaan

Jangan pernah tinggal dalam ego yang memenjara
Jangan pernah menghijab diri dalam ruang pengap angan dan prasangka
Atau menjerat diri dalam ikatan rasa yang hanya melukai jiwa

Terbanglah
Hidupmu adalah milikmu
Hakmu adalah takdirmu
Tiada akan pernah kau tahu arah
Jika engkau tak pernah berani melangkah

Bukalah pintu sadarmu
Kepakkan sayap menuju lautan nafasmu
Hirup n nikmati semesta yang pasti
Biarkan hati mengenali rasa yang hakiki
Tanpa beban dan belenggu lagi

Usah ragu berjalan
Tak perlu bimbang untuk hijrah menuju terang
Tiada yang berhak menahan langkahmu
Tiada yang bisa mengekang rasamu Tiada pula yang mampu merintangi tekadmu
Jadilah sejatinya "dirimu", itulah hakikat bahagiamu

Apa yang kau tinggalkan
Masa lalu tak lebih dari bagian perjalanan
Tiada kata sejarah atau kenangan
Saat inilah waktumu, sekaranglah masa depanmu

Batin yang lapang
Jiwa yang bebas
Pribadi yang merdeka
Adalah keutuhan sebuah insan sesungguhnya
Tiada yang layak kau lekati
Tak siapapun pantas menghuni kesucian hati
Kecuali Sang Penguasa dan Pemilik Diri

Adalah tiada benar
Jika ada makhluk lain untuk tempat bersandar
Adalah sangat keliru
Bila hidupmu dibahagiakan manusia sepertimu
Sungguh Sang Sejati semata yang Kuasa atas seluruh yang nyata n semu

Bukan hakikat, jika hanya memahami surat
Bukan hakiki, jika hanya mengerti ilusi
Dirimu butuh "hidup" yang pasti
Seperti air lautan yang menjadi hujan n turun kembali ke bumi

Kenali kebebasanmu, rasakan keutuhan diri dalam hidupmu
Pikiran semata sampah n belenggu
Keinginan dan enggan adalah jerat yang mencekikmu
Dunia adalah kiasan, sementara hakikat "dirimu" adalah kenyataan

Jadilah dirimu sendiri
Seperti apa adanya suara nurani n rasa hati
Seperti sadarmu terjaga tanpa terpaksa
Dari tidur dan mimpi yang tak pernah diingini sebelumnya

Biarkan bebasmu menjadi ketulusan
Bagi jiwa demi suci pembaruan
Menjadi insan yang penuh pasrah, utuh n ikhlas sebagai "pelayan" Tuhan
Bukan makhluk yang sibuk beritual do'a demi dunia dirinya, Hanya rajin menumpuk harapan kesenangan semata,
Dan merangkai amal atas pamrih syurga dan pahala sbg balasan
Padahal sungguh TUHAN berhak atas dirinya dan seluruh kehidupan

(€)
Hanya melalui "penglihatan-MU", maka aku mampu melihat segalanya dalam kesaksianku akan adanya DiriMU

Ketika mata ini terbuka, maka nampaklah segala perwujudan DiriMU diseluruh daya sadarku, karyaMU menakjubkanku, ciptaMU menyadarkanku, citaMU sentuh rasaku

Hakikat kian terkuak, waktu Sejati liputi sang diri, meski tertutup mata ini, namun kesaksian tak berhenti pada penglihatan, namun mutlak pada hidup n mawasnya kesadaran

(€)
Dingin yang membungkus pagi
Melambungkan rindu dalam ruang sunyi
Rerumputan menggigil dalam pelukan embun kebasahan
Bernaung penuh harap hangat pada beringin rimbun menjulang
Kicau burung teriaki lelangitan
Mengetuk muramnya awan yang bergelantungan
Terbang ia ke timur hingga utara
Mengitari buana dan mencari hangat surya yang didamba

Kelopak mawar nan segar
Memanja perlahan merekah mekar
Wajahnya merah ranum nan menawan
Lugu semerbak harum nya perawan

Perlahan kepulan kabut terkikis angin n menipis
Meski dingin masih tersisa pada seonggok risih
Mencekat embun bening yang nyaris menetes diujung daun tirus
Mengiris rasa yang terserpih halus

Selamat pagi Cinta..
NafasMU harumkan seisi semesta
Rindu ini bersemi seiring melody n symphoni
Kukira rasaku kian tak mampu bicara
Ketika jiwa terbang sebrangi kesaksian nyata
Aku terbuai ketakjuban pesona Sang Maha

Masih kuingat elegi kemarin
Namun biarlah menjadi halaman lalu buku batin
Episode hari ini, adalah naskah yang lebih penting
Tinggal bersiap menapaki gurun gersang, panjang, terik nan kering

Wahai Cinta..
Bekali dayaku melalui nafasMU
Isi rapuh qalbuku dengan CintaMU
Temani perjalanku melalui KasihMU dihatiku
Agar terang mawasku, dalam tuntunan Tangan HalusMU
Agar kukuh langkahku dalam Cahya bimbinganMU
Bukan gunung, lembah, hutan, lautan, atau gurun gersang yang kutuju, namun demi meraih sepercik CintaMU
(€)


Tiada harapan selain tulus, menerima adalah bijak untuk berbagi n menjadi bagian atas kelemahan

Jangan pernah mencari kesamaan, karena berbeda adalah indahnya keseimbangan

Fahamilah tanpa jarak memilah, kenali tanpa harus menelanjangi, jika ada kekurangan adalah ladang pembelajaran diri

Jaga rasa seiring peka, hakikat diri adalah sama, karena hati adalah misteri yang paling suci setiap jiwa

Cinta bukan alasan makhluk atas haknya, ketika kelemahan masih melukai harapan

Lalu Cinta disukai dan sesaat dibenci, didambakan lantas ditinggalkan, maka tak sesiapa mampu mengartikan n memahami Cinta itu apa, selain ilusi semata

Sadar tak jua menetas dan mekar, ketika jiwa layu terkapar, hati terluka akan asmara yang membakar, maka kemudian meratap ampun pada Sang Maha Besar

Bila difahami, seribu bulan.., malam berganti pagi, Cinta yang sesungguhnya tak pernah pergi, mengapa hati buta tak merasai

Bila disadari, sejuta purnama terlewati, ini hari masih lagi sempat cumbui hangat mentari, namun masih tak tahu, jika itu karena Cinta Sejati
AKU, DIA, DIA & DIA
 
