Monday, July 23, 2012

ILALANG

Lengang..., di kerontang panas yang memanggang
Debu keruh memupus wajah hijau, meranggas sejuk lugu daunmu..

Tiada ruang tuk sekedar hela udara, hanya pengap dan sesak, mencekat kerongkongan jiwa..

Dahaga meradang, memilu dan liar menjalar, sakit menghimpit, merajam belukar, membakar kerinduan yang lama terdampar..

Bias terik, mencambuk amarah diantara gairah, menjerit jauh dlm baluh batin nan lelah..

Hampa sudah asa dalam kembara, tersungkur dalam rana, terkubur dalam panasnya pasir panas yg bertabur..

Debaran yang tersisa, mengais perlahan dan semakin dalam, menjauh dlm keterasingan..

Bila..? Kutemui wajah embun, sentuhan rinai sejukan damai, terbiarku membatu, tanpa mimpi, selain keluhan kabut di sudut hati..

Tangisan kering didahan, menjadi santapan mentari siang yang sombong..
Ratapan pucuk yg melunglai, layu hampa mewakili jiwa yg kosong..

Mengiba, memeluk separuh cinta, namun hanya berbalas fatamorgana

Masihkah ada jalan kembali menuju savana, dimana layaknya kusemaikan cinta demi diatas suburnya..

Masihkah lagi kudengar nanti, nyanyian halilintar yg lantang menghantar hujan, dan diantara senyum mentari yg tersungging melukis pelangi..

Letihku merajuk sendu, sejenak mengusap benak, mengurai tanya yg kerap kusimpan diantara semak..

Mengapa aku masih lagi berdiri, diatas kaki kering yang mengujam bumi, menjadi akar diatas pasir nan panas membakar..

Mengapa aku masih lagi berdiam saja, sandarkan kasih pada asa yg mengabur pula, tak berujung diatas pangkalnya...


-€£'2011-

No comments:

Post a Comment