Cinta tidak memiliki cara, jalan dan ajaran, kecuali keyakinan, ketulusan n pengabdian
Cinta sejati tidak bisa dimengerti, bahkan senantiasa berubah semakin
lebih ber"isi" tanpa dicari, semakin "baru" tanpa disadari
Cinta sejati tiada menuntut selain memberi, tiada mengharap selain
mengabdi, tiada beban selain kelapangan, tiada sakit selain kehangatan,
tiada perih selain kesejukan, tiada kecewa selain
kecukupan rasa, tiada sesal selain kepayang, tiada resah selain
kasmaran, tiada galau selain kebahagiaan, tiada merana selain keindahan,
tiada sulit selain kelegaan, tiada sedih selain senyum kedamaian, tiada
kekalutan selain ketentraman, tiada kekacauan selain ketenangan, tiada
ilusi selain kesejatian
Laksana tetes embun, ia seperti ayah,
laksana tanah yang menjadi ibu sang, benih kering pun tumbuh subur,
membawa pesan cinta kasih kepada sang alam, tiada pamrih, tiada syarat,
mengabdi tanpa kata2, mati pun tanpa keluhan dan air mata
Bila,
baluh hati telah tersentuh cahaya Cinta, maka, seisi jiwa raga penuh
sinarnya, relung qalbunya bak luas samudera, jiwanya laksana semesta,
rasanya menjadi Ibu segala rasa
Bisu ia, hanya saja, seketika senyumnya binasakan sejuta bahasa
Terdiam ia, namun hatinya berdebur membuncahkan gelora rasa yang tak mampu didiamkannya
Terpejam ia, ketika heningnya pekat membenamkan diri disamudera dada
Tertunduk ia, ketika yang nampak dihadapan hatinya adalah Wajah yang tak tertandingi CahyaNYA
Langitpun kian kelam menyaksikan, bintang2 n rembulan pun iri
menatapnya dalam2, anginpun malu2 menyapu kabut n berlalu, waktu seolah
enggan melajukan perjalanan, seluruh semesta pun terdiam, khusyu dalam
takjub penyaksian kemesraan
Duhai Cinta, biarlah begitu aku menyebutNYA
Duhai Ibu sang Rasa, begitulah aku menamakan perasaan yang ada
Duhai Segala2NYA, memang begitulah Engkau Adanya
Ternyata "disini" aku hanya berDua saja, tiada siapapun n apapun yang ada
Rupanya "disini" n bukan dimana2, aku bersamaNYA tanpa ruang waktu n sekat rasa..
(€)
Yang mengerti Cinta ya hanya Cinta itu sendiri, itulah kenapa jiwa harus kembali ke hakikat azali, ini agar jiwa melebur ke Samudera Cinta, supaya kembali ke Asal, agar bisa menjadi saksi sekaligus mengalami ketakterbatasan Cinta Abadi yang mewujud nyata di seluruh ciptaanNya. Semua ciptaanNya berasal dari Samudera Cinta yang mengandung Sang Maha Cinta itu sendiri, Hakikat Sejati dari seluruh CiptaanNya, ya Dia sendiri. Ini semua adalah tentang Dia sendiri.
ReplyDelete