Lebih baik diam, karena hanya DIA yang mampu mendengar

Cukup yang kutahu adalah Sejatiku, karena hanya Engkau yang menemani hidup dan matiku

Cukup aku dikesunyian, karena bersama Engkau sungguh bahagia di keheningan

Cukup aku sendirian, karena dalam sendiri Engkau menyatu dalam seluruh rasa hakiki

Cukup aku bicara melalui qalbu, karena Dirimu setia beri Cinta dihatiku

Cukup aku mati dalam berserah, karena aku hanya milik DIA seutuhnya


(€)

Padi tumbuh pada tempatnya sendiri, berbuah pula dengan caranya sendiri

Pohon pisang pun demikian, batang dan buahnya tak sama dengan pohon kelapa


Dan semangka pula tumbuh menjalar dengan buah yang ranum dan besar, meski pohonnya tidak menjulang kekar

Rumput dan bunga, tidak pernah tumbuh sama, mereka membawa dirinya dalam ciri n pribadi yang berbeda

Namun semuanya indah, semuanya hidup sebagaimana kehendak dan cara Sang Pencipta menganugerahkan Cinta, tak peduli tempat dan waktu, bahkan musim hanya kuasa Sang Maha Besar Itu

Entah bagaimana dan mengapa Sang Kuasa memberikan perbedaan, namun tak berarti tanpa esensi Kasih Sayang dan Kesejatian

Dimana DIA bersemayam, tak perlu mencari penjelasan, ketika kesadaran ruh meliputi seluruh jiwa dan alam

Bukan di perut bumi, bukan pada muara samudera, bukan pada lapisan langit cakrawala, bukan pada mentari atau terang purnama
DIA ada pada setiap "rasa" yang "hidup", DIA ada pada setiap ke"mati"an sepanjang zaman dan keabadian
DIA ada untuk dan pada setiap hati n jiwa, tak perduli dia bercahaya atau tidak, tak perduli pada jiwa yang suci atau hina

Tiada satu tempat tanpa kecuali, tanpa Cinta Kasih Sang Maha Suci
Tiada satu makhluk luput dari Nur-NYA, kecuali kemunafikan karena terhijab kesombongan
Tiada yang mampu atau tak mampu, semua memiliki dan diberi waktu, bukan karena kehendak atau keinginan Sang Guru, namun Sang Gusti penentu semua takdir itu

Jika kulalui sebuah petunjuk, biarlah Sang Maha Tahu yang membimbing jalanku

Jika kudapati arah dan jalan, biarlah Sang Maha Pasti yang menuntunku pada sejati tujuan

Jika kudengar petuah dalam keliru dan salah, biarlah Sang Maha Bijak yang beritahuku KasihNYA nan Pemurah

Sulit kusamakan, antara DIA dan perantaraNYA, karena tak mampu aku menduakan DIA

(€)
MUSAFIR CINTA

Kertas - kertas buram yang terhempas
Terbakar matahari, menjadi abu tak terperi
Hilang sudah aksara yang terpatri indah
Punah sudah puisi penuh khasanah
Ingatan terlanjur menjadi bejana sampah

Tungkai kaki penuh luka memar, terkulai
Peluh penuh lumuran debu mengendap dikulit kaku
Baju lusuh, jubah usang, sengsarakan badan
Namun tak kunjung air bergulir pada sang hujan
Hati kerontang, letih kegersangan dalam perjalanan

Gurun timur telah kulalui, gunung2 n kutub mati utara telah kuseberangi, lautan selatan telah kuselami, hingga hutan barat sunyi telah usai kujelajahi, namun disana tiada yang dijumpai apa yang dicari, selain pertanyaan n kerinduan yang basi

Terpekur dalam duduk tersungkur
Memilu qalbu dalam pedih yang melebur
Dimana gerangan Cinta nan Agung terkubur, kemana gerangan langkah ini meniti alur?

Terkatup mata, terbenam rasa, senyap begitu menggigit seketika
Lengkingan nyanyian alam menyayat hati, jeritan sunyi kian mendera sekujur diri
Luruh hujan di jiwa, mata menjadi telaga deras seketika
Sungguh lemas tak berdaya tanpa Cinta

Rubuhlah badan dipematang jalan
Terlelap tanpa nyenyak, betapa pasrah lunglaikan benak
Tiada lagi kehendak, seraya harapan yang kian lenyap
Seluruhnya seakan mati, kecuali hati yang makin rindukan Cinta sejati

Tersentak sadar seketika, saat didasar dada bergetar rasa
Gemetar jiwa tak terelakkan, keindahan yang entah darimana datang hujani qalbu n perasaan, sukar dilukiskan, selain bisu menyelami keajaiban

Disini rupanya waktuku, disini ternyata jalanku, disini ternyata duniaku, disini kudapat seluruh jawab tanyaku, disini baru saja kutemukan kenyataan dari segala kebenaran, disini akhirnya kudapat apa yang kucari diseluruh tempat, disini.., ternyata ada disini...pada akhirnya menemukan..

Dalam diam, dalam ketelanjangan, dalam kesendirian, dalam kesunyian, dalam kepasrahan, diantara ambang kematian, akhirnya ditemukan jawaban..

Titik terang akan sejatinya Cinta, pintu gerbang kehakikian kisah seluruh semesta, ruang baru penuh Cahaya, hidup baru kaya akan rasa, hakikat awal akan Cinta dan segala asal..

(€)
HATI SANG BUAH HATI

Pada usia tertentu, ketika si anak sdh mampu berkomunikasi dgn baik, mampu menuliskan cerita atau pengalaman kesehariannya, mampu menilai kepribadian orang2 sekitarnya, mampu berimajinasi n melahirkan ide2 dlm sikap n bahasa tubuhnya, tdk ada salahnya, sang orang tua secara bijak n sederhana mulai mengajak sang anak tercinta mengenali "hati" sejak dini, melalui membimbing mrk mengenali setiap perasaannya, mengarahkan mrk utk t'biasa mendengarkan isi hatinya, tanpa memposisikan diri menjadi sosok dewasa yg tengah mengajari, karena hal itu dpt membuat si anak jujur n tertarik diajak diskusi (curhat), bkn hal tdk mungkin sang orang tua seketika melebur menjadi sosok si anak itu sendiri, byk trik n cara yg pastinya dikuasai sang orang tua yg mengenal kepribadian sang buah hati tercinta dlm menyelami perasaannya, so layak dicoba.

