Wednesday, July 25, 2012

HENING adalah ketiadaan, tiada hasrat, tiada kehendak, tiada nafsu, tiada prasangka, tiada angan2, tiada mimpi, tiada pikiran, tiada ego yang mengotori kesadaran suci.
Namun hening dan ketiadaan itu sendiri bukanlah hampa, tetapi penuh n isi oleh hakikat esensi sejati diri, dimana esensi tersebut hidup n dihidupkan oleh CINTA.

Cinta yang lahir n dilahirkan oleh Sang Maha CINTA, jadi hening yang isi n penuh oleh CINTA, yang hanya bisa diwadahi "rahsa" melalui hati n qalbu yang suci.
Inilah hakikat bulan suci Ramadhan, mengheningkan diri dalam ketiadaan, dimana yang ada adalah pengabdian rahsa Cinta terhadap Sang Maha Cinta, ditumpahkan melalui realisasi pengabdian jiwa raga dalam amal (ibadah) yang disertai proyeksi dari kedalaman diri yang sejati. 

Sebenarnya ini pula yang dimaksud kondisi dengan meditatif, dimana kondisi tsb tdk boleh terikat ruang n waktu, tidak harus juga mengesampingkan atau mengabaikan segala hal rutinitas apapun, namun tidak pula dibuat2 oleh kehendak, tapi mengalir seiring hidupnya kesadaran yang hidup.

Segala gerak yang terjadi adalah murni hanya digerakan oleh kehendak Tuhan, tinggal diri yang mati namun hidup secara sejati, menjadi jati dirinya sendiri (inilah kondisi dalam kekhusyuan).

(E)

1 comment: