Wednesday, May 15, 2013



I KEEP MY OWN

(by ellyssee lavin)


sejauh ini aku berjalan
dengan banyak hal yang telah kukorbankan
hingga hanya satu harapan yang tetap kupegang
dengan segenap kesungguhan tekad serta keyakinan
tak mungkin aku berjalan mundur, atau kembali
tiada jalan pula untuk singgah ke lain arah lagi
meski sulit, meski kerap terjatuh sakit
aku selalu berusaha untuk tetap bangkit
tak ada yang kuminta utuk memahami
tak ada pula yang kutuntut untuk menerima diri ini
atau sekedar untuk dimengerti

bila saja kuumbar perasaan ini
namun tak mampu kata - kata mampu mewakili
biarlah alam yang tahu semua dengan pasti
hingga membawaku sampai disini, hingga saat ini
nyatanya dinding tembok ini lebih memahamiku
ternyata kesunyian ini lebih tulus menerima diriku
tanpa bertanya, memberikan utuh kedamaian itu
dalam bisu kukenali mauku, yang tak terkekang ruang n waktu
menjadi diriku seutuhnya diriku
tanpa harus siapapun kuberi tahu
ketika kejujuran hanya dijadikan bahasa basi n usang yang terbuang

sayang seribu sayang, dalamnya hati tak dapat diselami
andai kurobek pula dada ini, hanya akan mengotori langit n bumi
sementara Cinta hanya menjadi lagu lama, dimana kerap memperdaya nafsu jiwa
kemudian menabur benih angkara diujung kecewa
begitukah Kasih yang sesungguhnya...???
bak buluh kangkung n buluh bambu
hambar sudah rasaku, kosong sudah hasrat - hasrat itu
entah kemana harus kucari tahu, ketika makin kucari, semakin hampa rasa ini
siapa pula yang harus kupersalahkan lagi
ketika jawab pun hanya gema ilusi dikedalaman sunyi
tiada sesiapa n apapun lagi

(€)

sejauh ini aku berjalan
dengan banyak hal yang telah kukorbankan
hingga hanya satu harapan yang tetap kupegang
dengan segenap kesungguhan tekad serta keyakinan
tak mungkin aku berjalan mundur, atau kembali
tiada jalan pula untuk singgah ke lain arah lagi
meski sulit, meski kerap terjatuh sakit
aku selalu berusaha untuk tetap bangkit
tak ada yang kuminta utuk memahami
tak ada pula yang kutuntut untuk menerima diri ini
atau sekedar untuk dimengerti

bila saja kuumbar perasaan ini
namun tak mampu kata - kata mampu mewakili
biarlah alam yang tahu semua dengan pasti
hingga membawaku sampai disini, hingga saat ini
nyatanya dinding tembok ini lebih memahamiku
ternyata kesunyian ini lebih tulus menerima diriku
tanpa bertanya, memberikan utuh kedamaian itu
dalam bisu kukenali mauku, yang tak terkekang ruang n waktu
menjadi diriku seutuhnya diriku
tanpa harus siapapun kuberi tahu
ketika kejujuran hanya dijadikan bahasa basi n usang yang terbuang

sayang seribu sayang, dalamnya hati tak dapat diselami
andai kurobek pula dada ini, hanya akan mengotori langit n bumi
sementara Cinta hanya menjadi lagu lama, dimana kerap memperdaya nafsu jiwa
kemudian menabur benih angkara diujung kecewa
begitukah Kasih yang sesungguhnya...???
bak buluh kangkung n buluh bambu
hambar sudah rasaku, kosong sudah hasrat - hasrat itu
entah kemana harus kucari tahu, ketika makin kucari, semakin hampa rasa ini
siapa pula yang harus kupersalahkan lagi
ketika jawab pun hanya gema ilusi dikedalaman sunyi
tiada sesiapa n apapun lagi

(€)

Tuesday, May 7, 2013

Rasaku ini RasaMU

by Ellyssee Lavin (Notes) on Monday, January 3, 2011 at 3:10am


Dari diamku yg terdalam
Dari helaan nafas alam yg panjang
Kurasakan, getar getar rindu membius sadarku
Nalarku mengelu, ketika qalbu dipenuhi sentuhMU
KasihMU adalah semestaku yg menghidupiku
Disini, dlm pekat akhir malam2ku, batinku kerap jatuh bangun, menjerit memecah pilu n rebah merinduMU
Disini, dlm lilitan dingin sang bayu, hatiku luruh menangisiMU
Disini, dalam hening lembut pekatku, jiwaku terjaga melepas hasrat nan erat pelukanMU

Dunia..., dimana ak berada sebenarnya...?
Ketika kusadari rasa ini tak biasa lagi
Meski kucoba berlari, asaku terbang tiada sisa lagi
Hampa terasa, diatas manis diantara getirnya
Nikmat membuai, diantara perih dan damai
Walau sejauh akal kupungkiri, aku tak lg kenali indahnya mimpi2
Hingga ak tak mengerti diantara logika n hakiki, hirisan luka hanya fatamorgana dlm dahaga, ingin diatas bahagia, hanya pelangi disepintas hujan saja

Aku hanya menemukanMU, diatas tumpukan serpihan mauku
Aku hanya mendapatiMU, diantara ketakinginanku
Aku hanya melihatMU, disegala pandangan letihku
Aku hanya mendengarMU, diantara suara2 hatiku
Aku hanya merasakanMU, diatas kebutaanku
Aku hanya memikirkanMU, hingga dibawah sadarku
Aku hanya dipenuhi bayang2MU, diantara keakuan n kemunafikanku
Aku hanya mengharapkanMU, diantara sesal kecewaku
Aku hanya merindukanMU, diatas kerapuhanku
Aku hanya membutuhkanMU, diatas ketakberdayaanku
Aku hanya mencintaiMU, diantara lara n cintaku

Ketika...
Luka pedih bicara, temuiku dlm perih tak terkira
Aku terjaga, tersadar dlm sakit luar biasa, mengakui bahwa hanya Engkaulah Sang Rasa, selain manis yg kudamba
Tahukah Kasih..., begitu indah saat2 itu, dimana ak bgt tergetar n melunglai berJumpa denganMU

Pun, ketika kumampu senyum diatas tebaran mawar n harum...
RasaMU yg kusadari hadir bergaung...
Tahukah Kasih...? Saat2 itu pun tak beda indahnya, menawanku dlm buaian nikmat bahagia, bukan krn ak tak lg berlara, namun ak tengah kasmaran dlm Cinta yg Kau Punya

TENTANG-MU.....

by Ellyssee Lavin (Notes) on Thursday, December 23, 2010 at 8:28am


Tak hentinya hatiku bicara, tak bosannya batinku bergumam, tak lelah jua jiwaku berkata, tak pula diam qalbuku berulang cerita tentangMU...

Tak lepas wajahku berkaca, pada cermin bening telaga, bertanya n menjawab biasnya, jika yg kulihat, adalah bukan bayang maya

Tak kuasa jemariku menari, memainkan pena biru bersuci, pada putih lembaran prasasti,
Melukiskan hasrat dalam gairah yg lekat, menjadi cerita yg kujalin dlm cerita sakral n khidmat

Alam tak luput kujadikan kanvas, yang tak lg perlukan sentuhan poles warna, semesta tak hilang kubuat sketsa seluruh gambaran, yang tak butuhkan titik garis dalam khayalan nalar..

Entah berapa banyak kata yg kupunya, entah berapa lama kurangkai serpihan cerita, sementara suara ini tak henti melesatkan puisi sejati, membawa sirat syiarMU yang tak kuragukan lagi

Rasaku menggunung, khianati waktu, mencakar lelangitan, menembus bumi, membelah lautan biru...

Terlupa sudah jawab sapa sang lara, larut sudah dukaku sbg sahaya dunia, menjadi musafir Kasih yg bawakan sejuta dahaga..

Malamku teriring senandungan rindu, lelapku dlm harap cemas nan membiru, mimpiku hampa dlm bayang indah wajahMU, terjaga ak saat kerap sebaluh qalbu mengigaukanMU

Maafkan aku mentari pagi, jika senyumanku lebih sempurna berseri, mendahului kilau sinarmu, jauh sblm tiba terbitmu dimataku..

Maklumi aku juga wahai pelangi, jika wajahku lebih cantik lagi, warnamu tak setulus aura hati ini, yg hanya sesaat hiasi langit n bumi..

Bahagia tawaku, merekah dalam setiap kelopak mawar mawar merah itu, lepas tulus senyumanku, hanyut bersama bening sungai2 yang ikhlas mengalir..

Masih kunikmati, kenangan manis sisa masa lalu, dilembaran kisah yg segera kulepas dlm sejarah.., masih tentangMU, dimana awal kali pertama kumengenalMU..

Kulalui padang tandus itu, dgn kaki telanjang penuh luka lebam yg terpanggang, namun tak lama kurasakan sakit n keperihan, dlm dahaga yg meradang kehausan, karena dahaga n pedihku membawaku lekat nikmat pada rasaMU, n seketika, Kau buktikan jawab sirnakan pedihnya, Kau ganti gurun tandus itu menjadi alam sejuk savana.., n indahnya rasa membuatku takjub terpesona, n aku merasa mulai jatuh cinta..

Kenangan manis yg tergores dalam batinku yg sempat terhiris..
Ketika kulewati padang panas tandus yg menghunus, n memijakkan kaki di sejuk alam savana nan suci, ada getar kehilangan, mencipta bilur biru kerinduan..

Betapa luka itu berharga bagiku, betapa perihnya nikmat membekas dibatinku,

Saat pilu bertaut rasa KasihMU, menyentuhku menggantikan perih menjadi lezatnya Cinta diatas luka n bahagia..

Sungguh pertemuan terindah, begitu sulit terlupa akan kenangan pertama Kau perkenalkan apa itu Cinta..

Sungguh perjumpaan rasa yg tak sanggup kubuang rela, menjadi sua sejati, ketika Kau pautkan rasa dalam Satu Rasa dimiliki hati ini..

Pesonamu mengikatku, pada kerinduan terdalam jiwaku..
Dimataku, yang kulihat hanya gambaranMU, semua terbias tentangMU, hingga sisa2 kering air mataku..

Rerumputan hijau, diantara nyanyian burung yg berkicau, awan putih yg berarak diatap langit biru, mentari emas yg terik pendarkan sinar yg memanas, lautan luas dlm ombak nan membuas, rinai hujan, n mekar harum kekembangan, sungai bening, n rimbun pohon beringin, dan entah seberapa byk yg nampak disekeliling..
Semuanya hanya bergambar tentangMU, semuanya hanya bercerita tentangMU, bahkan wayang2, tawa, suara, senyuman, sejuta wajah dlm berubah, hingga benci n caci maki itu, semua hanya berbayang tentangMU..

Tiada pula dikebutaan, saat hampa n kesendirian, segalanya Kau sita hanya Kisah Sejati tentangMU lagi..

Begitupun hati ini.., rasa ini.., hidup ini.., rindu ini.., cinta ini.., sadar ini...
Hanya tentangMU Sejatiku...

Haruku menghujam, menyesak batas kerinduan, mengakui rasa ini sepenuh sadar, jika diriku tertawan tak mungkin terpisahkan...