Sepintas terkesan berlebihan, karena masalah "hati" adlh pastinya hanya difahami manusia dewasa, sehingga sang orang tua berpikir jika hal itu akan ditemui n dimengerti kelak oleh anaknya saat dewasa, tidak jarang si anak bertanya, misalnya, "mama, cemburu itu apa?" atau "mama, perhatian itu apa?", atau "mama, pilu/pedih itu bagaimana?"
dan jawaban orang tua sering menghindar utk menjelaskan, dgn alasan, "kamu masih kecil, nanti juga kamu akan mengerti"
padahal, saat itu si anak sangat reaktif n kritis dgn keingin tahuannya, disanalah kesempatan kita memperkenalkan masalah "rasa" dgn sangat sederhana, tdk ada formula khusus tentunya, tetapi kedekatan orang tua n sang anak akan sangat membantu kelancaran komunikasi n kesuksesan memberikan pengertian, sang Bunda biasanya memiliki peran dominan dlm hal ini.
Dan, atau bahkan, seringkali mrka mengatakan "aku sakit hati, tadi temenku cuekin aku" atau "aku tersinggung, waktu teman kelasku menyindir aku" dsb.
Hal tsb menandakan jika si anak tengah mengutarakan n mengekspresikan perasaannya, waktu yang tepat menjadi teman curhat mereka disamping sbg orang tua, bimbing mereka mengenali "rasa" keruh n "rasa" jernih dalam hatinya yang tengah dirasakannya, pun mengenali egonya yang tengah muncul, disatu sisi ia akan teralihkan dari permasalahan pokok dgn mengambil perhatiannya pada topik baru yang sebenarnya berkaitan dgn masalah perasaannya tadi, disatu sisi, akan membawa si anak kepada perenungan positif yang tidak ia sadari, asal sang orang tua mampu mengarahkannya dengan cermat, komunikatif, bijak n tepat.

Mengapa si anak sangat perlu dibimbing mengenali "hati/qalbu" sejak dini?
Hal ini akan membawa si anak terbiasa mengikuti nurani dalam sikap n pengambilan keputusan, fokus pada "rasa" dalam bersosialisasi n berinteraksi, mampu menguasi diri, si anak tidak terpaku kepada kehendak pikiran, n tentunya, ini akan sangat membantu si anak tumbuh menjadi dirinya sendiri yang mandiri n mampu bertanggung jawab atas dirinya pribadi.

Terlalu mulukkah hal tsb dijadikan pendidikan atau pelajaran buat si anak dalam keseharian, dimana usianya blm dewasa?
Tanpa menekan, menuntut, menyalahkan, menghakimi, atau bertindak sbg org yg mengajari, hal tsb akan sangat merangsang si anak untuk memahami, pasti banyak cara bijak yang dimiliki orang tua, karena hal ini mutlak dilakukan oleh orang2 yang sangat memahami kepribadian si anak.
Pendidikan spiritual itu sangat luas, tidak cukup dgn hanya memberikan ajaran agama dan segala tata cara syariatnya semata.
Seringkali sang anak bertanya, "dimanakah Allah/Tuhan itu berada? Hal ini adalah kebingungan sang anak yg kritis, pendidikan agama di sekolahnya tidak cukup meyakinkan hati mereka, kecuali hanya sampai pada pengetahuan pikirnya, belum pada akalnya.

Melalui pendidikan mengenali "hati" atau "rasa" tadi, adalah pintu awal pendidikan spiritual dari sang orang tua yang cerdas n penuh cinta kasih.

Spiritual tidak cukup melalui ajaran, tidak cukup pula melakukan ritual, biarkan si anak belajar kekhusyuan melalui senantiasa mencermati rasa di dalam hatinya sendiri, n mendengarkan kata nuraninya sendiri.
Sang anak adalah sangat cerdas, apalagi hal ini tidak memerlukan pemikiran apapun, karena justru si anak dilatih untuk tidak melekat sama pikiran, selain pada suara nuraninya terdalam.

Hal ini saya tulis menurut pemahaman saya sendiri, spiritual adalah sumber kecerdasan, tapi yang lebih penting, spiritual adalah dasar n pedoman untuk menjalani hakikat kehidupan.

Jika bisa, kenapa tidak?
Melalui keyakinan (bukan pemahaman) kepada Kebesaran Allah, pasti ada jalan n berkah.
Anak adalah amanah, namun anak bukan milik kita, tidak perlu ragu atau patah semangat memberikan pembelajaran kpd mrk, kita serahkan sepenuhnya pada Kerja Tuhan/Kuasa Allah yg penuh Cinta Kasih luar biasa.
Niat kita m'berikan pemahaman kpd sang buah hati, namun mrk pun adlh guru buat diri kita sendiri, sungguh mengasyikan bkn?
Indahnya kebersamaan yg saling mengisi penuh kasih sayang, dlm konteks ilmu hakiki... :)

Jelas hakiki, shalat n dzikir pun bkn ibadah bila tdk lahir n t'gerak dari hati.

(ellyssee)
 
 
Kekuatan kasih sayang itu luar biasa, kebesarannya diluar logika, n hanya Cinta Sejati yang memilikinya, serta hanya "sejatinya makhluk" yang mampu merealisasikannya kepada alam semesta, anyway, "hati" adalah semesta sejati sang manusia, dan hanya di "hati" Cinta Sejati itu bertahta, dimana disanalah Sang Cinta berSinggasana..
(E)

Thursday, July 26, 2012

JALAN CINTA

oleh Ellyssee Lavin pada 23 Mei 2012 pukul 0:17 ·
dihelanya nafas panjang, sesaat setelah melewati lembah dan perbukitan yang begitu panjang, wajahnya penuh dgn butiran peluh, membasahi wajah letihnya yang kian kuyup, matanya nanar menoleh kearah jalan dibalik tubuhnya, menatap sebuah pemandangan yang sulit dipercayainya, terkesiap darahnya, diantara rasa ngeri dan lega yang seketika disadarinya dalam diam tanpa kata2
tubuhnya terpaku dalam kebisuan yang tak ia hiraukan, pikirannya terbang dan menghilang, apa yang nampak pun seolah sirna dalam pandangan, matanya masih lekat kepada jalan dibelakangnya yang kini tak ubah seperti lukisan halus dalam warna yang kian pupus
perasaannya hampa namun terasa ringan seiring tenangnya irama nafas yang tersisa

dalam diam, hatinya mulai bicara,
"ya Tuhan..., seperti itukah jalanku kiranya, bagaimana aku bisa telah melaluinya?"

