Thursday, January 31, 2013


Dan..,
Dengan sendirinya, ilusi itu menjawab siapa dia apa adanya, seperti kabut, angin, awan, asap dan fatamorgana, datang dan pergi tanpa kuusik dan kutentang kehadirannya..

Semakin lama menyaksikan, merasakan n menikmatinya, semakin aku memahami, yang bukan pasti, tak ada yang abadi, tidak juga tinggal di ruang hati, hanya sesekali datang dan pergi..

Hingga akrab mengenal dalam kerap jumpa, bahkan menjadi kawan dalam perjalanan jiwa, meski sebelumnya tidaklah mudah menerima, hanya karena belum mengenalnya..

Ternyata, tiada yang melukakan, jika benar benar mampu menerima dalam bijak dan keselarasan yang terang akan kesadaran, seperti cinta dan kebencian, derita dan kebahagiaan, semua itu hanya suatu wujud kesempurnaan dan keutuhan yang tidak dapat dipisahkan, menjadi aplikasi Cinta Kasih itu sendiri..

Begitu sederhana, untuk mampu menerima, menjadi bahagia tanpa kehendak dan menolak, tanpa melakukan apa - apa, tanpa menjadi siapa -siapa

Seperti air, begitulah jiwa yang tulus sadar mengalir, seiring melalui keruh, terjal bebatuan, kelokan n jurang curam, dilaluinya dengan tetap menjadi hening n bening serta tulus sifatnya, begitu pula jiwa meretas perjalanan diantara karma dan takdir yang terlanjur terukir semasa karyanya..

Maka mengalir adalah mengalir dalam kesadaran yang tulus, terang dan mencair, dan dengan sendirinya, apa yang dilalui tiada mampu melukai, namun ketulusan yang mekar dan berpendar akan melahirkan Cinta Kasih yang melembutkan seluruh aral dan rintangan dalam perjalanan, laksana bebatuan yang keras dan kasar, semakin lama menghalus terkikis sentuhan kelembutan air yang melaluinya..

Merasakan semuanya, memperhatikan keseluruhannya, apa yang tetap ada dan terjaga, apa yang kerap datang dalam wajah maya, apa yang dirasa dalam gejolak sesaat atau damai yang menetap, yang hanya mampu dikenali Cinta dan Cahaya

Oct' 19 2012
(€)

No comments:

Post a Comment