MenCintai-MU.....

by Ellyssee Lavin (Notes) on Wednesday, December 22, 2010 at 8:48am


Kekasih...
BerDua kita lalui, mengitari jalan hati, dgn pijakan rasa rasa ini
Bila kulukiskan, kisah biru yg hanya untukMu, sepanjang waktu, seribu kata dlm kias keindahan, batinku lemas layu didera ketakjuban padaMU

Kala malam, larut rasa dlm keheningan, mencari hangat kemesraan, menyatukan hasrat yg tak tertahankan
WajaMU lekat membayang dlm remang kelambu rembulan
TatapMU syahdu menyapu semburat seluruh malu wajahku
NafasMu hangat, meleburkan gejolak rindu yg membakar dadaku penuh nikmat
HadirMu melumpuhkan hatiku, hilang sudah kata dlm kelu, berat terasa nyatakan segala hasrat yg kudamba, betapa dlm diam, damaiMU begitu erat selimuti dingin jiwa nan kehampaan
Aku hanya mampu pejamkan mata, merasakan genderang bertalu riuh dalam ruang dada, menahan desiran deras darahku yg memanas, membiarkan rasaku dlm kegilaan kasmaran yg t'hempas
HadirMU utuh, meluluh lantakan sadarku hingga terjatuh
Lemas aku dikakiMU, rebah tak berdaya merasakan Kau begitu dekat mendekapku dlm lena

Tak kuasa kuberucap, tak mampu kutengadahkan wajahku padaMU, hati ini bgt luruh menunduk dlm sujud dipangkuanMU
Namun aku tahu, Engkau mengerti gemuruhnya hati ini, Engkau memahami arti diam yg kuselami, n Engkau selalu tahu tentang kerinduan2ku

Biarkan saja aku tetap disini bersamaMU, habiskan sisa2 lemas
ini denganMU, tanpa ikuti waktu yg berlalu

Kekasih...
BerDua kita jelang perjalanan tanpa rasa kebosanan
Menyapa wajah alam, dipagi yg dingin n basah hijau rerumputan
Asaku ceria berlarian, mereguk sejuknya embun, hasratku terpesonakan rupawan hamparan bunga nirwana, hatiku lengang, lepaskan riang yg terbang berhamburan
Wajahku berlumuran senyum, bak mawar mawar dlm kuntum, bibirku senandungkan tembang, menggoda binalnya sinar hangat mentari
Damaiku menembus atap lelangitan biru, merobek awan hitam, menepis kabut, menyibak tabir kemelut, memburaikan wajah sadis badai samudera

Kekasih..
Memiliki CintaMU..
membuatku mampu hidup diatas terjal yg tak pernah ak mau,
membuatku sanggup menelan getir yg tak pernah terpikir olehku,
membuatku bisa dgn tenangnya mengarungi samudera dlm amuk murkanya,
membuatku merasa nikmat diatas luka dlm pedih perihnya,
membuatku kaya rasa diatas kurang n kelemahanku semua,
membuatku kuat diatas rapuh yg menjatuhkanku dlm kemunafikanku,
membuat indah sgl pandanganku dr batinku yg buta terdahulu,
membuat megah rasaku dr segala risau n seluruh gundah,
membuat manis dr segala benci yg kerap menghinakanku dlm kisah sadis
membuatku bahagia hidup seadanya dgn Kasih yg bgt tulus dlm cara sederhana
membuat segalanya luar biasa melalui pengabdianku padaMU yg hina
membuat segalaku berharga diatas seluruhku yg tak miliki apa2
membuat bodohku bicarakan kejujurannya,
jika "aku" bukan siapa2

Kekasih..
Kembali aku merenung, bukan karena tak sukai hadirnya mendung
Kuingin, Kasih ini menjagaku padaMU, hingga abadi itu Kau sematkan di kelak kehidupanku

Kekasih..
Kembali aku terpekur dlm senyap, bukan karena takuti dingin hujan dlm gelap
Kuingin Cinta ini tiada tinggal dlm nikmat sesaat, seperti senja yg berlalu tinggalkan pekat

Kekasih..
Kembali ak terpejam, selami KasihMU disamudera kedamaian, nikmati CintaMU ditaman dasar kedalaman, tiada batas ruang, tiada kegelapan, hampa dlm penuh kilau sinaran, menyatukan "tubuh" Kita dlm lautan cahaya, sirnakan keraguan ketika kita pasti ber"sentuh"an tak terpisahkan

Kekasih..
MenCintaiMU, adalah awal kehidupanku, beri aku kesempatan, ketika tak cukup sekedar ak berserah dlm keheningan,
Beri aku waktu, beri aku sadar dr separuh Kasih TulusMU, agar ak tahu, agar aku mengerti, agar aku tak gentar, mengabdi n berkorban demi balas Indah CintaMU

JIKA CINTA BICARA-

by Ellyssee Lavin (Notes) on Tuesday, December 21, 2010 at 12:28am


Jika aku berlari, jauh kedalam n kedasar alam "diri"
Bukan karena aku letih akan garis hidup yg tak ingin kumengerti
Entahlah, asaku punah begitu saja, ketika pertama aku merasakan jatuh cinta

Jika aku memilih hanya ingin "sendiri"
Bukan sebab aku jera akan perjalanan suka duka
Entahlah, aku hanya merasa, ingin2ku telah sirna, disaat awal Kita "jumpa"

Jika aku tak lagi berhasrat menghiasi mimpi2, bukan karena aku tak takut tak memiliki indahnya pelangi, entahlah, malam2ku hanya terisi sesak rindu akan wajahMU, setelah aku mengenalMU

Jika aku tak lagi sempat menyapa sang mentari, bukan lantas ak tak menikmati hari2, entah mengapa, suara hatiku tak kenal waktu memujaMU, setelah kusadari, Engkau selalu ada untuku

Jika aku mulai lupa tuk pejamkan mata, atau sekedar menikmati cumbuan purnama, bukan karena aku lupa jika malam membuaiku setia b'sama rembulan, namun lelapku hanya larut dlm satu senyuman, sejak Engkau selalu temaniku habiskan malam

Jika aku hanya terdiam, ketika pagi sambutku dlm nyanyian alam, bukan krn ak lupa n mengabaikan, entahlah, yg kudengar hanya suaraNYA yg merdu seisi kesadaran, setelah Kita byk "bicara" merajut cerita indah tentang Kita berDua

Jika aku tak lg berhasrat melukiskan terangnya pesona dunia, bukan berarti aku tak menikmati siang dlm gemerlapnya, tapi jiwaku seketika lbh indah dr semesta yg kukira, setelah Kita meNyatukan "Rasa"

Jika aku tak lg butuhkan nikmat embun tuk lepas dahaga, atw sebutir anggur sekedar balaskan lapar, entahlah, bersamaMU aku lupa segalanya, setelah kusadari, KasihMU mengenyangkan akan sgl yg sblmnya ak butuhkan

Jika aku tak lg hiraukan seribu sayatan luka, bukan karena aku tak merasakan pedih n perihnya, namun, memilikiMU, sakitku tak berarti apa2, setelah CintaMU beriku nikmat diatas segalanya

Jika aku tak lagi mampu mengujar kata, bkn krn aku bisu dr bicara, namun kelembutanMU meluluhkan seluruh mampuku seketika

Jika aku tak lagi mampu menangis dlm kisah hidup yg tragis, bkn karena ak berdusta akan pahit rasa sejuta lara, namun caraMU terlalu manis mengalahkan seluruh getir yang tanpa berakhir

Jika aku tak lg lepas uraikan tawa seribu suka n gembira, bukan krn ak dustai rasa indahnya, namun diCintaMU, adalah bahagia diatas bahagia, buatku tak lg mampu lukiskan rasa diatas rasa, tak cukup dlm senyuman, tak sepadan dlm tawa kesenangan, tak lebih pantas dlm syukur sedu sedan

Segalaku lenyap ketika kurasa KasihMU begitu hebat
Segalaku sirna ketika CintaMU menelanku dlm nikmat hampa
Segalaku lebur, ketika Kau peluk aku dlm hasrat yg dahsyat berdebur
Segalaku hanya setitik dari percikan SegalaMU
Segalaku hanya tentangMU dan selalu tentangMU
Segalaku selalu karenaMU dan selamanya karenaMU
Segalaku adalah CintaMU n mutlak KasihMU
Segalaku hanya sedikit alasan dr Segala alasanMU
Masihkah ada tanya ketika jawabMU ada melebihi besarnya tanya kupunya?
Masihkah ada ragu ketika Kau tulus menerima n hanya memberi diatas kehinaanku?
Masih adakah ingkar yg mungkin terikrar ketika aku khilaf dr sadar? Sementara maafMU tak t'hingga dlm MurahMU yg menaklukanku

Jika benar rasaku ini rasaMU, jangan biarkan terhapus lupa n waktu, biarlah abadi, hingga aku tak lg temukan ruang tuk menaruh Kasih Sayang, selain Engkau hingga di keabadian.....

~Forever In Love~

by Ellyssee Lavin (Notes) on Saturday, November 27, 2010 at 6:38am



Ketika kita bersabar, itu wajar
Ketika kita mengikhlasi, memang layak n mesti
Ketika kita menerima setulus hati, tak perlu meragu lagi
Pun segala hal yg tidak kita sukai, semata hikmah kasih yg perlu dimaknai
Walau perih, bahagia hampir ada disetiap luka pedih, jika kita tak berpamrih
Disaat pula tak berdaya, itulah awal pengabdian cinta kita
Ketika waktu tak berpihak pada rindu, itulah moment indah dari arti merajuk resah
Andai begitu nyeri dalam pilu sendirimu, itulah arti bahagiamu yg tak semu

Cinta..
Lewat sudah kata kata dlm sejuta makna indahnya
Apa pula arti yg terlukis pd gambar n warna yg romantis
Tak cukup hanya memahami n mengenali rasa yg memabukan jiwa
Tak sampai hanya dengan memilih antara ketulusan n ironisnya kehidupan

Cinta..
Bukan sebatas harapan, dari sebuah ingin n impian
Adanya dia, begitu luas dlm makna yg berantai tak terpisahkan, tak teruraikan, tiada batas rasa, dalam manis tawar n sadisnya kekejaman
Cintai segala atas kehendak n milikNYA, sayangi setiap hati, dengan seluruh n setiap sisi, jika kasihmu benar sejati
Senyumi segala sinis, sukai setiap caci maki, syukuri semua benci, sekalipun engkau didustai
Cintai yg berimu duka, sayangi yg kerap buatmu luka, kasihi mereka yg buatmu tersiksa pilu
Berikan ikhlas do'a cinta untuknya, jika engkau mengaku tulus cinta akan PEMILIK dari mereka
Rasa mereka tak lebih separuh rasa yg butuhkan separuh rasa kita
Kebenciannya hanya karena dahaga cinta, mengapa tidak isi jika kita punya cinta sejati..
Keangkuhannya hanya karena butuh kasih yg tak pernah dimilikinya, mengapa tidak kita bagi, jika kita merasa kaya akan ketulusan hati..
Caci makinya semata do'a akan harapan akan tulus perhatian, mengapa tidak balas dg indah senyuman, bila kita miliki lautan luas bijak penuh kasih sayang
Beri lebihmu pada setiap yang perlu, terimalah kurang mereka yg dapat membuatmu lebih kaya
Jangan pernah memilih, andai kau hati pengasih
Jangan menawar dlm mencinta, jika kau mengaku pencinta seperti dan karena DIA
Cinta sejati..
Hanya mengabdi tanpa mengingini
Cinta sejati..
Hanya memberi tanpa pamrih diberi
Cinta sejati..
Tiada lekang dlm bosan, pengorbanan atw waktu yg berjalan
Cinta sejati..
Membagi bahagia tanpa kenal suka duka
Cinta sejati..
Bukan mimpi n asa berharap nikmat n indah syurga
Cinta sejati..
Bukan pula karena takut akan jahanamnya neraka
Cinta sejati..
Lepas mengabdi, tanpa syarat n abadi
Cinta sejati..
Kian pasti dalam hidup dan mati
Cinta sejati..
Hanya Sang Cinta dan Sang Sejati "ITU SENDIRI"