matanya mengerjap perlahan, seolah ingin menutup segala bayangan dibalik buruknya apa yang tengah ia pandang, seraya berbalik arah, kakinya kembali teruskan langkah, bibirnya bergumam lirih, "sungguh jalan yang indah"

jauh dalam hatinya, ia asyik bicara, diantara langkahnya yang kini terayun dijalan yang lebar tanpa aral dan tiada terjal, sesekali senyumnya mengembang, di matanya tergenang telaga yang bening yang tenang, ada nyeri tergores didada, ada bahagia membalutnya seketika, kini perasaannya riang dalam damai, tak ia hiraukan kedua telapak kakinya yang penuh luka nyeri sisa dari perjalanan yang bgt panjang, melelahkan, dan kerap mengancam jiwa, dia seolah tak pernah merasa terluka, dia seolah tak pernah mengalami itu semua, dia seolah baru saja menyaksikan kisah yang tak pernah ia sadari jika ia sendiri yang memerankannya dgn bgt sempurna, ia hanya tahu apa yang ia rasakan saat ini saja, mengenang apa yang telah dilaluinya, hanya takjub dan bahagia semata yang ia rasa, ia seperti lupa seketika, kalaupun ada sesaat bayangan kelam dan memedihkan, itu pun dinikmatinya dalam kerinduan, rindu dimana saat2 pilu itu menjadi titian demi titian dan pintu kepada kepasrahan yang membahagiakan, rindu kepada saat2 dimana segala pahit itu dijadikannya sebagai rasa lezat berserah diri sepenuh cinta, rindu kepada saat2 dimana ketika tak berdaya ia sungguh merasa haus akan CintaNYA, rindu kepada saat2 dimana dalam ketiadaan dia begitu mabuk kasmaran memasrahi Sang Maha Kasih Sayang..

kini matanya tak lagi nanar, namun indah berkilat penuh sinar, langkahnya begitu tulus dan pasti, hatinya damai dalam nyanyian cinta yang indah sekali, diantara senyuman yang sulit diartikan, sekali lagi bibirnya bergumam penuh kekaguman dan kebahagiaan
"... nikmatnya jalan Cinta..."

(€)


SENYUM DALAM HENING

oleh Ellyssee Lavin pada 24 Mei 2012 pukul 9:53 ·
dibawah langit biru yang megah, ditengah sinar mentari yang hangat menyinari alam luas, daun-daun hijau itu melambai- lambai perlahan, diantara liukan sang ranting dan dahan yang menari mengikuti tarian angin pagi

beberapa helai daunnya yang menguning dan mulai mengering, melayang perlahan berjatuhan dan terkulai diatas tanah dan rerumputan

tepat dibawah pohon tersebut, seorang wanita nampak asyik termangu menatap pemandangan seperti itu
duduk sendiri diatas sebuah bangku bambu tua, dengan kedua kakinya disilangkan bersila
rambut panjangnya terurai lepas begitu saja, tubuhnya terbalut gaun panjang sederhana berwarna biru samudera

matanya yang bundar, tak berkedip, nampak berseri2 menikmati suasana hari, sesekali senyumnya tersungging diikuti matanya yang terpejam lama sekali,
hanya rambutnya yang sibuk tersibak angin dan membelai wajah polosnya yang tak bergeming

seorang diri, dia menikmati waktu dengan cara yang sesederhana itu, namun siapa yang tahu, jika dia justru menganggap semuanya begitu luar biasa bagi dirinya

rupanya ia tengah bercengkrama bersama keadaan disekelilingnya, seolah2 semuanya bisa ia ajak bicara

dari senyumannya, nampak sekali tersirat rasa bahagia, matanya tak lagi nampak menatap apapun selain terpejam, sungguh terlihat damai dan begitu tenang

tak ada yang tahu apa yang ia rasakan dalam diam dan berkesorangan, tak ada yang tahu apa maksud dari yang ia lakukan ketika matanya mengatup terpejam, tak ada yang memahami ketika senyumannya terukir begitu bahagia disaat yang sama

hanya angin, daun-daun hijau itu, pohon itu, bangku bambu tua itu, rerumputan itu, tanah itu, daun daun kering itu, langit biru itu, mentari itu dan keheningan itu sendiri yang tahu, apa yang dilakukannya, apa yang dirasakannya, apa yang dicarinya

dan pastinya hanya Tuhan dan dia sendiri yang tahu, apa yang dia selami dalam keheningan itu, apa makna senyuman dalam keheningan itu, dan mengapa ia nampak begitu bahagia dalam keheningannya...

(€)
AKU CINTA KAU SAAT INI

banyak yang begitu mengkhawatirkan hari esok, nanti kemudian, dan masa depan
dan hal utama kekhawatiran tersebut adalah harapan, keinginan, impian, kesenangan dan segala hal duniawi yang tak berkesudahan
bukan lagi sesuap nasi yang dipikirkannya, melainkan hektaran tanaman padi
bukan lagi seteguk air yang disyukurinya, melainkan lautan yang ingin dimilikinya

pikirannya terkuasai mimpi, kesadarannya terhijab kabut ilusi
pemahaman akan makna hidup pun mengabur, jati diri yang patut dikenali kian terbenam dan terkubur, begitulah bagaimana pikiran dan ego telah menutup mata hati dengan segala logika dan rasio

kebahagiaan bagi mereka adalah kepuasan dan kelebihan yang tak terbatas, menjadi kurang dari sebelumnya dianggapnya bencana, menjadi tak punya dianggapnya adalah neraka

pemikiran mereka tertuju kepada dunia daripada kedalam diri dan nuraninya sendiri, silau akan daya pikat nikmat dunia, mabuk oleh kelezatan rasa candu dan pesonanya, lupa kepada asal nafas yang terhela saat ini, lupa kepada jantung yang masih berdetak saat ini, lupa akan darah yang masih mengalir dalam nadi pada saat ini, lupa kepada segala nikmat indera yang masih sempurna terasa pada saat ini, lupa kepada ruh dan nyawa yang masih menyangga jiwa raga pada saat ini, hanya demi ambisi dan obsesi duniawi dgn alasan2 pembenarannya sendiri

nikmat yang sesungguhnya adalah ketika mampu mensyukuri keadaan dan ketiadaan dgn tulus, mensyukuri "waktu/kala/saat ini" dengan segenap kesungguhan hati, tidak perlu risaukan esok dan nanti, kecuali yakin dan percaya kepada Sang Penguasa waktu dan hari pun jiwa raga dan seluruh kehidupan ini, tidak perlu sok tahu akan skenario Tuhan dibalik rahasia, misteri dan kehendak serta takdirNYA

