1 Tauladan
Anggaplah kebaikan dan
kejahatan itu sebagai dua biji dari dua dahan yang berbeda, tetapi
berasal dari satu akar yang sama. Satu dahan mengeluarkan buah yang
pahit, sedangkan satu dahan lagi mengeluarkan buah buah yang manis.
Oleh karena itu, tinggalkanlah kampung
dan pasar tempat buah-buahan itu dijajakan dan jauhkanlah dirimu dari
orang-orangnya. Pergila ke akar itu sendiri, jadilah penjaga akar itu
dan dapatkanlah pengetahuan tentang kedua dahan dan buah tersebut serta
tentang sekitarnya, kemudian tetaplah kamu tinggal berada dekat dahan
yang mengeluarkan buah-buahan yang manis.
Makanlah buah yang manis itu dan
jadikanlah ia sumber kekuatanmu. Jauhkanlah dirimu dari dahan yang
mengeluarkan buah-buahanyang pahit, karena buah-buahan itu mungkin dapat
meracuni kamu. Jika kamu bersikap demikian, maka akan selamatlah kamu
dari semua kejahatan, karena kejahatan dan bencana itu datang dari
buah-buahan yang pahit itu. Jika kamu menjauhi akar itu dan berada di
tempat-tempat yang jauh, lalu buah-buah itu dibawa ke hadapanmu setelah
dicampur adukkan antara buah-buah yang manis dengan buah-buah yang
pahit, sehingga kamu tidak lagi dapat membedakannya, kemudian kamu terus
memakannya, maka mungkin kamu akan mengambil buah yang pahit dan
terkena racun buah yang pahit itu. Jika pada mulanya kamu memakan buah
yang manis lalu manisnya itu masuk meresap ke dalam tubuhmu dan kamu
mendapatkan manfaat darinya serta menjadi bahagia, maka besar
kemungkinan kamu tidak akan merasa puas dengannya dan besar kemungkinan
pula kamu akan memakan buah yang pahit, sedangkan kamu tidak yakin bahwa
buah yang kamu makan itu adalah buah yang pahit, sehingga kamu akan
mengalami apa yang telah dikatakan diatas tadi, yakni keracunan.Oleh
karena itu, tidaklah baik kamu menjauhkan diri dari akar dan tidak tahu
tentang buah-buahan itu.
Keselamatan akan kamu dapatkan, jika kamu berada dekat akar itu. Kebaikan kejahatan adalah ketentuan Allah Yang Maha Kuasa.
Firman Allah, “Mereka berkata,
“Dirikanlah suatu bangunan untuk (membakar) Ibrahim; lalu lemparkanlah
dia ke dalam api yang menyala-nyala itu.” (QS 37:97)
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Allah telah menjadikan manusia yang menyebelih dan juga binatang yang disembelih.”
Perbuatan hamba Allah itu adalah ciptaan
Allah, begitu pula hasil atau akibat perbuatan itu. Allah berfirman, “…
orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan
mengatakan (kepada mereka), “ Salamun ‘alaikum, masuklah kamu ke dalam
surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”.” (QS 16:32)
Segala puja dan puji adalah bagi Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Allah
memberikan perbuatan itu kepada mereka. Dan Allah mengatakan bahwa masuknya mereka ke dalam surga itu adalah karena perbuatan mereka, padahal sebenarnya adalah karena pertolongan, izin dan rahmat Allah juga.
memberikan perbuatan itu kepada mereka. Dan Allah mengatakan bahwa masuknya mereka ke dalam surga itu adalah karena perbuatan mereka, padahal sebenarnya adalah karena pertolongan, izin dan rahmat Allah juga.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak ada orang yang masuk surga karena perbuatannya sendiri.”
Beliau ditanya, “Apakah engkau juga tidak, wahai Nabi Allah ?”
Beliau menjawab, “Ya, walaupun aku sendiri, kecuali jika Allah melimpahkan Rahmat-Nya kepadaku.”
Ketika beliau mengucapkan hal itu, beliau meletakkan tangannya di atas kepalanya..
Cerita ini disebutkan dalam satu hadits
yang dibawa oleh Aisyah ra., Oleh karena itu, jika kamu dapat
melaksanakan perintah Allah, dapat melakukan kebaikan dan mampu
manjauhkan dirimu dari hal-hal yang haram, maka hendaklah kamu kembali
dan berserah diri kepada Allah yang telah menjadikan kamu dapat berbuat
demikian.
Dia akan melindungi kamu dari noda dan
dosa serta menambahkan kebaikan kepadamu. Dia akan memelihara kamu dari
ternoda oleh dosa, baik berkenaan dengan hal agama maupun dengan hal
keduniaan. Berkenaan dengan hal keduniaan,
Allah berfirman,
“Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mu’minin dan mu’minat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata, “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.” (QS 24:12)
“Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mu’minin dan mu’minat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata, “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.” (QS 24:12)
Berkenaan dengan hal keagamaan, Allah berfirman, “Mengapa Allah akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman ?