"heart in heart"

SEPERTI YANG KAU MAU

by Ellyssee Lavin (Notes) on Tuesday, November 2, 2010 at 9:11am



Perjalanan hidup di keseharian, hakikatnya limpahan hikmah yang tak ternilai
Tak ada yg sia2, dari separuh hela nafas kita
Segalanya hidup tiada henti, mengisi makna sadar atau tidak, mengelilingi kesadaran kita
Sepintas kosong n hampa, ketika batin kita lalai dr terjaganya
Senantiasa menjadi romantika, ketika ego dominan menyumbat kepala, mempersempit hati, menjadi kemelut qalbu, jiwapun seolah terbelenggu, karena tak jua diri n sejati selaras bertemu
Nasib selalu jd alasan n dijadikan kambing hitam, dan membenarkan segala penolakan
Kesadaran pun mengabur n hilang, lalu kesulitan mencari tempat ketenangan
Hatipun seketika nyeri, dadamu sesak bergejolak, batinmu meronta berteriak, jiwamu tertahan dlm kesakitan
Lalu kau cari kembali kesadaran belakangan, merangkak, jatuh bangun n tersesat, kau kembali menyalahkan keadaan dgn mengatas namakan khilafn kealfaan

Semua yg terjadi berawal dl dalam diri, bahkan kau ciptakan sepenuh sadar yg lantas kau ingkari, hanya demi jeratan mimpi n pesona ilusi
Entah mengapa, ketika kau merasa tak mampu usaikan semua, dirimu tak jua benar membuka mata, tak pernah pula memahami rasa
Sadarmu tak mestinya kau lempar kebatas ruang luar, sesalmu tak mampu lunasi tangis batin yg luka terkapar
Pernahkah kau tanya pada dirimu, apa yg kau cari n kau dapatkan waktu lalu?
Untuk siapa? Dan apa yg kau rasa? Adakah titik temu yg pasti dr dahagamu yg ambisikan puas nan abadi?
Mengapa kini kau tertunduk n terpuruk, ketika segala kepuasan it membuat kebahagiaan yg kau damba kini jatuh bangkrut?

Ketika rasamu terasa binasa, baru kau mengakui dirimu tak berdaya, setelah tiada yg mau peduli, engkau terisak mengakui nyeri hidup dlm sendiri, setelah engkau tak menemukan siapa2, dirimu terhenyak meratapi derita, lalu mendramatisirnya dalam lara n air mata, n kau akhiri dgn pengakuan yg kau sebut do'a
Sudahlah, yg terjadi baru saja kita sadari, nikmat atw nyeri hanya sebuah udara yg datang n pergi
Hapus dilema rasa, dengarlah suara nurani, benahi kesuraman hati, biarkan jiwa tumbuh dlm bejana yg bijaksana

Hadapi semua dlm syukur, jalani segalanya dg tulus, tak ada yg hrs jd beban atw merasa terbebani
Segalanya hidup mengalir dgn pasti, jadilah sebuah pribadi yg lbh siap lg, lbh bijak menentukan pijak n sikap, lebih bebas mengalirkan gerak batin yg ikhlas
Tak ada yg sulit, tak ada yg rumit, bahagia ada pada kesadaran yg bijaksana
Jangan menolak apapun yg datang padamu, jangan ingkari proses tempaan yg sesungguhnya dibutuhkan batinmu, jangan silau akan pencerahan yg kerap datang tanpa dikenali mata hatimu, semuanya hikmah n cara Tuhan menyampaikan Cinta

Tak perlu risau akan cara tuk kembalikan damai jiwa
Mulai dr hati, diri, rumah kita, keluarga n sekitar kita
Apa yg terlihat, terdengar, terasa, yg datang, yg dijalani, adalah Cinta, jgn pernah menilai wajah n perhitungkan rasa, betapa malu kita atas bagaimana Dia menCinta, tak ada bts waktu, ruang, wajah, warna, status, atau nilai khusus atas nikmatNYA yg tlh kita terima, lalu apa yg msh mjd masalah n alasan kita utk sekedar memahami n mengendalikan diri kita sendiri saja?

Simple saja, bersyukur adalah hal utama dlm tawadhu kpdNYA, dimana hal tsb dpt kita wujudkan dlm ibadah n keseharian kita, menjalankan syariat n kewajiban, beramal n hal2 positif lainnya, jika semuanya tlh terbiasa dlm sadar diri, keikhlasan perlahan menyelarasi, ketulusan akan hidup akan terasa sejuk menemani hari2, otomatis, sgl keinginan ats nama ego tak lg menjadi penting dlm diri, bahagia terasa cukup dinikmati dlm suasana dan kondisi yg apa adanya, hati, qalbu, jiwa, getaran dada, darah dlm nadi, keringat, kedipan mata, hela nafas dan peka pori kulit kita, terasa hampa tanpa mengingatNYA

Pikiran kitapun selalu penuh akan Dia, karena ingatan ini hidup hanya utk mengenangnya, setiap pandangan pun akan terasa indah, krn mata ini hanya indah didalam wajahNYA, segala yg kudgr pun terasa menggetarkan jiwa, krn yg kudengar adalah semata2 merdu suaraNYA, segala yg kurasa pun nikmat tiada taranya, krn hati ini telah dimilikiNYA

Indah, dalam segala yg tiada indah
Nikmat, atas segala lara n nyerinya derita
Bahagia, diatas segala hal yg paling bahagia
Aku adalah karena Dia
Dia ciptakan segalaNYA kepadaku penuh Cinta
Buatlah aku tak kokoh n kukuh sadar akan segala yg dapat membuatku goyah n gentar menCintamu
Beri aku sedikit lebih dr Maha Luar BiasaMU
Hanya demi aku bisa menjadi Aku, n mampu membalas CintaMU, seperti yang Kau Mau...

BUKAN SEKEDAR CINTA (I)

by Ellyssee Lavin (Notes) on Monday, October 11, 2010 at 5:16pm

Kepada air waktu yg mengalir.., demi nafas yg msh terasa hangat berdesir..
Berhentilah sejenak, singgahlah kedalam yakin didasar benak..
Adakah disana lain rasa yang hancur berserak..?

Rasa ini menamparku bak petir kilat nan lalu..
Jawaban ini bagai cermin yg menelanjangi nyawaku..
Sesal rasa keliruku, membunuh "aku" diatas AKU..
Aku gerah, aku penat, aku letih, sakit ini menggeliat bangkit, pahit ini buatku memahami, Cintaku tak cukup pasti, akan gurat Sejati..

Ketika lilin kecilku yg temaram, tak cukup terang menerangi wajah lautan.., lalu Kau ulurkan lentera yg silaukan semesta..
Lalu mengapa, pesan luruh tulus air hujan, hanya dimengerti bunga n hijau rerumputan..

Disaat sampan kecilku yg kerontang, tak cukup kuat mengarungi pelayaran.., kau ajari aku terbang n selami samudera yg dalam..
Tetapi, mengapa, kisah cinta langit n bumi, hanya difahami angin pagi..

Aku seperti tersedak air liur sendiri, Cintaku tak cukup sempurna utk kubakti..
Aku kian lesu disudut lubuk yg memilu, menyeka ribuan rasa malu, yg berlalu lalang diwajah qalbu..
Ingin kukatakan, namun begitu berat tercekat n tertahan beban..
Ingin ku teriak, namun hanya wajah telaga yg perlahan meriak..
Ingin ku menjerit, namun perihku makin menghimpit..

Wahai mentari, ingin ak mengenalmu lbh dekat lg, agar ak bisa lebih berani, cumbui pagi tanpa takut goda mega, dan tebal dingin sang kabut...

Wahai samudera, bawalah aku turut serta bermesra, ajari aku menari n berdansa diatas lekuk n tenangnya, agar ak bisa menikmati wajahmu, diatas perangai badai yg mengintai..

Kepadamu, rembulan malamku, ak kan terbang temui purnama, n mempersunting cahyanya, diantara pekat gulita...


BUKAN SEKEDAR CINTA 2

by Ellyssee Lavin (Notes) on Saturday, October 30, 2010 at 8:04am


Jika memahami...
Andai merasai...
Bila mengakui...
Apa arti sejati...

Jangan byk bertanya, tak perlu pula habiskan suara, tinta n air mata...

Tak mungkin pula gentar, tiada dapat pula tergoda cipta rasa n sgl karsa yg menyumbat ketulusan ikhlas yg ada, meski sekitar bergetar hebat dlm amuk romantika

Karena Cinta tak perlu terlihat, sebab Cinta tak risaukan sebab, lantaran Cinta tulus adalah tak pamrih seribu syarat, karena Cinta yg pasti hanya bg rasa yg hakiki, sebab Cinta dlm hakikat adalah tak sekedar mengabdi dan berucap...

Cinta yg penuh "sadar" diatas n didalam segala alasan n sebab akibat Cinta,
Yakin, pasti, abadi, n penuh kebahagiaan yg hakiki,
hanya satu hal saja, tiada lain adlh
"....kesadaran...."

AKU PADAMU

by Ellyssee Lavin (Notes) on Tuesday, October 5, 2010 at 8:29am


Kulepas waktu, bersama luruh rasa keluguanku
Membesarkan tunas kasih yang tumbuh, pada setiap rasa yang lahir mengalir sepanjang nyawa
Mudah tak selamanya ada, menyiangi rumput liar kemunafikan dalam mejalani alur kehidupan
Namun Engkau selalu ada dan sabar setia, mengulurkan tangan KasihMU dalam gerak sanubariku
Menyanjungku diatas keterbatasanku..
Memelukku dalam dingin beku kesombonganku..
Mengisi relung kesunyian n jiwa yang lemah di kesendirian..
Beri aku kekuatan, saat aku tak berdaya dalam kebodohan..
Merengkuh batinku dalam Kasih Sayang, disaat aku terluka dalam..

Apalah arti bahasa n segala rasa
Ketika Kau sadarkan aku akan Indahnya saat2 berDua..
Kelu ini lebih dari segala rindu..
Diam ini tak sekedar kemesraan mencumbu..
Debaranku terbangkan asmara yg membakar semesta..
Buta aku akan masa seketika..
Mati seutuh diriku terbunuh hadirMU..
Melambung sukmaku mencium aroma wangi tubuhMU..
Hasratku hampa terhempas segala megahNYA nan perkasa..
Sirna sudah segala realita, saat Kita satukan Cinta..

Kucari Engkau, Kau temui aku..
Kusebut namaMU, kau genggam hangat qalbuku..
Kutangisi Engkau, Kau berikan aku rebah di kokoh bahuMU..
Kubawa perih ini, Kau usap lembut penuh Kasih, hingga utuh kembali..
Meraung aku dalam sesak duka yg membumbung, kau rengkuh diriku dgn tulus penawar dalam Senyum..

Telah habis kata..
Manisnya caraMU Mencinta..
Dalam ironis n romantika, setiaMU tetap ada n sama
Menjadi dahan rindang yg bidang, sbg sandaran Kasih Sayang..
Tak bosan aku bercerita tentangMU..
Tak kan pernah usai rasaku memuja diriMU sang Pendamai..