kebahagiaan yang sesungguhnya adalah ketika mampu berserah diri secara total kepada ketiadaan diatas segala keberadaan kepada Tuhan, tidak akan terpengaruh dan tergadaikan rasa keyakinan dan mahabbah kepada Tuhan hanya karena kenikmatan dunia yang penuh kepalsuan

bagi yang mengenali dan memahami hakikat CintaNYA, maka dia tak akan tertipu pandangan dan tertipu rasa, mana yang ilusi dan mana yang hakiki, apa yang ia cari, apa yang ia nikmati, apa yang ia pelihara, apa yang ia jaga, hanya Cinta dan keteguhan hatinya

dia tak kan pergi dari setianya akan Cinta yang dia rasa dan yang ia jaga pada saat ini, dia sangat takut lupa akan waktu lengah dan lemahnya sesaat saja, dia tak pedulikan esok atau nanti, dia hanya tahu dan begitu khusyuk menikmati Indah dan Nikmat CintaNYA saat ini pula, dia tak mau kehilangan sesaat jeda hanya karena tergoda tipu daya maya dunia

nikmati dan syukurilah segalanya pada waktu seketika dimana terakhir kali menghelakan nafas yang dibawa, maka disitulah hakikat kehidupan yang seharusnya dijaga, bukan esok atau lusa yang tidak pernah kita tahu kapan terhenti dan tak akan pernah bisa kita miliki

setidaknya, syukur, pasrah, berserah dan mahabbah saat ini saja, maka..,
"hari esok dan masa depan adalah saat ini bersamaNYA"

(€)
POHON CINTA

Benih rahasia yang berawal dari tumbuh dari rasa, subur perlahan berakar menghujam dalam kedasar hati tak terelakan lagi...

Tumbuh kemudian, menjadi lebat dedaunan segar ditaman kesadaran jiwa, terpatri didasar hati kian menjadi dahan2 dan ranting2 Kasih Sayang pada pohon yang kokoh dan tinggi...,

Berbunga semerbak harum mewangi, melalui apa yang terlisani, senantiasa mewakili segenap kejujuran nurani..,

Berbuah manis dan matang, yang diidamkan setiap insan yang kehausan, bahkan rindangnya menjadi tempat naungan akan keteduhan yang begitu indah dan nyaman...

Lalu benih apakah yang berasal dari rasa, tanaman apakah yang tumbuh dan berakar dihati, hingga menjadi hidup sebagai POHON CINTA KASIH, tulus teraktualisasi nyata dan hakiki,
ADALAH sepenuhnya benih CINTA kepada Sejati Sang ILLAHI RABBI..

(€)

DUNIA BUKAN SANDARAN

oleh Ellyssee Lavin pada 25 Mei 2012 pukul 20:08 ·
Begitu byk orang sibuk n kebingungan mencari ketenangan, tdk sedikit manusia gelisah mencari kedamaian, tdk hanya kena pd manusia yg berkekurangan atau yg b'kecukupan, entah knp hidup ini n dunia ini begitu sulit difahami, hingga mereka seolah t'jebak dlm belenggu dirinya sendiri.

Makan, tidur, bersosialisasi, bekerja dan bermimpi, berfikir, merasa dan berfikir lagi, seolah menjadi ruang waktu yg tak habis dimengerti, jiwa mereka tak bisa berdusta dgn kegalauannya setiap akhir letih n sendiri,
"apa yang aku cari?"
"apa arti hidup ini?"

Pertanyaan2 yg kerap muncul n hilang kembali, karena tdk pernah mdpt titik temu n jawaban atau penjelasan didunia akalnya yg penuh keterbatasan.

Ketika mereka menemui kegagalan, mereka seolah sejenak sadar, maka dicarinya Tuhan, mengadu n memohon habis2an.
Ketika mereka mengalami kejatuhan n keputus asaan, kesadaran dicarinya belakangan, merasa bersalah dan hina lalu memohon ampunan Tuhan, tapi tdk sedikit pula yg murka mempersalahkan n menghakimi Tuhan.

Apa yg jadi sebab mereka menjadi sedemikian dangkalnya menjalani n memahami hidup didunia, hingga mereka kerap kehilangan pegangan, keyakinan, kepercayaan bahkan lupa akan keberadaan Tuhan?
Pemahaman ajaran yg didapatnya tdk lebih dari sekedar basa basi n ritual yg tdk difahami hakikatnya sebagaimana seharusnya.
Kepentingan n kebutuhan duniawi lebih mendominasi pikiran mereka daripada kesadaran diri n kesadaran berkeTuhanan.

Urusan perut, syahwat, gengsi sosial, n ambisi kekuasaan serta kepuasan adlh menjadi hal utama yg menghijab kesadaran, terjerat dlm fatamorgana yg makin menjauhkannya dari hakikat hidup yg sesungguhnya.

Ketika mereka letih, mereka beramai-ramai mencari ilmu ketenangan dgn menghambur2kan uang, mencari guru2 spiritual dari sgl ajaran, ironisnya, mereka mau yg serba instant... :D

Tidakkah mereka berfikir sederhana saja, ketika badannya sehat bukankah itu hal yg paling nikmat? Ketika dlm keadaan TIDUR, masih adakah yg mereka pikirkan?
Ketika mereka kenyang, masihkah mereka merasa lapar? Ketika mereka penuh minum, masihkah merasa kehausan?
Ketika mengenakan pakaian, apakah perlu dipakai ratusan helai kain dibadan?

Jadi apa yg m'buat mereka begitu kegelisahan, termangu, murung, khawatir n terpuruk dgn sgl beban pikiran?
Hanya karena perkara duniawi yg sbnrnya ilusi?

Padahal, kalau memang merasa sangat berat n keberatan dgn apa yg kita pikul, kenapa tdk kita lepaskan saja beban2 itu agar kita terbebas dan bisa melangkah ringan serta dapat bernafas lepas.
Begitu pula dgn sgl "beban duniawi", untuk apa dikhawatirkan n ditakutkan lagi?

Kerja keras manusia dlm berupaya menjaga kelangsungan hidup pada masa kini sdh tdk tulus lagi, tetapi lebih kpd seolah "tidak yakin kpd Kekuasaan Illahi"
Akal n pikirannya dikuasai ego yg melahirkan ambisi n obsesi yg tak henti2.
Terlupa pada garis hidup yg telah ditentukan qada n qadar dari Tuhan, dimana sgl waktu telah habis tergadaikan hanya demi dunia n kepuasan, otaknya setiap hari terkuras habis digunakan untuk mencari cara menguasai dunia lebih byk lagi, hatinya terlupakan, n jiwanya terabaikan.