Dan Allah adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.” (QS 4:147)
Apa yang dapat dilakukan oleh bencana dan
malapetaka terhadap orang yang beriman dan bersyukur, sedangkan dia
lebih dekat kepada keselamatan daripada malapetaka, bahkan dia dalam
keadaan senang lantaran dia bersyukur ? Allah berfirman, “Dan (ingatlah
juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan,
“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambahkan (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengikari
(ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS 14:7)
Bahkan iman kamu itu dapat memadamkan api
neraka di akhirat kelak, api yang akan membakar orang-orang yang
berdosa. Dapatkah iman itu memadamkan api malapetaka dalam hidup di
dunia ini ? Dapat, ini telah dirasakan oleh orang-orang yang beriman
kuat dan oleh orang-orang yang telah mencapai derajat Wali dengan ijin
dan pilihan Allah sendiri. Setiap orang tidak akan lepas dari malapetaka
yang menimpanya, tetapi hal ini dapat diatasi dengan keimanan yang
benar-benar.
Keimanan setiap orang akan diuji dengan
malapetaka, bencana, kesusahan dan penderitaan, tetapi semua itu
hendaklah diatasi dengan keimanan yang kuat. Orang yang lulus dalam
ujian itu dapat membersihkan dirinya dan dalam dirinya akan timbul
semangat tauhid, hatinya akan dipenuhi dengan ilmu hakekat dan
rahasia-rahasia Allah yang ghaib lalu orang itupun akan bertambah dekat
kepada Tuhan semesta alam. Hati itu diibaratkan sebagai sebuah rumah dan
rumah itu tidak boleh dihuni oleh dua orang, tetapi rumah itu harus
dihuni oleh Yang Satu saja, yaitu Allah.
Allah berfirman, “Sekali-kali Allah tidak
menjadikan bagi seseorang dua buah hati dalam rongganya dan Dia tidak
menjadikan istri-istrimu yang kamu zhihar itu sebagai ibumu, dan Dia
tidak menjadikan anak-anak angkatmu sebagai anak kandungmu (sendiri).
Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulutmu saja. Dan Allah
mengatakan yang sebenarnya dan Dia menunjukkan jalan (yang benar).” (QS
33:4)
Allah juga berfirman, “Dia berkata, “Sesungguhnya raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya dan menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina, dan demikian pulalah yang akan mereka perbuat.” (QS 27:34)
Mereka menghina orang-orang yang mulia
dan menyusahkan orang-orang yang senang. Jika hatimu dikawal oleh setan
dan oleh hawa nafsumu, maka hati itupun akan mengawal anggota-anggota
badan lalu melakukan hal-hal yang tidak terpuji. Jika hati itu telah
dibersihkan dari perkara-perkara tadi, maka iman akan subur dan hati
itupun akan diduduki oleh tauhid, iman dan ilmu Allah.
Semua ini baru akan didapati setelah
menempuh berbagai cobaan dan godaan. Nabi Muhammad pernah bersabda,
“Kami, para Nabi adalah golongan yang paling berat diuji,
sedangkan yang lainnya adalah sesuai dengan tarap mereka.”
sedangkan yang lainnya adalah sesuai dengan tarap mereka.”
Nabi juga bersabda, “Aku lebih mengetahui Allah daripada kamu dan aku lebih takut kepada Allah daripada kamu.”
Orang yang dekat kepada raja harus selalu waspada dan bersopan santun. Apabila derajat di sisinya dinaikkan, maka resikonyapun semakin besar, karena orang itu harus berterima kasih kepadanya, mengabdikan dirinya kepadanya dan jika sedikit saja dia menyeleweng dari perintahnya, maka berarti dia menentangnya.
Allah berfirman, “Hai istri-istri Nabi,
barangsiapa di antara kamu mengerjakan perbuatan keji yang nyata,
niscaya akan dilipatgandakan siksaan kepada mereka dua kali lipat. Dan
adalah demikian itu mudah bagi Allah.” (QS 33:30)
Allah berfirman demikian kepada mereka,
karena karunia-Nya kepada mereka telah disempurnakan dengan membawa
mereka berada di sisi Nabi. Bagaimanakah kedudukan seseorang yang dekat
kepada Tuhan: Allah Maha Tinggi dan tidak ada sesuatupun yang serupa
dengan-Nya.
Allah berfirman, “(Dia) Pencipta langit
dan bumi, Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri 38
berpasang-pasangan dan dari jenis binatang ternak berpasang-pasangan
(pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada
sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi
Maha Melihat.” (QS 42:11)
No comments:
Post a Comment