Indah..indah..dam teramat indah...
Manis dari segala perkara paling manis..
Lebih dari pesona pelangi diantara gerimis yg bernyanyi..
Sekalipun dari gemerlap terang panorama kilau rembulan purnama..
Tak sebening embun pagi diujung senyum sang mentari..
Tak seindah biru langit n nuansa samudera seputar cakrawala..
Nikmat rasa ini bagaikan janji syurga..
Bukan atas nama segala yang kupunya, tidak juga akan semua rasa yg kusimpan dalam lipatan waktu yg panjang..
Namun abadi tanpa sebab berjuta alasan

Aku tak pernah tahu, kapan awal dari sepanjang waktu yg telah lalu
Aku hanya menyadari, ketika Sir ini hidup n sirami alam hati..
Dalam diam, senyum, tawa, lirih, jeritan, teriakan atau bahkan pedih n bahagia dlm tangisan...
Tak ada yg lain dan berbeda, berseru n bersuara, menyentuh, dan merasa...
Bukan sebatas raga diatas penatnya dunia, atau nyawa dalam bingkai kudus sang Atma..., selain kesadaran antara aku dan Dia...
Apa pula arti bibir dan kotornya alam fikir.., ketika batin ini hanya penuh dg Sir...

Tak ada nama yg dapat kucipta, dari apa yg kurasa..
Tak ada batas waktu, tuk lebih merasaiMU..
Tak ada layak yg lebih pantas akan ruang n sekat pembatas..
Karena Engkau ada dalam luas segala2nya..

Habisi rasaku hingga binasa..
Membawa segalaku tanpa tersisa..
Abadi diatas KehendakMU tanpa tidak..
Akankah aku sanggup balasMU n lebih ikhlas setia..
Jiwaku tergetar, hatiku menggigil gemetar, tanyaMU sentuh aku tuk seutuhnya tinggal dalam sadar, tanpa takut n gentar..
Kau yakinkan aku, tegarkan pastiku, bahwa CintaMU begitu besar, naungi semesta dalam Kasih yg Akbar..

Aku mau...
Aku ingin..
Aku harus..
Aku..... PadaMU.....

CINTA KASIH ITU...

by Ellyssee Lavin (Notes) on Monday, October 4, 2010 at 4:30am


Sejuk nian hatiku, karenaMU...
Indah nian rasaku, karenaMU...
Terbang melayang sukmaku, kepadaMU...
Lepaskan kemelut2 rindu, yg melekat erat didadaku...
Tersenyum aku, membawa hasrat dari separuh nafas yg tersendat, menanti balas tiup Kasih kecupan hangatMU...

Basah bibirku, dalam lirih basah, sebut panggil namaMU.,
Telah habis sesak asaku, penuh akan puja nan mendamba, HadirMU...

Disisi serpihan sunyi, kubuka isi dada dibalik mata yg berkilat cahya, membuka tabir rasa, akan wajah n seribu kisah, titipan Tunggal sang Maha Cinta...

Telah luruh air hujan, gumuli hijau rerumputan nan perawan...
Telah basah tanah, yang kerontang resah, menanti siram Kasih yg tercurah, basuhi benih yg lama terbenam lemah...
Benih seribu kembang, yang kan tumbuh cantik menjawan, dalam kuntum2 yang kuncup tersenyum...

Kini tiba musim semi menanti, tuk menebarkan harum seribu wangi, aroma taman surgawi...

Desau merdu angin nan lalu, sampaikan salam hijau dedaunan yang merindu
Dan jauh, diatas sana.,
Surya keemasan terangi wajah buana, singgasana alam...
Pekik riang, nyanyian merdu camar n kenari, haturkan kidung syukur, dalam ritual tari diantara semburat pelangi...

Sementara, sang biru megah cakrawala, setia memayungi luas samudera, yang menyimpan tulus rasa sama, biru wajahnya tiada lepas menatap pasrah pada langit yg menaunginya, bukankah itu cinta...?

Suaramu penuh siratkan gelora...
Berderu, menggelegar, dihempas gelombang yg marah n garang...
Kemudian tenang, lembut, bijak mendamaikan..
Tiada riak dendam n kebencian, meski badai kerap datang melumat wajahmu yg biru menentramkan...

Takjub aku, ikuti goresan kanvas yang kulukis lepas
Terpesona aku menuangkan cerita pada pena dalam buku rasa
Seribu satu kisah Cinta dari semesta
Antara hujan n benih kembang pada rerumputan...
Tali kasih biru n setia antara langit n samudera..., dan
Tulus sinar sang surya yang menerangi buana hingga pintu senja tiba...

Belum habis rasanya, kulumat rasa indah cerita, ketika langit mulai merona dalam merahnya yg jingga...
Dan lembayung, sisakan terang yg perlahan terhuyung, n hilang dibalik kabut gunung...

Jelang pekat, jelita sang malam..., diakhir pesan senja yang berlalu, tersisa cerita dalam ruang bilik hatiku...
Tuangkan rasa pada warna lukisan n tulisan buku jiwa, akan gambar n makna dari sepenggal kisah n cerita cinta, sesaat, sebelum rembulan tiba...

Gelap mulai lambat merayap, seiring dingin yg mulai menyergap..
Wajah rembulan sendu, seolah malu2 menggodaku..
Sinarnya tersenyum, menyapu temaram tanpa mendung..

Kutemukan juga kisah cinta n roman yang senada, antara bulan, bintang, alam n pekat yg memikat dibawah cahya purnama...

Cahaya yg bersitatap mesra, menukar bias n sirat cinta, dalam kerlip n gemerlap sinar mereka, sepanjang malam, seolah dunia malam, hanya milik bintang n rembulan..

Meski tak jarang, mega hitam datang berarakan, menghalangi gelora asmara yg tengah terjadi, namun tiada pernah pertengkaran mengakhiri, atau hadirkan benci..

Dan, malam pun tak membuat alam menjadi muram tanpa terang siang..
Kecantikannya nampak n indah menentramkan gundah..
Dipoles cahya sinar rembulan, n dihiasi kilauan bintang2..
Bagai bidadari bergaun hitam keemasan, menunduk malu ditatapan sang pangeran tampan...

Akhhhh....
Cerita cinta, kisah segala kasih
Ketulusan n ikhlas berbagi rasa tanpa pamrih..
Terpatri menjadi prasasti, dalam lubuk sanubari..
Tertanam dipadang jiwa, meresap dalam relung n penuh terisi, pesan kasih sejati..

Siang dan malam adalah kiasan
Mewakili wajah n waktu yang berlalu
Namun hakikat pesan itu kujadikan ilmu
Sakral, suci, sarat akan pesan cinta kasih sayang, dari Engkau Sang Tunggal...

Seketika, diriku serasa menjadi semesta yang nyata
Merasakan, menyadari utuh hakikat dari sadar n kenyataan
Menyimpan pesan kasih, membawa amanah cinta Tuhan..

Bahagiaku laksana rinai hujan yg menyejukan..
Hatiku kian subur, tuk jadi ladang dari benih2 kasih yg siap kusemaikan
Menjadi taman terindah dari seribu taman yg terindah
Menjadikan diriku semesta yg harum, menawan n megah

Ketika hidupku melangkah n bersaksi,
Ketika hidupku berjalan n mencari,
Ketika hidupku merasa n berakhir hampa,
dari.., untuk.., awal.., akhi.., tujuan.., tanya.., harapan.., n sejuta alasan, hanya bicara akan satu hal..

Aku adalah Cinta Kasih Engkau
Engkau adalah Cinta Kasihku
Engkau dan Aku, maka KITA adalah Cinta Kasih itu.....

PANGERAN PANGERAN-KU

by Ellyssee Lavin (Notes) on Wednesday, September 29, 2010 at 9:06am


Titip siratku, dari sejuta rasaku
Jangan artikan beban, ketika senyumku tertahan

Titip suratku, dari diam atas lisanku
Jangan artikan luka yang dalam
Ketika mataku terpejam dlm gemetar

Usah pedulikan, mendung yg tak sampaikan hujan
Kabut pun kan berlalu, diujung senyuman tipismu

Berikan hangatmu, dalam beku lemah jemariku
Bagilah aku kekuatan, dalam satu tulus kecupan
Dan buatlah aku tenang, dimanja damai pelukan

Tak ingin kuhapus
Tangis yg tengah luruh terjatuh
Biar ia menggantikan hujan, di padang gersang ketandusan
Biarkan ak memintal rasa, menjadi benang2 bahagia
Walau ak tergolek lara

Pinjamkan ak lelapmu, demi pelipur lelahku
Pinjamkan ak dadamu, agar indah mimpi tidurku
Usapi rambutku, n bisikan do'a penghantar pejamku

Bila nanti ak terjaga
Biarkan ak rebah lebih lama
Jangan kau usik tanganku, yg melingkar manja dipundakmu
Bila nanti aku mencari, tetaplah kau setia disini
Menyambut pagi n sinar mentari, dalam hangat yg tak sunyi lagi

Terima kasih kekasih
Kau temani aku melara lirih
Kau tulus menjagaku dlm bukti cinta kasihmu
Yang tak kukira sebelumnya
Berat hati menerima, ketika dadaku sesak akan bahagia
Betapa Tuhan menyayangku begitu sempurna
Mengutus seorang pangeran berhati pualam

Maafkan aku pangeranku
Andai ak tak sesempurna dirimu
Diatas sgl caraku memberi n mengabdi
Tulus ikhlas kuhaturkan separuh hati

Puja n puji untukmu ya Rabbi
Ada rahmat suci dibalik lara ini
Kau buat diriku lebih merasa berarti
Tiada batas waktu kau Cintai n Kasihi diriku
Terpekur aku dalam sujud sungkur haturkan sejuta syukur

Cinta kasih ini tulus murni tersaji...

Kepadamu Maha segala Maha wahai Sang Tuhan

Untukmu, pangeran berhati pualam...


MALAM, UNTUKMU SANG MALAM

by Ellyssee Lavin (Notes) on Tuesday, September 28, 2010 at 8:50am


Malam.....
Enggan mata ini kupejamkan
Ketika hati merdu lirih bergumam
Terkadang bersenandung, lembut, mengharu biru..., namun bukan tentang rasa pilu...
Ada nuansa indah selinapi sanubari
Sirnakan jengah perjalanan tadi hari

Sunyi...
Beningmu sejuk memeluk qalbu
Heningmu membius pori pori rindu
Menggoda hasrat jiwa melukis cinta disetiap rasa

Pekat...
Warnamu menggodaku tuk menguak tabir misterimu
Ada sinar yg lebih dari sekedar kemilau binar
Ada cahya suci yg terang memikat hasrat

Dalam...
Rasa ini kian larut n tenggelam
Geloraku kian jauh menyeret nyawa sadarku
Selami dasar taman kemurnian
Jumpai khalayak nyata sejatinya semesta
Leburkan aku dalam ikatan sejuta cipta, rasa n kehendak karsa
Lepas..
Burai.. n hampa..

