Thursday, July 26, 2012

AKU CINTA KAU SAAT INI

banyak yang begitu mengkhawatirkan hari esok, nanti kemudian, dan masa depan
dan hal utama kekhawatiran tersebut adalah harapan, keinginan, impian, kesenangan dan segala hal duniawi yang tak berkesudahan
bukan lagi sesuap nasi yang dipikirkannya, melainkan hektaran tanaman padi
bukan lagi seteguk air yang disyukurinya, melainkan lautan yang ingin dimilikinya

pikirannya terkuasai mimpi, kesadarannya terhijab kabut ilusi
pemahaman akan makna hidup pun mengabur, jati diri yang patut dikenali kian terbenam dan terkubur, begitulah bagaimana pikiran dan ego telah menutup mata hati dengan segala logika dan rasio

kebahagiaan bagi mereka adalah kepuasan dan kelebihan yang tak terbatas, menjadi kurang dari sebelumnya dianggapnya bencana, menjadi tak punya dianggapnya adalah neraka

pemikiran mereka tertuju kepada dunia daripada kedalam diri dan nuraninya sendiri, silau akan daya pikat nikmat dunia, mabuk oleh kelezatan rasa candu dan pesonanya, lupa kepada asal nafas yang terhela saat ini, lupa kepada jantung yang masih berdetak saat ini, lupa akan darah yang masih mengalir dalam nadi pada saat ini, lupa kepada segala nikmat indera yang masih sempurna terasa pada saat ini, lupa kepada ruh dan nyawa yang masih menyangga jiwa raga pada saat ini, hanya demi ambisi dan obsesi duniawi dgn alasan2 pembenarannya sendiri

nikmat yang sesungguhnya adalah ketika mampu mensyukuri keadaan dan ketiadaan dgn tulus, mensyukuri "waktu/kala/saat ini" dengan segenap kesungguhan hati, tidak perlu risaukan esok dan nanti, kecuali yakin dan percaya kepada Sang Penguasa waktu dan hari pun jiwa raga dan seluruh kehidupan ini, tidak perlu sok tahu akan skenario Tuhan dibalik rahasia, misteri dan kehendak serta takdirNYA

kebahagiaan yang sesungguhnya adalah ketika mampu berserah diri secara total kepada ketiadaan diatas segala keberadaan kepada Tuhan, tidak akan terpengaruh dan tergadaikan rasa keyakinan dan mahabbah kepada Tuhan hanya karena kenikmatan dunia yang penuh kepalsuan

bagi yang mengenali dan memahami hakikat CintaNYA, maka dia tak akan tertipu pandangan dan tertipu rasa, mana yang ilusi dan mana yang hakiki, apa yang ia cari, apa yang ia nikmati, apa yang ia pelihara, apa yang ia jaga, hanya Cinta dan keteguhan hatinya

dia tak kan pergi dari setianya akan Cinta yang dia rasa dan yang ia jaga pada saat ini, dia sangat takut lupa akan waktu lengah dan lemahnya sesaat saja, dia tak pedulikan esok atau nanti, dia hanya tahu dan begitu khusyuk menikmati Indah dan Nikmat CintaNYA saat ini pula, dia tak mau kehilangan sesaat jeda hanya karena tergoda tipu daya maya dunia

nikmati dan syukurilah segalanya pada waktu seketika dimana terakhir kali menghelakan nafas yang dibawa, maka disitulah hakikat kehidupan yang seharusnya dijaga, bukan esok atau lusa yang tidak pernah kita tahu kapan terhenti dan tak akan pernah bisa kita miliki

setidaknya, syukur, pasrah, berserah dan mahabbah saat ini saja, maka..,
"hari esok dan masa depan adalah saat ini bersamaNYA"

(€)

No comments:

Post a Comment