Kecerdasan n wawasan ilmu pengetahuannya dianggap sebagai aset pribadinya mutlak, kesuksesannya dianggap berkah dri sgl upaya kerja keras dan pemikirannya yg luas, merasa telah mampu menundukan dunia dgn isi kepalanya, merasa benar telah berhasil mendapatkan rejeki yg ia dpt dari hasil keringatnya sendiri.

Tetapi, ketika ia usai makan, sendirian, menjelang tidur, ia merasa kesepian n terasing, merasa hampa, resah, bahkan sedih tak terkira, ia pun kian galau krn tak menemukan alasannya.

Hingga ada rasa nyeri didasar hatinya yg tak didasari menggerakan bibirnya berkata lirih, "Ya Allah ya Tuhanku"
lalu..,
merunduk wajahnya, hingga dagu jatuh menyentuh dadanya, dirabanya dada itu dgn kedua tangannya, matanya terpejam, perlahan meneteskan bulir2 air mata yg kian deras berjatuhan, tiada lagi yg terucap, kerongkongannya seakan sakit tercekat isak, habis sudah waktunya ia lewati dlm kepedihan yg tak ia mengerti, hingga lelah ia terkulai dlm tidur hingga pagi, tanpa jawab atau pun mimpi.

Itulah kehampaan jiwa yg menyuarakan kejujuran, kerinduan kepada Tuhan yg tak disadari sang insan, terhijab sgl tuntutan dan pikiran yg dibuatnya dlm kesengajaan. Pada akhirnya, ketersesatan dan kekeliruannya membawanya kpd rasa ketiadaan.
Merasa hampa dlm limpahan harta, merasa sendiri ditengah pengakuan dan penghargaan diri, merasa sakit dlm kesenangan duniawi, merasa asing dlm kelekatannya terhadap ambisi, merasa tak berdaya dipuncak kejayaan dunia yg dicapainya.

Tiada gelisah kecuali pasrah, tiada serakah selain berserah.
Tiada nikmat selain syukur, tiada puas selain bebas, tiada merdeka selain apa adanya.
Syukuri apa yg ada, bawalah slrh nafsu, ego, pikiran, dan keinginan berserah kpdNYA, menjadi ma'mum dalam Shalat jiwa raga kita yg sesungguhnya.
Dunia bukan sandaran, kecuali hakikat diri sejati dan Tuhan.

(€)

Dalam ketiadaan, cukup itu ada, dalam ketiadaan kaya itu hakikatnya.
selain "DIRI" Hakiki, maka siapapun, tidak ada yang mampu menjamin ketenangan dan kebahagiaan hidup seseorang, kecuali hijab dari kemelekatan...

Pun selain keSEJATIAN, maka tidak ada hal apapun yang layak diraih dan diperjuangkan dalam hakikat kehidupan, kecuali perjalanan sia2 tanpa arah tujuan...
 
(€)
tidak ada yang harus dihindari, tidak perlu juga menginginkan apapun 
tidak perlu berencana atau berangan angan
karena tidak perlu juga mengandalkan pikiran
tidak perlu kemana2, tidak harus menjadi apa2
tidak usah bingung harus bagaimana karena hakikatnya bukan apa2, tidak ada apa2, dan bukan siapa2
tidak juga perlu byk bertanya, jika tidak mengerti, memang itu seharusnya
menjadi tahu dan pintar itu mudah
menjadi sukses n berhasil itu wajar
tetapi menjadi bodoh dan tidak menjadi apapun adalah sangat sulit, 
dan hanya manusia yang mengenal sejati dirinya yang mampu mengatasi kesulitan itu sendiri..

(E)
apa yang dipahami dunia pikiran adalah batas, 
sedangkan perjalanan spiritual adalah "rasa" yang tak terbatas dan tak terdefinisi realitas
amal dan akhlak hanya proyeksi kedalaman yang teraktualisasi luwes, bijak dan spontanitas
sementara ilmu pengetahuan dan ritual, tidak menjawab akan kualitas.

(e)

perhatikan dengan seksama setiap saat, mana yang dominan aktif bersuara dan bekerja, pikiran atau hati..?
kenali dan jangan abaikan nurani, fokus pada dunia diri yang tak terlihat orang lain, bukan kepada dunia luar dan orang2 yang tidak akan mengerti n tidak akan pernah peduli akan "diri" kita
dunia kedalaman "diri" adalah dunia kedamaian dan ketentraman rasa yang sesungguhnya, dimana yang ada hanya hubungan mesra sang hati bersama Sang Maha Kuasa, sementara dunia luar diri, tak lebih dari ilusi dan fatamorgana, dimana pikiran dan ego kerap dituntut menjadi lakon utama daripada kesadaran kita, tak heran jika yang didapati adalah ambisi, cemas, galau, kecewa, sakit, iri, bhkan putus asa, maka hidup hanya berorientasi mengejar kepuasan, kesenangan n kebahagiaan yg masih diartikan dalam makna kulit (kesemuan)
kemudian kesadaran dicari belakangan, dengan penuh harapan akan pertolongan Tuhan
tapi setidaknya, penyesalan pun berkah Tuhan, semoga itu menjadi pintu kesadaran terhadap hakikat hidup yg sebenar, sungguh betapa bijaknya Kasih Sayang Tuhan..

(E)

riak n gelombang tak kan pernah lepas dari lautan,
angin badai senantiasa menerpa samudera n pantai, 
namun dalam dan dasarnya lautan n samudera tak pernah tersentuh amuknya,
kecuali tenang, hening, dan bening sejuk nan indah pada nyatanya...

"jangan biarkan pikiran keruh masuk n mempengaruhi "hati", tetaplah menerima apapun yg terjadi dgn tetap teguh n mawas dlm kesadaran diri"

~kulit selalu lekat dengan isi, namun kulit bukan esensi~

(€)
"terjaga" lebih baik daripada "tidur", 
mawas lebih tangguh daripada mahir bertempur, 
berilmu adalah sampah tanpa tafakur, 
meditatif tidak terikat kepada ruang, gerak dan waktu, bukan diam atau kaku dalam terpejam, 
tapi mengalir n bergerak luwes, selaras n berimbang, 
tulus tanpa kehendak n penolakan, 
sementara "saat ini" adalah waktu tepat dan bijak mendewasakan kesadaran diri, bukan nanti atau esok hari...