Cinta...
Aku berserah dlm utuh telanjang, tanpa sehelai benang kemelekatan
Kupasrahkan, kulepas n kubuang ketika sayap2mu membawaku terbang
Memutuskan segala regang, membagi nikmat yg sukar kuusaikan

Kasih...
Puncak ini tak ingin kuakhiri
Ketika Sir hentikan aliran darah merah yg berdesir
Ketika nadiku hidup tanpa terasa berdenyut, disaat jantungku terhenti berdegup, dan nafasku tak kusadari tak terhela lagi
Akupun tak lagi ada, n fana akan sgl rasa dr sekujur raga
Menyongsong hadirMU penuh pesona

Dia...
Diriku penuh sesak menjadi ruangNYA
Jiwaku telah rebah di pelataran tak terhingga

HadirNYA...
Menjawab perhelatan letih deru perjalanan
Mengisi akan segala dahaga yang kerontang
Penuhi lorong2 hampa, basuhi baluh2 yang mengangga damba

Bahagia...
Lelah ini wajah, letih ini gerah, akhiri tanya seisi hati
Suka ini gambar, lara ini lukisan, terhapus kilat cahya senyuman
Pilu itu dahulu, pedih itu kusemai kini, tawa lepas terburai, terjamah damai
Sendiriku, terkupas nafas guliti kesamaran
Pecah sudah, galau risau n sejuta gundah

Aku...
Tiada kanvas tiada warna, ketika kuberkaca pada luas samudera
Tiada sekat, antara aku n yang Satu
Bahkan tak nampak n terlihat lagi bayang2ku
Ketika bulan, bintang, n rembulan merobek belah dadaku
Ketika air, n api menjadikan darah kehangatan sejati
Ketika udara n bumi memberikan nafas langkah n kekuatan sadarku tuk berdiri n berlari
Ketika alam menjadi dasar setaman direlung lubuk jiwaku yg terdalam
Ketika harum wewangian kembang menjadi kuntum kasih yg kini bermekaran
Ketika jelita sejuta rupa bunga, berganti silih dalam wajah sejati cinta, yg berpendar takjubkan pesona

Malam ini indah...
Sunyi ini memikat geliat hati
Hening ini sakral dan suci
Rasa ini lepas terbang mengenyam kemesraan
Qalbuku berbinar tersipu, mencuri pesonaMU
Jiwaku kian tertawan diluruh kasmaran
Hasratku terbang, mengikis kilauan gemerlap bintang
Rasaku terhempas dilautan lepas
Dan.., semua it nyata ketika aku, dan Dia bersama n senada katakan Iya

Esok pagi...
Cinta ini tak ingin ku akhiri
Tunggu aku n tetaplah dlm siang n malam2ku
Mengacuhkan waktu, lewati rembulan n mentari yg memasung hari2
Nikmati ikhlasku, raih SetiaMU, Ciptakan aku yg baru
Yg terlahir dari sadarku, n tercipta dari setiap seribu kelahiran kuntum bunga bunga
Karena n untukMU, aku ada tercipta
Tanpa bingkai ruang n masa, kekal Cinta selamanya...

Malam, untukmu Sang Malam...

Hatiku.....

by Ellyssee Lavin (Notes) on Saturday, September 25, 2010 at 7:38am


Hati adalah prasasti, yg harus jijaga hidup dr noda, karat, torehan, sayat n kehancuran atau mati
Hati bukan bejana lara atau suka, hati keliru jika dijadijan tempat n sandaran sembilu
Hati bukan dibuka utk menerima n mencipta asa, hati tidak pula sesuatu yg patut tuk merakit rasa sakit dari sgl sulit
Hati adalah lentera terang yg menerangi jiwa disetiap belahan
Hati adalah cermin n permata, dimana menjadi sisi ruang batin yg bekerja sepenuh Cinta
Hati adalah cahaya bg qalbu yg kerap tekotori debu dr kisi2 jendela yg tak terbuka
Hati adalah nyawa murni bagi keindahan pribadi
Hati adalah sahabat diri sendiri yg tak pernah menilai n menghakimi
Hati adalah sisi tajam peka yg merawat ketulusan n kejujuran rasa
Hati bukan alasan dr apa yg kau cari n kau perjuangkan
Hati adalah vitalitas kesadaran yg suci, dimana hanya terisi Dzat Sang Illahi
Hati adalah semesta yg lapang menopang diri, Hati adalah cakrawala yg luas n megah menaungi
Hati hanya ruang utk kesadaran, hati hanya tempat bagi Sang Tunggal Dzat
Hati adlh kekayaan yg menjadi modal nyawa diri
Hati adlh bingkai segala sifat dari Sang Sifat
Kenali hati, selami dari setiap sisi hingga kedalaman yg paling dasar, lalu temui sang sadar
Maka segala yg maya kan sirna bersilih nyata dlm pesona
Sisihkan rasa n telanjang nikmati kehampaannya
Hati adalah samudera, yg menenangkan jiwa diatas praharanya
Hati adalah penyelesaian dr segala kesukaran
Hati adalah kunci dr segala kelapangan
Hati adalah sumber segala kedamaian
Hati adalah kejujuran tanpa pura2 n kedustaan
Hati adalah jendela kesadaran, dimana kita mulai membaca, menelaah n memahami diri dari lapisan yg tak pernah terjamah
Hati adalah awal pengenalan diri, hati adalah kendali dr segala khilaf yg tak disadari
Hati adalah rawan, n akan kuat, kukuh n tegar ketika terawat benar
Hati begitu lembut penuh kesucian, mengajari Cinta Kasih sbg ruh yang murni n utuh
Hati adalah suara hakikat diri yg setia mengingatkan n mengawasi
Hati adalah mustika kesaktian jiwa, ketika sgl dera luka buat kita kuat n tetap terjaga, melahirkan nikmat berkah dr pedihnya
Hati adalah segalanya, dimana tak perlu kau simpan apapun ataw siapa2 didlmnya
Hati terlalu sakral utk dijadikan pengaduan seribu aral
Hati hanya tempatku dan Kekasihku yg layak berdiam n tinggal
Sir itu indah, Sir itu nikmat, Sir itu laguku, nyanyian n senandung rindu qalbu, dimana senantiasa kulaungkan istiwewa di kedalaman rindang hatiku, mengingat, mendamba, memuja, berkasih merajut Cinta, berdua saja..
Hatiku, adalah peraduanku, menjamu, mengabdi n membawa segala KuasaMu...

Syair, dalam Dzikirku...

by Ellyssee Lavin (Notes) on Saturday, September 25, 2010 at 6:49am


Kau yang terindah
Beriku hidup n keseharian yg membahagiakan
Kau yang bijaksana
Mengetahui apa yg tak mampu kulalui
Ketika batinku letih lunglai menggapai
Kau hadirkan dlm tak berdayaku, nikmat damaiMu
Ketika langkahku terantuk jatuh, kau jadikan sakitnya sbg semangat bangkit yang utuh
Ketika aku menangis n tertawa, kau tawarkan senyuman Kasih n hangat yg lebih
Kau rawat rasaku, dengan ribuan hikayat hikmahMu
Kau jaga qalbuku melalui sentuhan lembut dlm gerak hati yg b'denyut hidup
Kau pelihara Cintaku, dalam kiasan makna diantara suka duka
Kau perkenankan bahasa, diatas sunyi n sakit yg terperi
Kau terangi samar, yg kerap selimuti tabir kesadaran
Kau buka pintu, disaat aku mencari naung Kasih dr panas n dingin yg bekukan jiwaku
Kau ajari aku arti cukup dr kurang n lebihku
Kau ajari aku tulus cinta ketika ak terasing n terluka
Kau ajari aku nikmat memberi ketika ak tak miliki apa apa
Kau ajari ak berKasih ketika kurasa dera lara nan pedih
Kau ajari aku arti menCinta ketika aku dilupakan n terhina
Kau ajari aku waspada ketika ak lengah dlm buaian goda
Kau Segalanya
Sandaran, alasan, awal n akhir tujuan, diamana n bgm ak ada tercipta
Kau selalu ada dlm setiap ruang, waktu n rasa
Kau adalah separuh diriku, ketika raga n nyawaku menyatu
Kau adalah separuh diriku, ketika rasa tercipta sempurna dari leburan dua sisi baluh yg berbeda
Kau adalah keSempurnaan
Ketika segala yakin n kepastian hanya bicara satu, tiada lain p'bandingan
Kau..., dan Kau..
Suaraku kian parau, rasaku kian penuh, n aku kehilangan segala daya serta kata kata
Ketika Kau hadir dlm bingkai kemilau Cahya
Kau sibakkan derai haru air mata, menjadi kesejukan lebih dr arti cukup n bahagia
Kau ulurkan Kasih dlm senyum n Cinta tak b'pamrih
Aku luluh lantak dikakiMu yg perkasa
Aku utuh lalu lebur bersama pelukan tanganMu yg lembut merengkuhku
Aku merasa kuat n tak kekurangan apa2, ketika Kau usap jiwaku dgn gerak rasa yg tak bisa kulukiskan melalui kata n bahasa
Aku tak mampu lg urusi hati, menelaah waktu yg terisi, menggambarkan wajah yg kunikmati, mengungkapkan nuansa yg kurasa lebih dr indahnya Cinta, krn segalanya tiba2 hampa n sirna
Hanya, Aku, Kau n kebeningan
Hanya, Aku Kau n lalu hanya Aku, kemudian Engkau, dan Aku...


-ellysse lavin-
-26 sept' 10-

Sendiriku.....

by Ellyssee Lavin (Notes) on Friday, September 24, 2010 at 9:44pm


Sendiri ini kuingini
Menjelang hening merayapi sunyi
Riuh hatiku bertalu, menggetarkan rindu diatas sembilu
Terpekur aku duduk ditepian pembaringan
Menundukan hati, meredam resah gundah yg menyakiti
Kupilin rasa dlm megap, kukemasi harap yg meluap, ada kisah yg ingin kuungkap
Aku.....
Kisah itu adalah Aku
Sekilas, separuh hingga segenap dr Aku
Adalah penggalan hidup sebuah raga n ruh yg utuh
Sisi gelap dari buramnya mata jiwa, sisi terangnya batin dr sadar yg berkobar
Maya dari ruang fana, nyata dlm hakikat hidup KasihNya

Aku, kuamati dibayang cerminku
Bukan siapa siapa diriku, ketika kukenali kedipanku
Tak ada apapun diriku, ketika kuteliti wajahku

Namun ketika ak bertanya, gumamku menjadi jawabnya, tapi ketika aku menyapa, senyumanku membalasnya, justru ketika ak menangis, perihku berikan tegar n usaikan pedihnya, n ketika ak tertawa, mataku menamparku tuk tetap tenang terjaga

Mulai kumengerti sisi sepi yg sblmnya tak kufahami
Rahasia yg lebih dr sekedar dr misteri
Membuka langkah, beri terang pintu n jalan kenyataan
Ribuan tanya terkesiap, seketika bungkam terdiam kembali pd lorong yg terdalam
Serpihan rasa diatas lara yg kunamakan luka, seketika sirna menjadi, suci tiada noda
Tengadah aku mencari wajahMu, kurobek dadaku jelang curah KasihMu
Terpejam mataku menantikan sentuhMu
Kutelanjangi diri n b'harap Kau jamah n Kau hampiri
Pasrah aku rebah diatas hamparan Mahabbah nan Indah
Dengar lirihku bawakan syair sarat rindu
Rasaku telah habis hampa, nantikan Dirimu mengisi segala Cinta

Melangkah Lagi

by Ellyssee Lavin (Notes) on Tuesday, September 14, 2010 at 9:30am

 

