Tuesday, May 7, 2013

Sesal dalam Pekat.............

by Ellyssee Lavin (Notes) on Monday, January 4, 2010 at 2:59pm


Angin malam
Denganmu saja aku bercerita
Denganmu saja aku mencurahkan segalanya
Ketika bibirku tak kuasa berucap
Ketika bibirku tak bisa berucap
Ketika mataku mulai berkaca
Ketika tanganku terkepal menahan amarah
Ketika hatiku pilu penuh sendu
Hanya kau yang mengerti
Apa yang kurasakan dan kunikmati

Sudah lelah ku berpura pura
Sudah lelah hati ini menjaga
Sudah letih batin ini mendera luka
Sudah sesak dada ini menahan gejolak murka
Sudah pedih jiwa ini mengemban berjuta lara

Kini....
Ragaku terdiam pasrah
Tatapanku kosong menerawang tak tentu arah
Sunyi senyap menggerayangi seputar jagad
Seolah terpukau menyaksikan aku yang tak kunjung lelap
Aku pun tersadar dalam kesunyian malam
Alam kian pekat, namun bagiku begitu memikat
Kubergerak hampiri bibir jendela yang tersibak


"Kudengar suara lirih bersbisik di relungku yang terdalam"...........

"Tidakkah kau ingin menceritakan semuanya pada sang malam..?"
Ayolah, jangan membungkam, jangan malu ataupun sungkan....
Tidak ada yang akan menghakimimu, bukalah hatimu perlahan
Hempaskan sesakmu dalam diam
Ungkapkan apa yang selama ini kau pendam
Jangan kau biarkan dukamu tinggal sementara kepedihan merajam
Untuk apa kau isi jiwamu dengan kesedihan dan kepedihan
Tidakkah kau sadari lukami kian meradang
Pernahkah kau ketahui dirimu menginginkan kebebasan
Bebas lepas merasakan dan mendapatkan segalanya yang kau idamkan
Biarkan air matamu terurai mempercantik merah pipimu
Membasuh kepenatan wajahmu dan biarkan kembali memancarkan binarnya yang indah
meski sesaat.................

Lihatlah dirimu melalui nurani sejatimu
Dia tidak ingin berdusta, dia kian meronta mendamba bahagia
Kamu egois, kamu buta, kamu kejam,kamu pendusta, kamu mengaburkan segalanya
Apa yang kau cari, untuk apa kau menderita, untuk siapa kau punya cinta
Padahal tidak pernah ada yang mencintaimu, mereka hanya mengharapkan pamrih darimu

Mereka hanya membutuhkan ragamu
Mereka tidak peduli hatimu
Mereka tidak peduli akan semua ketulusanmu
Tidak pernah ada..........
Kamu kira dengan diam dan senyumanmu mereka akan memberikan separuh hatinya padamu...?
Sudahlah tidak pantas kau memberikan cinta tulusmu untuk mereka, percuma...
Bukankah kamu hanya mendapat kecewa, terluka dan kecewa...

Suara itu terhenti, seiring mataku menjatuhkan aetetes air hangat di kedua pipiku

Seketika aku tersentak, hatiku kian tersayat, pedihku mulai kritis
Jiwaku sontak merana, batinku tersedar, betapa aku menderita............
Ternyata aku kian tersiksa, ternyata dunia menjebaku hingga aku merana
Aku telah menyeret diriku kedalam kekeliruan Cinta
Aku telah menyiksa diriku dengan kebutaan hati, bahkan hampir mati
Aku telah keliru mempersembhkan jiwa dan raga kepda yang bukan semestinya
Betapa kotornya aku
Betapa menjijikkannya aku
Senantiasa bernafas dalam kemubafikan
Selalu berpijak pada harapan dan harapan kosong tak berkesudahan

Malam.........
Katakan padaku apa yang seharusnya aku lakukan...?
Denganrkan tangisanku, apakah air mata ini masih berarti bagiku, masihkah berarti pulakah sesal dan kecewaku...?
Apakah masih sempat waktuku untuk membuat BUKU BARU
Karena BUKUKU yang keamarin entah masih dapat kubaca atau tidak, karena telah kutumpahkan tinta hitam didalamnya..
Aku ingin membuangnya
Aku tak ingin mengenangmya
Tak perlu juga kusimpan lagi
Aku sudah tak membutuhkannya
Biar semuanya kukubur bersama air mata yang telah banyak luruh terbuang percuma hanya karena durjananya Dunia..........

No comments:

Post a Comment