(€)
jika "rasa" yang bicara
jika "rasa" yang bekerja, 
jika "rasa" yang bertahta, 
maka tak ada yang bisa dijelaskan, 
karena tidak ada penjelasan yang layak dimengerti atau dipertanyakan, 
tidak ada pula implementasi, karena itu tidak cukup untuk merealisasikan apa yang terjadi n dialami, kecuali kemesraan diri n sang Diri...

terpanalah aku padaMU, karena dimana2 hanya ada Engkau

terpesonalah aku padaMU, karena disetiap saat kudapati senyuman Engkau

terlupaku pada makananku, karena lena dalam cengkramaMU

terbiar aku dari lelapku, karena larut dalam hangatMU

bisu aku dari suaraku, karena malu dan takjub akan bisikanMU

tertunduk aku n kuasingkan sang waktu, demi berlama2 menghirup harum nafasMU

(€)
TUHAN MAHA PENGASIH DAN PENYAYANG (Maka Berserah Diri-lah Sepenuh Hati) 
 
 
Bismillahirrahmannirrahiim...

wahai jiwa yang resah..
menepilah pada rasa nan sunyi, agar lelah penatmu terobati, usah hiraukan riuh keruhnya pikiran diri, selain bertaut pada teduhnya kesejukan hati, temuilah disana rumahmu yang hening penuh kesederhanaan yang polos n hakiki

wahai jiwa yang merana..
ketahuilah, sakit n duka cita bukanlah prahara yang menorehkan luka, namun terimalah semua sebagai sajian sempurna atas turun RahmatNYA semata, jalanilah sebagai gerbang hikmah menuju jalan penuh Cahaya, maka kan kau dapati apa hakikatnya Cinta..

wahai jiwa yang terpenjara..
keluarlah dari segala angan n prasangka, yang membuatmu terbelenggu sedemikian rupa, semesta milikmu, begitu pula dunia, tak ada yang menuntut n layak perbudakimu selain kebebasanmu, jadilah dirimu sendiri yang merdeka menikmati kebahagiaan hakiki, melangkahlah, lalu terbanglah, kepakkan sayap2 kerinduanmu pada luasnya Kasih alam semesta biru, disana sejuta bintang2 gemintang menunggumu

wahai jiwa yang tak berdaya..
rapuhmu adalah kekuatan yang tak tertandingi kemuliaannya, lemahmu adalah senjata yang luar biasa bagi kesadaran insan sesungguhnya, berserahlah dari dasar terdalamnya rasa, pasrahkan segalanya kepada sang Rasa dari segala rasa, bersujudlah kepada alam semesta, menyatulah bersama tulus wajah n nuansa Kasihnya, lalu engkaupun kan menjadi seperti sang Surya, penuh kehangatan nan bijaksana

wahai jiwa yang muram..
tiada alasan jika setitik debu menjadi kekhawatiran yang dalam, tak semestinya keliru menjadi jelaga pada cerminmu yang mampu kau sapu, jangan ragu karena khilafmu dahulu, usah takut akan salah terdahulu, usah bimbang karena silap langkah penuh kealfaan, Dia Maha Pengasih nan Penyayang, tersenyumlah meski penuh malu, tampakkan wajahmu yang hina namun penuh rasa akan butuh Kasih n CintaNYA, sekalipun engkau pendosa, air keruh pun mampu jernih kembali diatas lumpur yang berbau, tiada sesal selain sadar, berbahagialah, karena DIA Maha pengampun n bijaksana..

wahai jiwa yang putus asa..
tahukah engkau asa yang paling mulia, bukan berharap pada sesuatu yang mengikat, bukan bersandar pada sesuatu yang masih berkutat di dunia nalar, tiada hidup selain Cinta, tiada kebahagiaan selain kedamaian Kasih didunia hati yang terdalam, DIA lah Cinta Kasih Tuhan, yang tak bersyarat, tiada tandingan n tak berkesudahan, Maha Cinta dari segala sifat, rasa dan kehendak, berlari dan raihlah IA semata, lepaskan duka, surutkan lara, sucikan hati n rasa, penuh kesadaran, lalu bawalah segenap kerinduanmu sebagai hamba yang hanya butuh akan CintaNYA semata, diatas yakinmu dan imanmu, hijrahlah kepada hakikat, agar niat n jalanmu tiada tersesat, sesungguhnya insyaf adalah amal yang nikmat..
Amin YRA..

~Sungguh ALLAH maha Pengasih n Penyayang, tiada si hina, tiada si munafik dan pendosa, adapun ujian dan segala perkara pahit n berat adalah KasihNYA, RahmatNYA dalam menyucikan kembali jiwa2 hambaNYA yang teramat diKasihiNYA~
 
-ellyssee(2012)-
 
 
 
 
Cinta tidak memiliki cara, jalan dan ajaran, kecuali keyakinan, ketulusan n pengabdian

Cinta sejati tidak bisa dimengerti, bahkan senantiasa berubah semakin lebih ber"isi" tanpa dicari, semakin "baru" tanpa disadari

Cinta sejati tiada menuntut selain memberi, tiada mengharap selain mengabdi, tiada beban selain kelapangan, tiada sakit selain kehangatan, tiada perih selain kesejukan, tiada kecewa selain kecukupan rasa, tiada sesal selain kepayang, tiada resah selain kasmaran, tiada galau selain kebahagiaan, tiada merana selain keindahan, tiada sulit selain kelegaan, tiada sedih selain senyum kedamaian, tiada kekalutan selain ketentraman, tiada kekacauan selain ketenangan, tiada ilusi selain kesejatian

Laksana tetes embun, ia seperti ayah, laksana tanah yang menjadi ibu sang, benih kering pun tumbuh subur, membawa pesan cinta kasih kepada sang alam, tiada pamrih, tiada syarat, mengabdi tanpa kata2, mati pun tanpa keluhan dan air mata

Bila, baluh hati telah tersentuh cahaya Cinta, maka, seisi jiwa raga penuh sinarnya, relung qalbunya bak luas samudera, jiwanya laksana semesta, rasanya menjadi Ibu segala rasa

Bisu ia, hanya saja, seketika senyumnya binasakan sejuta bahasa
Terdiam ia, namun hatinya berdebur membuncahkan gelora rasa yang tak mampu didiamkannya
Terpejam ia, ketika heningnya pekat membenamkan diri disamudera dada
Tertunduk ia, ketika yang nampak dihadapan hatinya adalah Wajah yang tak tertandingi CahyaNYA

Langitpun kian kelam menyaksikan, bintang2 n rembulan pun iri menatapnya dalam2, anginpun malu2 menyapu kabut n berlalu, waktu seolah enggan melajukan perjalanan, seluruh semesta pun terdiam, khusyu dalam takjub penyaksian kemesraan