Seperti jarum jam yg berputar, rasaku bergerak dlm arus yg bergetar
Waktu yg berlalu, membawa jauh alur yg terisi kisah kini menjadi masa lalu
Tiada sisa tergurat dlm wajah tanpa semburat, pucat...
Sejarah menjadi kuburan sepi dlm brankas hati yg siap kubakar nanti
Tak perlu ragu kubuang dlm tebaran abu, n kutitipkan pada angin n debu
Tak ingin kuingat lagi, tak mau kukenang lagi, ketika langkahku bergegas mengayuh kaki, jauh n pergi, tak mungkin berhenti, tiada pijak pula tuk kembali
Apa yang kujalani, apa yg kulewati, semua yg kuterima, segala yg kurasa, apapun yg terjadi, bagaimanapun aku dlm seluruh peristiwa, adalah perjalanan biasa semata
Aku harus mampu mengguliti cangkang kehidupan, terlepas bersih n mulai terbang, tinggalkan semua pertalian yg senantiasa menahanku utk tetap tinggal
Sunyi adalah tempat bijak dimana kutuju dari asa n harap, hening adalah satu2nya tujuan dr segala wajah kerinduan yg lelah dr sebuah pengabdian
Sendiri adalah pilihan sederhana yg mahal dr sebuah tawaran bijaksana, ketika nurani bicarakan kisahnya
Jangan pedulikan perasaan, tak perlu mencari alasan, jangan bawa atas nama, atau demi siapa2
Mulailah adil thd kesadaran yg kerdil, ciptakan bejana seluas semesta tuk tumbuh kembangnya
Kusadari, diujung perhelatan kembara hati, lelah batin ini, mencari n merasai kemayaan yg senantiasa kucipta sendiri, hingga hampa rasa, cipta n karsa, mencari yg abadi n selalu ada terjaga, n yg selama ini kusimpan dlm biar n lupa
Tawa, tangis, suka n duka, hanya bias karma sandiwara dunia, semuanya fatamorgana, kecuali ego yg meyakininya sbg buah yg nyata
Tak henti, tak puas, tanpa letih kucoba utk tegar n b'sandar, pada satu2nya hal yg setia menjagaku utk tetap sadar
Manis, pahit, pedih n perih, sebaliknya adlh kias pendaran Kasih, menghidupi batin yg dahaga akan hikayatNya
Indahnya meraup kisah hidup, nikmatnya mencicipi segala lezat hidangan hakikat rasa, yg tak kusadari sebelumnya, yg disetiap pijakan, selalu tersaji beda, makin jauh, makin tinggi lebih istimewa
kuselami
Datanglah, apapun yg seharusnya datang, kan kujelang dg lapang
Kemarilah yg kunanti, yg tiba kan kuterima seikhlas hati, seluas semesta didasar batin ini
Terjadilah apapun yg harus terjadi, langkahku tak kan mampu terhenti, utk sekedar jatuh krn terpuruk atw terbuai disini
Selamat tinggal masa lalu, ketika kuhempaskan hela2 nafasku, memburu segala sesuatu yg baru n kian nyata buat diriku

Ketika Jiwaku Kasmaran

by Ellyssee Lavin (Notes) on Friday, June 25, 2010 at 3:21pm



Wahai kuntuman mawar yang tengah mekar
Hari ini ingin rasanya kuajak kau berbagi syair kelakar
Mencium harummu yang hingga mabuk segar
Melumat habis rupamu yang merekah menawan
Kupetik dan kusunting engkau tuk kusematkan diantara rambutku yg legam

Wahai angin lalu nan kemayu, terbangkan gemulai jemariku
Ciptakan tarian terindah diantara gumam desau dedaunan yang berdesah

Duhai kicau Kenari
Sudikah kau temani aku bernyanyi, suarakan kegilaan yang tengah buncahkan sanubari
Biarkan aku lelah lemas mengitari pesona alam bilik hati

Kepadamu sang mentari
Senyumi aku dari seribu keindahan melati
Jangan kau undang awan keabuan hadirkan temaram
Tidakkah nampak wajahku tengah cantik sumringah

Untukmu sang cakrawala, payungi aku dengan kelembutanmu yg biru, usah biarkan hitam usapi warnamu dalam sendu, kuingin terbang menyapu wajahmu, dan menyampaikan kabar bahagiaku

Dan engkau samuderaku, ku tak lagi hiraukan amuk gelombang lautanmu, biarkan terjangnya kuajak berdansa diatas riak wajahmu, hingga dirinya lelah dan menyerah kalah dalam tarianku yang indah memasrah

Duh, Kekasih...
Hadirmu telah buatku lunglai letih
Diantara kemilau wajah rembulan nan keemasan
Ketika malam hening kudendangkan syair pemujaan terbening
Kuberserah dengan utug jiwa telanjang rasa
MenantiMU diambang batas ujung hampa
Hempaskan segala ingin, dari asa yang lama mendingin
Lepaskan panah tajam kerinduan, menciptaMU dalam sekuat pelukan

Duhai Pujaan..
Ada yang banyak harus kukatakan, dan telah kutuangkan dalam lukisan bejana diam
Aku terapung dalam buaian rasa yang menggila
Aku melayang dalam hasrat yang lama tak kujumpa
Aku terpaku dalam duduk beku, sedangkan nurani meronta teriakan jeritan cintanya yg menggelora

Wahai Cinta..
Tidakkah Kau dengar lengkingan merdu suara qalbu menyebut dan memanggil NamaMU
Hingga terjaga segala pori2nya, hingga menggigil setiap lapisan kulitnya, meresap dalam darah, merasuki relung kosong di setiap serat dan lorong

Duhai Cinta...
Semestaku pun terperangah dalam terpana
Betapa Jatuh Cinta tiada kepalang rasanya
Membunuh waktu dari sadarku, terlupa rasa dari pesonaMU

Duhai Cinta..
Raib sudah yang segala gundah, setelah Kau berikan aku yang terindah, biarkan aku puaskan diri memelukMU dalam abadi, hingga aku lebur dalam satu urat nadi, Utuh, Satu, Hampa dalam lautan Cahaya, menyatu dalam keSejatian Cinta

Wahai Cinta...,
Biarkan aku mabuk dalam kegilaan Kasmaranku, demi segera dan selamanya bersamaMU...



Aku, Realitas  & Pribadiku (I)

by Ellyssee Lavin (Notes) on Sunday, June 20, 2010 at 10:55am



Aku seorang wanita, anak dr kedua pasang orang tua (ortu kandung & mertua) isteri dari suami, Ibu dari anakku, kakak tertua dr iparku, dan adik dari kedua saudara laki laki yg kumiliki.
Peranku memerlukan kepribadian yg luwes, wise, dan multifungsi, disamping menjadi bagian dari sekitar lingkungan yg dituntut matang menghadapi segala situasi dan kondisi yg tidak dapat dihindari.
Itulah hidup manusia, dominan dihadapkan dengan realitas dan romantika dunia ditinjau dari sosialisasi dan tanggung jawab morilnya secara umum sbg makhluk yang bergantung terhadap sesamanya.

Hubungan antar manusia tidaklah selalu mulus seperti kehendak pribadinya, aneka warna rupa, status, jenis kelamin, pangkat, harta dan kedudukan, sudah menjadi tradisi menjadi kelas kelas tersendiri dalam pengklasifikasian cara masing2 manusia dlm menghadapi, mengakui dan termasuk menghargainya.
Tidak heran, jika penguasa, yg terpandang, berkedudukan, tokoh masyarakat, si miskin, si kaya, si cantik, si tampan dan buruk rupa, mau tidak mau mendapatkan predikat atas posisinya. Entah apa sebabnya perbedaan2 tsb diatas menjadikan jenjang yang panjang, dan menimbulkan kecemburuan sosial yang mengecewakan pihak2 lapisan yg kurang dihargai, dan sebagian tanpa diminta menilai dan menghormatinya secara istimewa.

Mereka terlanjur berasumsi bahwa yg berposisi diatas, dan berkulit bening adalah yang berhak, pantas, berkualitas dan patut disanjung secara khas, sebaliknya, yang ada dibawah tanpa adalah yg tertindas, membuat mereka enggan menengok dan menghargainya dg pantas.
Mereka lupa dan sengaja melupakan bahwa hakikat manusia adalah sama, memiliki hati, rasa, fikiran, keinginan, dan dan yg terpenting adalah sama2 makhluk sederhana yg harus telanjang dr segala predikat, atribut, identitas, pakaian, dan kulit pembungkus batinnya, karena hakikatnya manusia adalah makhluk spiritual, dimana urusan tentang keduniawian adalah semata cangkang yg akan membusukan dirinya jika tidak segera dikupas dan dibuang.

Aku pun dulu sangat bodoh dalam belenggu mata yang terbeliak pada khalayak alam fatamorgana dan ilusi rasa, terjebak pada buah kelapa yang tak mampu kukupas dan nikmati isinya, hanya kupegang, kutimang2, kuteliti kulitnya dalam kegamangan yang membingungkan, sungguh memalukan.
Aku terlahir dr keluarga kecil sederhana, terbiasa merasa cukup dlm situasi ekonomi yg kurang dr cukup, tapi aku besar dlm keluarga yang kaya akan perhatian dan kasih sayang, membuat kami semua kenyang dan berkecukupan rasa dalam hidup yg penuh keprihatinan, easy going with love families.... ;)
Aku terbiasa dgn keterbukaan satu sama lain, saling membuka hati, mengenali dan menutupi apa yg terjadi dalam kekurangan atau tempaan batin satu sama lain, bincang2 kami tak luput dari isi dan kualitas hati, membuat kami menjadi keluarga yg cukup peduli dg manisnya harmonisasi.
Keadaan yg kurang, tdk membuat kami merisaukan kepuasan dan kebahagiaan, terbiasa utk selalu menerima apa yang ada, menikmatinya dgn sedikit berbagi adalah menjadi kelebihan rejeki kami yg tak ternilai dg materi.

Beranjak dewasa, aku mulai diajarkan mandiri, sekolah dg tempat tggl kost, kuliah dg tggl di rumah saudara, yang keduanya merupakan pengalaman riwayat hidup yang tidak enak dan memilukan pada saat itu, pun jika dikenang tanpa kesadaran.
Berbekal ilmu kepribadian dr keluarga, dan keterampilan mengerjakan pek rumah tangga, aku mampu melewatinya dg jatuh bangun dan tangisan air mata yg kerap disembunyikan di halaman belakang rumah tetangga. Menahan rasa pedih, kecewa, adalah menjadi biasa dan terlatih hingga ak mampu selesaikan belajar dg mulus, meskipun ternyata kegemilangan prestasiku awal masalah besar karena kecemburuan saudaraku, dimana ak tggl di rmhnya dan kuliah dlm jurusan yg sama.
Singkat cerita, ak mulai dijauhi, hub persaudaraan kami tdk senyaman sebelumnya lg, dg fitnahan yg kuterima dr mslh kuliah, sampai akhirnya hub ak dg pacarku (skrg jd suami) dipecah belah dan diadu dombakan dg sadisnya, sungguh diluar dugaan.

Sekali lagi, dgn terbiasa hidup menerima tempaan dlm segala persoalan, aku mampu melewatinya dan berhasil mempertahankan hub kami sampai menikah kemudian, perjalanan yg tdk mudah, mahal dan sakral.
Masih belum seberapa, karena setelh menikah tempaan hidup tidak berhenti sampai disana, apapun itu, aku telah lewati dgn kepekaan batin yang kuperjuangkan disetiap helaan nafas kehidupan sampai detik ini, hingga segalanya berubah kurasakan, kepedihan menjadi kenikmatan yg mengandung candu tanpa penawarnya, kesulitan menjadi makanan yg lezat yg mampu mengenyangkan dan menghapus dahaga rasa kebatinan.

Aku, Realitas & Pribadiku...(2)

by Ellyssee Lavin (Notes) on Sunday, June 20, 2010 at 9:05pm


Ketika melewati segala realitas hidup dan sejuta sensasi rasa, batinku teramat lugu dalam bajunya, laksana badut yg bingung memainkan aksinya, hanya mondar mandir di depan kaca yg buram tanpa bayangan jelas, tak mampu melihat rupaku atau sekedar berhias.
Ketika menerima segala hal yg tak kusuka, menjadi kepiluan diatas kecewa, ketika menerima pukulan yang menyakitkan, menciptakan luka perih dan kepedihan yang dalam, ketika tersudut, terpuruk dari beban dan tekanan dlm kesendirian, membuatku limbung dalam kebingungan diatas ketakberdayaan, berat, sakit, pedih, pilu, dan menyedihkan, itulah aku semasa buta mencari "gaya" dalam cara mencari kejati dirian.

