Tuesday, May 7, 2013

Ketika Jiwaku Kasmaran

by Ellyssee Lavin (Notes) on Friday, June 25, 2010 at 3:21pm



Wahai kuntuman mawar yang tengah mekar
Hari ini ingin rasanya kuajak kau berbagi syair kelakar
Mencium harummu yang hingga mabuk segar
Melumat habis rupamu yang merekah menawan
Kupetik dan kusunting engkau tuk kusematkan diantara rambutku yg legam

Wahai angin lalu nan kemayu, terbangkan gemulai jemariku
Ciptakan tarian terindah diantara gumam desau dedaunan yang berdesah

Duhai kicau Kenari
Sudikah kau temani aku bernyanyi, suarakan kegilaan yang tengah buncahkan sanubari
Biarkan aku lelah lemas mengitari pesona alam bilik hati

Kepadamu sang mentari
Senyumi aku dari seribu keindahan melati
Jangan kau undang awan keabuan hadirkan temaram
Tidakkah nampak wajahku tengah cantik sumringah

Untukmu sang cakrawala, payungi aku dengan kelembutanmu yg biru, usah biarkan hitam usapi warnamu dalam sendu, kuingin terbang menyapu wajahmu, dan menyampaikan kabar bahagiaku

Dan engkau samuderaku, ku tak lagi hiraukan amuk gelombang lautanmu, biarkan terjangnya kuajak berdansa diatas riak wajahmu, hingga dirinya lelah dan menyerah kalah dalam tarianku yang indah memasrah

Duh, Kekasih...
Hadirmu telah buatku lunglai letih
Diantara kemilau wajah rembulan nan keemasan
Ketika malam hening kudendangkan syair pemujaan terbening
Kuberserah dengan utug jiwa telanjang rasa
MenantiMU diambang batas ujung hampa
Hempaskan segala ingin, dari asa yang lama mendingin
Lepaskan panah tajam kerinduan, menciptaMU dalam sekuat pelukan

Duhai Pujaan..
Ada yang banyak harus kukatakan, dan telah kutuangkan dalam lukisan bejana diam
Aku terapung dalam buaian rasa yang menggila
Aku melayang dalam hasrat yang lama tak kujumpa
Aku terpaku dalam duduk beku, sedangkan nurani meronta teriakan jeritan cintanya yg menggelora

Wahai Cinta..
Tidakkah Kau dengar lengkingan merdu suara qalbu menyebut dan memanggil NamaMU
Hingga terjaga segala pori2nya, hingga menggigil setiap lapisan kulitnya, meresap dalam darah, merasuki relung kosong di setiap serat dan lorong

Duhai Cinta...
Semestaku pun terperangah dalam terpana
Betapa Jatuh Cinta tiada kepalang rasanya
Membunuh waktu dari sadarku, terlupa rasa dari pesonaMU

Duhai Cinta..
Raib sudah yang segala gundah, setelah Kau berikan aku yang terindah, biarkan aku puaskan diri memelukMU dalam abadi, hingga aku lebur dalam satu urat nadi, Utuh, Satu, Hampa dalam lautan Cahaya, menyatu dalam keSejatian Cinta

Wahai Cinta...,
Biarkan aku mabuk dalam kegilaan Kasmaranku, demi segera dan selamanya bersamaMU...



No comments:

Post a Comment