Duhai Cinta, biarlah begitu aku menyebutNYA
Duhai Ibu sang Rasa, begitulah aku menamakan perasaan yang ada
Duhai Segala2NYA, memang begitulah Engkau Adanya
Ternyata "disini" aku hanya berDua saja, tiada siapapun n apapun yang ada
Rupanya "disini" n bukan dimana2, aku bersamaNYA tanpa ruang waktu n sekat rasa..
(€)

Wednesday, July 25, 2012

tenang samuderaku, 
damai bergelayut diwajahmu nan biru,
lukisan wajah qalbu...
sesekali deburan ombak nakal menyapu hening
bercengkrama dengan sentuhan sang angin, 
itulah dunia jiwa dan nuansa batin
sementara langit masih lagi mempesona diantara biru dan keemasan yang melukis terang cakrawala
seumpama gambaran pikiran dikepala semestinya
dan harum aroma tanah yang sembab diembuni pagi,memberikan gairah kepada setiap bunga 
dan rerumputan yang tumbuh merekah, laksana kesadaran yang senantiasa memberikan kehidupan hati dan jiwa sebagai dasar kehidupan manusia...
hingga tercipta harmonisasi yang lebih dari sekedar essensi
menjadi satu kesatuan wujud nan luas penuh keseimbangan, 
sempurna, indah lebih dari sekedar pesona alam, itulah dirimu dalam sejatinya insan...

-€-
suatu saat musik itu kan terhenti, seketika sunyi kan membuat kau sadar jika lagumu telah usai, dan kau merasa betapa letihnya menari, tiada yang kau dapat, bahkan riuh tepukan tangan itu sirna ketika kau berhenti diwaktu yang sama, tiada yang menemanimu, tiada yang memuja n memuji tarian n nyanyianmu, selain kesendirian yang terasa begitu menggiris hati, kau berusaha teriak, menjerit n menangis, n memanggil orang2 yang kau cintai, tapi sayang, mereka pun menghilang diujung lagu yang terhenti sesaat waktu lalu, mereka hanya nikmati pesonamu, setelah itu mereka tak lagi mau tahu, mereka jemu padamu, itulah "dunia semu"
jangan percaya n tergoda dg kepalsuan, jangan terlena bahagia diatas mimpi selain nyata kesadaran, atau kau hanya akan kehausan dalam gamangnya ilusi dan fatamorgana
sesekali bicaralah dari dan bersama "hati" jauh ke dalam diri
karena tak akan ada satupun sekelilingmu peduli

~pencinta ilusi, hanya mengejar kepuasan diri n kesenangan semu luar diri~

~pikiran yang dominan menguasai hati, tak akan sampai kepada kesadaran sejati~

~fokuslah pada "dunia" batin n jiwa, karena spiritual lebih dari sekedar cinta, logika, kulit dan kasat mata~

-€-
~ketika kau hanya mencari kesenangan, maka kau akan lebih banyak mendapat kekecewaan~

~ketika kau berfikir n berbuat demi kesan dunia luar, maka dirimu akan letih terabaikan~

~kenali egomu, maka akan kau dapat sadarmu~

~waktu tak akan pernah bicara tentang masa, kecuali mampu berdamai bersamanya~

-€-
@Selalu akan lebih banyak mendapat pengalaman bagi siapa yang menyukai pembelajaran

(always would be get much more an exams for whoms that loves a learnings)

@Selalu akan lebih banyak mendapat kesempatan bagi yang menyukai "tantangan"

(always would be get much more chances for whoms that loves a challenges)

-€-
Tanya pada dirimu sendiri, mengapa semua terasa sakit dihati, andai kau temukan jawabnya, kamu pasti tahu apa obatnya..

Tanya dirimu sendiri mengapa kecewa begitu berat sesak didada, kalau kau tau sebabnya, engkau pasti tahu jalan keluar terbaik untukmu

Tanya dirimu sendiri apa arti bahagia, jika kau temukan jawabnya, maka kau tak akan lagi banyak bertanya, mengapa harus sakit atau kecewa

namun andai jawaban2 itu masih tak kau temui, atau kerap keliru diantara ilusi, itu karena kau masih belum mengenali dirimu sendiri

-€-
Hancur bukanlah berarti usai, karena hakikat tiada mati diatas ilusi
Hancur adalah awal, membuka tabir semu pada kenyataan
Hancur adalah langkah, menuju baru dalam hijrah

Menjadi baru, dari proses pematangan jiwa dan qalbu
Melalui tempa segala rasa, batin pun mampu temukan haknya

(umpama hidangan lezat, tak lepas dari bahan, dan olah rasa serta proses pematangan yang tepat)
begitu pula proses pendewasaan manusia menjadi insan semestinya

(kera pun tahu pisang mesti dikupas kulitnya dan yg dimakan adalah dagingnya)
begitu pula kita, bukan kulit n dunia luar yg harus dikenali, tapi hakikat pribadi di "dalam" diri, yg lebih dari sekedar essensi

-€-
membaca saja tidak cukup
merenungi saja tidak mencakup
otak saja tidak menjangkau hidup 
teori itu hanya jalan pembuka akan pemahaman, 
dan pemahaman saja masih hanya merupakan sentuhan kulit,
sedangkan essensi jauh berada didalam lapisan2 seribu kulit itu sendiri
tapi yang terjadi, 
baru dilapisan kulit pertama aja sudah dijadikan masalah sulit, ribut, sesat dan pelik, 
bahkan fokusnya lbh dominan n ekstra terpengaruhi bahkan terkomintasi ilusi dari warna dan jenis kulit it sendiri, 
jelas salah kaprah, dan it hanya buang2 waktu dalam mencari dan mendapatkan essensi..
kadang2 dan memang terlalu kebanyakan makan teori ya jadinya kejerat dgn pengetahuan sendiri, 
sibuk menumpuk informasi, tapi tidak bertindak sebagai sumber informasi yang hakiki, 
padahal "manusia n kesadarannya" adalah hakikat sumber pengetahuan sejati
Gak percaya? 
Galilah diri kita sendiri secara "pribadi", 
gak perlu buka kamus itu dan ini, 
gak perlu banyak mikir, 
karena memang kesadaran it tidak membutuhkan fikiran, 
tapi kepasrahan total sbg "jiwa insan"
spiritual it sederhana, 
tapi byk pihak membuatnya rumit karena terbelenggu pola pikirnya, 
padahal orang buta huruf saja bisa mengenal Tuhannya...

(E)