Keterbatasan ilmu n pengalama membuatku nampak tolol dimataku sendiri, tak memiliki pengetahuan, tdk memahami kesejatian yg kukira mustahil kukejar, karena aku bingung mencari pegangan yg dpt memberikan bimbingan.
Kesana kemari berharap n berkhayal dlm dambaan, ingin mendapatkan seorang guru demi menemukan asali siapa aku.
Hingga suatu saat aku harus ditherapy dgn masalah kandunganku, salah satu saudara sepupuku menyarankan dan mengajaku menemui guru spiritualnya di daerah Jakarta waktu itu, aku dan suami sepakat n menyetujui anjuran sepupuku. Singkat cerita kami bertemu dan menceritakan apa maksud dan tujuan yg dibawa kesana, awalnya kupikir therapy yg diberikan adlh seputar dunia alternatif pengobatan, tetapi sungguh diluar dugaan, org tsb sama sekali tdk menyinggung ttg medis atau sisi alternatif pengobatan yg kuduga sblmnya. Yang kuterima justru therapy spiritual, n yg pertama kali aku tahu, beliau mengajariku ttg menghidupkan energi murni dr tubuhku, pemasrahan diri, dzikir2, meditasi, dan anjuran pola makan (vegetarian), selebihnya byk diberikan pencerahan2. Setelah melakukan semuanya, entah sugesti atau apa, Tuhan mengabulkan do'a dan membuahkan hasil dr segala upaya, lahirlah Vina, anakku yg pertama yg ditunggu sekian lama.
Dengan hadirnya Vina, aku masih penasaran dg Guru Spiritual tsb yg telah byk memberikan ilmu, aku tinjau ulang awal kejadian itu, bukan suatu kebetulan, bukan pula keberuntungan, tetapi ini Rencana n Kehendak Tuhan, betapa Tangan HalusNYA menuntunku tuk mendapatkan keyakinan baru.

Adalah aku telah mulai mampu perlahan membuka mata batinku, dgn ilmu dariNya, aku merasakan ketagihan akan rasa dimana aku tengah melaksanakan therapy2 darinya, nikmat dzikir, ketenangan dlm meditasi, tak sabar menanti waktu shalat, dan rindu mengenangNYA setiap saat, percaya atw tidak, ketika ak melakukan semuanya, entah knp aku malah terlupa dg tujuan semula (ingin mempunyai anak), aku merasa terlena dg rasa Nikmat setiap saat memuji dan memujaNYA, aku telah dibuat Jatuh Cinta dg kemabukan yg tercipta tiba2, aku tdk lagi ingat akan tujuan sebelumnya, yg aku rasa hanya nyaman, damai, nikmat dan merasakan kebebasan pribadi yg sulit digambarkan dg kata2. Itu awal aku mengetahui akan "hakikat" hidup dan keTuhanan dgn jalan yg tak disangka sangka.

Selanjutnya, setelah itu hidupku berubah, karirku naik pesat, materi kudapatkan dg mudah, dan apa yg terjadi, aku mulai goyah dg keduniawian, aku tdk lg rajin melakukan meditasi, dzikir2 Illahi dan mengenang sang Rabbi, kesibukan kerja dsb, membuatku angkuh hati dlm perjalanan mengenali diri, nikmat yang sengsara, puas yang menebar bisa, bangga yg memenjara, kesenangan yang palsu semata.
Namun Tuhan tetap Setia dan begitu mencintaiku, meraih dan merangkulku segera melalui satu prahara, aku pulang dr Jakarta, meninggalkan segala kenangan, dan kesenangan dr kemewahan dunia yg tengah kunikmati dg bangga. Keputusan suami n mertua adlh Kehendak Tuhan yg tak mampu kutolak lg, aku ikuti dan menerima apa yg terjadi, dimana dg jujur aku akui, saat itu menyakitkan dan terpaksa kujalani.
Tanpa aku ceritakan detailnya, (sebenarnya sudah diceritakan scr singkat dlm catatanku yg tdk tuntas kubuat dg judul "Sirat Batin, Surat Jiwa...") aku jatuh bangun dalam episode itu, betapa level penderitaan yg kuterima sangat luar biasa bagi batin dan jiwa.

Aku yg masih mentah, aku yg masih bodoh, terlunta lunta menahan sesak sakit rasa penolakan yg meronta, ingin berlari dan mengakhiri kenyerian yg menyiksa diri, bgm tidak, yg terjadi membuatku tak mampu teriak dan menangis ketika merasakan sakitnya, tak munkin n tak berdaya menolak, tak mampu juga menerima, posisiku sangat sulit, istilahnya apapun yg kulakukan amat berat resikonya, bagaikan buah simalakama.
Mencintai suami dan si buah hati, menyayangi keluarga n org tua, adalah alasan pertama yg membuatku bertahan, meski harus susah payah kujaga dan kupelihara dlm keironisan, bertepuk sebelah tangan.
Tuhan tak menghendaki aku larut dlm kebimbangan dan ketidakpastian akan pemahaman "hidup" yg aku kira mulai ragu utk menjalaninya dlm sanggup, batinku mulai berdenyut hidup, matanya perlahan terbuka, aku mulai terbiasa menerima kepahitan dan kenyerian segala luka, jiwaku mulai lentur bijak sikapi rasa, dalam diam dan diam aku kunyah dan kutelan perlahan, hatiku mulai lembut kenali keikhlasan.

Wild Edelweiss 2

by Ellyssee Lavin (Notes) on Saturday, June 19, 2010 at 2:12am


Edelweiss si bunga abadi...
Kukira mudah meniru, dan menjadi dirimu
Tak pernah pula aku merencana, dari ilalang aku mencari yang lebih darinya
Dari mengagumi rumput biasa dengan pribadi hebatnya, dan menginginkan menjadi bunga mahal dan abadi dalam ketegarannya, dalam kecantikannya, terlebih ke"hidup"annya yang luar biasa

Edelweiss si Bunga Abadi...
Diatas gunung sana, di puncak kesunyian yang hampir hampa,
engkau bersemi dalam hidup bahagia
Engkau tak risau tanpa warna memukau, tiada khawatir tumbuh sendiri dalam lingkaran getir, engkau hujamkan akarmu penuh bijak
Engkau kian cantik dialam liar, dalam tuntutan hidup kasar, kian dewasa dan semakin tegar
Pilihan hidupmu istimewa, lain daripada ribuan lebih bunga
Pribadimu luar biasa, begitu luhur dan bernilai bijaksana

Edelweiss si bunga abadi...
Hanya sekelumit pemahaman yang mau mengerti, tak banyak pengertian pula yang cukup mengenali
Diammu adalah bahasa tingkat tinggi, jauhmu adalah sebuah kemahalan eksistensi luhur budi
Dalam senyap dan keasingan, alam pun kau taklukan menjadi sahabat seperjalanan, dalam menjalani kehidupan
Edelweiss si bunga abadi...
Aku kian mengagumimu dari setiap sisi, bukan wajah jelita rupa atau mencari harum wangi bunga
Betapa engkau lambang jiwa yang tak pernah kerontang dalam dahaga, sungguh engkau pribadi dengan ketegaran hidup yang tangguh, berhati kukuh, menjalani hidup yang terkadang kau pijak ditepi tebing yang curam dan rapuh tanpa keluh
Engkau tak pedulikan seputarmu yang penuh kaku tak pedulikanmu, kesendirian kian membuatmu tegar tiada layu, keterasingan kian buat batinmu kuat setiap saat tanpa berharap
Hanya lurus tinggi tetap engkau hidup menghadap, ikhlas tulus hanya mencintai keTunggalan Sang Dzat
Karena hanya Dia yang menjadi alasan betapa hidupmu kian hebat, dalam hakiki yang abadi dan begitu diCINTAI dalam Mencintai Sang Sejati

dari dan kepada Edelweiss si bunga abadi.....

BERCINTA DALAM PEDIH....... sesungguhnya, tiada senang, bukan pula kesedihan, ketika hidup matiku hanya urusanku dengan Tuhan...

by Ellyssee Lavin (Notes) on Sunday, April 25, 2010 at 8:05am



Pedih....
Bicaralah padaku, bukankah kita kian akrab bercengkrama
Habiskan waktu sisa hidupku yg tiada tentu, kita berpadu dibilik qalbu

Pedih, menangislah dipelukanku
Bukankah perihmu kendati menjadi selimut malam2ku
Air mata kita jatuh seirama suara gerimis yang menyentuh

Pedih.....
Kidungmu kunikmati dalam nyanyian perih
Bersyairkan sirat jiwa dari Surat sang Kekasih
Membuai sukma merana, menantikan sentuhan CintaNYA

Pedih.....
Berikan seluruh rasamu walau nyeri
Biar kan aku menjadikannya prasasti dititian sanubari
Biar kunikmati sakitnya hingga aku lemas dan terhempas dialam fana

Pedih....
Engkau bijak buatku bahagia
Ada haru penuh kebiruan rindu, menjadi cahaya syahdu pudarkan sembilu
Betapa sakti luka yang ada, mematri kasih dari seribu sendu nan sedih

Pedih.....
Apapun engkau, tinggalah tanpa buatku risau
Bukankah kita telah sama2 memahat setia
Mengukir Cinta di sepanjang prahara
Menuai bahagia didalam nuansa lara
Karena Kekasih kita telah menunggu begitu lama
Menanti jawab rindu dan balas harap CintaNYA

Pedih.....
Bagaimanapun wajahmu
Aku tak lagi bimbang meragu
Kumengerti bahasa dan rasa dari rasamu
Engkau hanya pesan berharga dari Maha Cinta diatas sana
Sampaikan sentuh kasih uluran rindu peluk Cinta
Betapa Dia tulus Akbar mencintaiku apa adanya tiada pudar

Pedih.....
Aku malu merajuk padamu
Hanya satu pesan dan kutitipkan salam untukNYA lewat rasamu
Ajari dan tunjukan caraku menCinta
Agar dapat diriku menjadi sahaya pemuja
Persembahkan rasa, segenap jiwa raga, tuk buktikan balas Cinta dariku yang hina

Pedih.....
Apakah aku layak jelita dalam CahyaNya
Apakah aku pantas kemilau dalam bias NurNYA
Apakah aku benar menaruh rasa dalam CintaNYA yang berbinar sinar
Akankah aku menjadi satu Cinta yang tepat membalas Cintanya

Pedih.....
Batinku belum usai bertikai
Pertanyakan rasa dalam sejuta wajahnya
Hatiku masih sayu menerima rayuanmu
Tinggalah dalam relung qalbu, rebahlah dan diamkan kecamuk sanubariku
Semaikan seribu nikmat dari setitik nyerimu
Hampiri dan bangunkan sadarku yg masih terlelap
Pendarkan ke setiap lebam luka, cahaya kasih yang berwajah sedih

Pedih.....
Terima kasih
Kau ajak aku dan tunjukanku jalan dimana aku dpt meniti Kasih
Mencintai Kekasih dalam indah nikmatnya perih

Pedih.....
Sampaikan pesanku melalui rasamu, katakan demi Kekasihku yang kurindu.....

".....Sambutlah utuh sembah rasa, dari rendahnya caraku menCinta, dariku yang dahaga akan sebenarnya bahagia karena Engkau semata....."

