Friday, July 13, 2012

Cinta tidak memiliki cara, jalan dan ajaran, kecuali keyakinan, ketulusan n pengabdian

Cinta sejati tidak bisa dimengerti, bahkan senantiasa berubah semakin lebih ber"isi" tanpa dicari, semakin "baru" tanpa disadari

Cinta sejati tiada menuntut selain memberi, tiada mengharap selain mengabdi, tiada beban selain kelapangan, tiada sakit selain kehangatan, tiada perih selain kesejukan, tiada kecewa selain kecukupan rasa, tiada sesal selain kepayang, tiada resah selain kasmaran, tiada galau selain kebahagiaan, tiada merana selain keindahan, tiada sulit selain kelegaan, tiada sedih selain senyum kedamaian, tiada kekalutan selain ketentraman, tiada kekacauan selain ketenangan, tiada ilusi selain kesejatian

Laksana tetes embun, ia seperti ayah, laksana tanah yang menjadi ibu sang, benih kering pun tumbuh subur, membawa pesan cinta kasih kepada sang alam, tiada pamrih, tiada syarat, mengabdi tanpa kata2, mati pun tanpa keluhan dan air mata

Bila, baluh hati telah tersentuh cahaya Cinta, maka, seisi jiwa raga penuh sinarnya, relung qalbunya bak luas samudera, jiwanya laksana semesta, rasanya menjadi Ibu segala rasa

Bisu ia, hanya saja, seketika senyumnya binasakan sejuta bahasa
Terdiam ia, namun hatinya berdebur membuncahkan gelora rasa yang tak mampu didiamkannya
Terpejam ia, ketika heningnya pekat membenamkan diri disamudera dada
Tertunduk ia, ketika yang nampak dihadapan hatinya adalah Wajah yang tak tertandingi CahyaNYA

Langitpun kian kelam menyaksikan, bintang2 n rembulan pun iri menatapnya dalam2, anginpun malu2 menyapu kabut n berlalu, waktu seolah enggan melajukan perjalanan, seluruh semesta pun terdiam, khusyu dalam takjub penyaksian kemesraan

Duhai Cinta, biarlah begitu aku menyebutNYA
Duhai Ibu sang Rasa, begitulah aku menamakan perasaan yang ada
Duhai Segala2NYA, memang begitulah Engkau Adanya
Ternyata "disini" aku hanya berDua saja, tiada siapapun n apapun yang ada
Rupanya "disini" n bukan dimana2, aku bersamaNYA tanpa ruang waktu n sekat rasa..
(€)

1 comment:

  1. Yang mengerti Cinta ya hanya Cinta itu sendiri, itulah kenapa jiwa harus kembali ke hakikat azali, ini agar jiwa melebur ke Samudera Cinta, supaya kembali ke Asal, agar bisa menjadi saksi sekaligus mengalami ketakterbatasan Cinta Abadi yang mewujud nyata di seluruh ciptaanNya. Semua ciptaanNya berasal dari Samudera Cinta yang mengandung Sang Maha Cinta itu sendiri, Hakikat Sejati dari seluruh CiptaanNya, ya Dia sendiri. Ini semua adalah tentang Dia sendiri.

    ReplyDelete