Wednesday, August 15, 2012


Pikiran adalah sia2 kecuali renungan, dan syukur adalah tiada guna tanpa tafakur, syariat hanyalah kulit yang rengat tanpa hakikat...

Sungguh semua yang tersirat masih lapisan2 kulit hikmah yang wajib kita gali menuju esensi diri...

BerkeTuhanan bukanlah semata pengamalan ajaran, tetapi mengenali diri dalam kehakikian dan Tuhan yang berperan dalam diri (tajali)...

Spiritualitas bukan terpaku pada ritualitas yang nampak, namun "kualitas" yang terbangun dalam rasa, rahsa, n terpancar kepada alam semesta..

Kesaksian diri akan Sang Maha Hakiki adalah kunci, sebelum melakukan perjalanan pulang menuju asal dan alam keabadian..

Apa yang nampak hanya menuntut penilaian secara kasat, apa yang dipahami nalar hanya hijab akan hakikat sadar, sementara Tuhan adalah Dzat diluar logika n nalar, tidak dapat dipahami pikiran, tidak dapat diwadahi dalam amal perbuatan, kecuali "rasa, hati, dan kesadaran"

Rasa itu adalah Cinta, dimana hal tsb adalah hanya sepercik dari sepercik CintaNYA, tiada penjelasan akan hakikat Cinta Tuhan, kecuali ia mampu menjadi Bejana akan Cinta Tuhan itu sendiri..

CintaNYA Sejati, Suci, Murni n tiada tertandingi
KasihNYA luas, tak terhijab dan terbatas yang menanungi seluruh alam semesta dalam nafas

BijakNYA tiada memilah, RahmatNYA tiada mengenal beda, BerkahNYA meliputi seluruh udara, Tulus SayangNYA bak air yang tak habis mengalir

Alam semesta sebagai kesaksian utama, seiring Adam n Hawa, dimana Cinta Kasih Tuhan telah ada n tercipta melalui seluruh alam ini untuk semua makhlukNYA tanpa kecuali, tanpa diskriminasi, tanpa membeda2kan setiap penganut ajaran, tanpa memilah2 keagamaan, tak peduli ia pendosa atau beriman, karena Cinta Tuhan bgt besar n universal, Dia ada disetiap jiwa seluruh makhluk ciptaan, hewan, tumbuhan, hingga debu di jalanan

Akan indah rasanya, bila manusia mencintai setiap sesama tanpa melihat kulit n amalnya semata, karena hakikatnya, setiap jiwa bergerak hidup atas Kehendak n KuasaNYA semata, mustahil dgn sendirinya, maka dgn secara tulus n sadar, kita menyadari jika kita mencintai Tuhan yg ada dalam diri mereka, bukan pada kulit, kemasan atau amalnya..

Akan damai rasanya, jika manusia menebarkan Cinta Kasih pada sesamanya dgn tulus, tanpa memilah ras, kulit, atribut, kubu, n perbedaan jalan, karena hakikatnya, hati setiap manusia adalah sama2 hidup atas Dzat Tuhan, bukan karena ego n pertentangan..

Semua manusia sama, semua agama mulia, semua ajaran satu tujuan, semua makhluk adalah "tajali"NYA Tuhan..

Selama masih ada batas mengasihi, maka ketulusan tiada pernah dikenal hati
Selama masih ada kesenjangan berbagi kasih sayang, maka sulit dirimu sendiri untuk kau kenal
Selama masih terikat ajaran, maka amal adalah hijab kesadaran
Selama amal ibadah tiada lahir dari hati, maka jiwa raga tiada menyentuh hakiki
Selama apa yang kau rasa hanya tertuju kepada dunia fana, maka perjalanan hidupmu belum apa2
Selama duniawi menyita fikirmu lebih dari mengingat TuhanMU, maka tiada pernah khusyu Shalatmu
Selama shalat n dzikirmu hanya demi pahala n syurga, maka itu bukanlah LILLAHITA'ALLA

ALLAH Maha Pengasih n Penyayang kepada seluruh isi alam, maka amalkanlah melalui hakikat n sifat "hati" yang suci, tiada kotor akan rasa benci n antipati.
Sementara, diatas seluruh ajaran n agama, syurga, pahala dan segala status spiritual beserta amal, semuanya adalah jalan, pedoman akan perjalanan kita, namun bgm pun juga, SELAIN TUHAN BUKANLAH TUJUAN.

(€)

No comments:

Post a Comment