MAHABBAH..........

by Ellyssee Lavin (Notes) on Saturday, April 24, 2010 at 2:18pm


Kudaki perlahan bukit hijau beralaskan sembab rerumputan
Kuseret langkah, perlahan, tertahan dan tersendat diujung gelisah
Sisa embun di pucuk rumput nan rimbun, membasahi ujung gaun lusuh berwarna lembayung
Masih jauh tujuanku menuju puncak bukit biru
Dimana kudamba dan kurindu sunyimu tuk rebahkan gundahku
Rasaku mengalun sendu, menuntun kembali mata hati tuk bersitatap padaMU
Seperti nyanyian seruling yang memekik nyaring
Kepiluan kendati menjeritkan kesyahduan yg masih terbaring
Peluhku menetes dingin.., nafasku terengah tercekat gundah kemelut batin
Diseputarku nanar menatapku yang beku terbiar sinar
Sepoi angin seolah risih menyapa wajahku yang menghiba sepercik kasih..., oh Tuhan, diriku sungguh sedih.....

Tanganku lunglai mendamba Engkau ulurkan peluk belaiMU
Tubuhku lelah merindu Engkau raih dan Engkau cumbu
Jiwaku letih ratapi pedih, menanti Engkau hangati aku dalam Kasih

Duhai Kekasih.....
Masihkah Engkau biarkan aku tetap menunggu
Dalam titian ikhlas sabar yang kian terjal
Betapa aku pertaruhkan segala setia, tuk buktikan sembah sejati rasa
Begitu lama aku tersenyum nikmati luka, demi berharap Engkau berbalas cinta
Jika kemarin aku lemas dalam tangis yang terkemas
Kini aku merasa takut dan cemas, jika ternyata cintaku hanya terbias diatas lukisan kanvas
Mengapa relaku tak kunjung tajam dalam tempa, ketika Cintamu mengujiku disepanjang prahara

Duhai Kekasih.....
Dengarlah nyanyianku dalam kidung lirih
Kuhabiskan sudah suara sepenuh jiwa
Dendangkan syair Takbir tembangkan lirik Dzikir dalam irama hampa yg bergelora
Kutanggalkan semua pakaian dan aku datang dalam jiwa yang telanjang
Aku berlari dalam nurani, aku menggapai dalam fana yang damai
Kukayuh biduk sadar, kuarungi lautan pesisir kepedihan, mencari kedalaman pasrah yg terindah agar sampai birahiku padaMU

Duhai Kekasih.....
Nikmat ini menyayatku dalam sembilu
JamahMU meluruhkan getar jiwa sukmaku
Rinduku kau balas Kasih membius luka qalbu yang lebam membiru
Aku kalah, rebah menyerah dalam keperkasaanMU yang Megah

Duhai Kekasih.....
Kenyang sudah aku berenang dalam lautan sekam
Aku telah puas menelan minuman kepahitan dalam ribuan gelas
Kini aku mulai belajar menerbangkan layang layang sejuta impian
Saatnya kumenyapu ingin dari sejuta keinginan dahaga dunia
Tiba sudah kugubah Cinta menjadi keagungan Mahabbah
Segenap jiwa selaksa raga seluas rasa ikhlas kupersembah

Duhai Kekasih...
Baru saja kulepas gerimis tangis
Kubasuh mata dan pandanganku agar suci seketika
Bahwa yang ada tak pernah buatku merasa ada
Bahwa hanya yang Tiada yang senantiasa merasa diriku ada dan diCinta
MencintaiMU tidak semudah ketika tak kukenali siapa diriku
CaraMU mencintaiku, buatku kian kasmaran menelanjangi kearifan
CaraMU mengasihiku, merubah pahit qalbu menjadi candunya madu

Duhai Kekasih.....
Bawa aku lagi terbang tinggi diatas harum bau syurgawi
Ajak aku pergi melintasi pesona alam Nirwana
Ketika hati berpijak pada sang pasti
Ketika jiwa bijaksana melepaskan cintanya
Ketika qalbu berikrar tanpa niat ingkari qadar
Bangunkan Atmaku tuk sepenuhnya terjaga dalam sadar
Peperanganku hanya romantika mencari cahaya, dari perjalanan yang merindukan sinarnya

Duhai Kekasih.....
Mestinya aku mencinta sebagai pemuja
Harusnya aku berkasih tiada berpamrih
Meski aku tahu, masih besar jiwaku terbalut rajutan dan jaring nafsu
Hingga nalarku yang lalu telah keliru berujar padaMU
Maafkan aku dari sejumput udara yang kuhirup
Ampuni aku lagi dari air asin yang terbit diseluruh pori
Genggam tanganku, tuntun langkahku mendaki perbukitan biru, demi kutanggalkan rinduku dalam kenikmatan haru

Disana aku kan teriakan do'a insan pemuja
Diatasnya kan kulepaskan panah Cinta dari busur tersuci jiwa
Biar langit, cakrawala dan sejagat raya bersamudera, menjadi saksi sejati alam hati
Jatiku kuleburkan dalam pesonaMU
Lepaskan segala kemelut dari kepalsuan dan risalah hidup
Kembali dan berlari menghampiri muara air suci
Membasuhi kerontang kasih sayang dari Sang Hyang
Yakinkan kaki mencari jalan terang

Duhai Kekasih.....
Mungkinkah kau hendaki aku buktikan cinta padaMU
Dalam hidup sebelum matiku
Temukan dan rasakan sejatinya Cinta
Dalam nikmat dari pedih dunia yang kurasa....???
Hanya dgn KuasaMU
Hanya dgn Ridhamu
Aku mampu menjadi seorang Mahabbah...
Tanpa mengharapkan bau harum dan indahnya pesona Syurga.....

ANTARA HUJAN, KENANGAN DAN CINTA..........

by Ellyssee Lavin (Notes) on Wednesday, April 21, 2010 at 10:47pm



Kudengar sayup... ribuan lebih butiran air jatuh di hujan yang kuyup
Suaranya biasa saja singgah ditelinga
Gemericik, dan terkadang sesekali mengecil dan kemudian berisik kasar kembali
Hawa dingin selimuti malam yang muram
Perangainya kian kelam tanpa kehadiran rembulan dan kilauan bintang - bintang
Sepi pun merayap menyelinapi dinding benak
Angan kian ramai meracaui hati yang mulai bernyanyi

Kali ini ingin kuisi malam dengan puisi - puisi kisah sunyi
Karena aku telah begitu lama jatuh cinta bermain rasa
Menabuh kembali suara hati dialam kenangan lama
Kusut masainya asyik kusisir dalam telaah damai
Kelam kusamnya kuulang belajar menata bijak dalam sadar
Masa lalu yang usang, kini terasa hidup dalam alunan irama rindu yang menyala redup
Tiada bekas selain kunamakan masa kecil dalam kelas
Bukan sisa jaman selain legenda yang sarat akan usungan pelajaran
Tiada yang pantas dilupakan seperti ausnya arti kenangan, hanya manisnya kau rasai dg senyuman, dan pahitnya kemudian kau buang dalam cibir kemunafikan
Sepertinya sengaja, kau benamkan luka lama, pedihnya kau kuburkan dengan nisan tak bernama
Kau lupakan pesan makna derita yang membekas diatas kerandanya

Seolah jengah kau akui dirimu telah alami kalah
Sepertinya engkau malu pada cermin lalu yang lekat menatapmu
Bahkan kau katakan tidak diujung bibir yg getir, sementara hatimu gumamkan iya dalam waktu yang sama

Suara hujan tak terdengar lagi, lamunanku seketika tersisa separuh rasa
Dahulu dan kini memacu hasrat diri tuk lebih jujur mengakui
Aku baru menyadari, apa yang kupelajari dari kenangan di usangnya diary, siapa yang pantas kujadikan saksi sejati akan catatan hidup dan essensi diri

Dahulu.., yang kemarin masih berserakan dipelataran batin
Masa lalu.., yang semalam kusimpan dan kubenamkan dalam dalam
Kini tergugah gigitan sunyi malam yang mencekam, kembalikan lembar2 serakan kenangan yg kini telah terangkum dalam buku bersampul terang
Kisah yang tertera indah terjalin dalam puisi dan cerita jiwa
Dari bait bait yang tersurat pahit, tak lagi terasa dan terbaca sakit
Setiap sirat dari syair syair yang bernyanyi getir, terlahir pasti kebekuan hati yang perlahan mencair
Lirik yang menarik, mendendangkan makna lagu rindu qalbu yang cantik

Kupisahkan antara hikmah dan risalah
Masa lalu tak selamanya pantas dijadikan sejarah bersalah
Betapa sesal tak sepatutnya larut buat jiwaku tersudut
Andai warnanya tersaput kelabu tebal kabut hidupku
Cerminnya telah jujur tulus menjadi guru pribadiku
Sebuah potret diri yang tak semestinya kurobek dalam benci
Namun garis dan warna nasib mampu buatku lebih mawas menelisik
Rasa yang dahulu ada tersisa betapa indah kujadikan pujangga
Perjalanan tetap mengalir dalam ritme dan irama yang sama
Hanya kesadaran yang menentukan keusaian riuhnya gundah gulana
Lupakan saja diary yang lama, andai telah kau serap habis makna ceritanya
Usah hiraukan sebaris petikan kisah sadis yang sempat buat sisi qalbumu pedih teriris
Karena waktumu mungkin saja hampir dekati batas habis
Buatlah pagar diri agar langkahmu kakimu tak jatuh tergelincir lagi

Diamlah dan kenang dirimu dalam senyap yang tenang
Hempaskan belenggu nafas berat yang sesakkah dadamu
Rasakan sepimu hampiri kesejukan arti merindu
Dekati nurani dan ajak dia mengupas kemelut merahnya hati
Karena warna sejatinya hanya suci yang paling murni
Sentuh jiwamu dalam jeritan terdalam
Rasakan cekam dari diam biarkan damai memelukmu sisihkan kegamangan
Biasakan rasa hampa hadirkan keutuhan jiwa berjumpa sang tunggalnya
Cinta dalam sadar, seperti hamparan taman kembang mawar
Hadirkan cita rasa pada dzikir seorang pemuja
Hasrati CintaNYA, hadapkan wajahmu kearah dimana sang Cinta
Ketika jiwa dahaga seteguk air jernih, tak ada lagi gunanya gula
Sejak kudengar tentang dunia Cinta
Kumanfaatkan hidupku, hatiku dan pandanganku di perjalananku
Aku pernah berfikir sebelumnya, bahwa Cinta dan yang dicinta itu berbeda
Kini aku mengerti bahwa keduanya sama

Indahnya menuliskan kisah berburu hikmah dari segala makna
Cerminku baru saja melahirkan wajah baru yang tak berbeda
Hanya sinar dan auranya terpantul berbeda warna dan cahaya
Setelah kelamnya kenangan hadir memberikan kesaktian wejangan
Kelabunya seketika menjadi maha guru bagiku
Kepahitannya biaskan manisnya sebuah tafakur rindu
Perihnya berganti rasa damai dalam asa yang pasti bahagiakan janji hati

Lebih dari sekedar puisi, ketika kian dalam sadar ini mematri hati
Aku tak semestinya lara dalam mencari CintaNYA
Aku tak pantas menangis saat KasihNYA mencurahiku tiada batas habis

Tiada niat didada tuk menjadi pujangga
Ketika hati tulus mencairkan beku dendam rindunya
Menggemakan harap dalam gaung dzikir dan do'a
Mengisi sunyi melalui diam dan sendiri menjamahi damai Kasih Illahi
Menghangatkan kesendirian dalam cengkrama pelukan sang Rahman
Menyemai pasrah, menuai berkah demi menenangkan lautan jiwaku yang gundah

Kekasih...
Balas rinduku dari rasaku yang terpedih
Jawab do'aku dengan Cinta yang tak pernah kujumpa